webnovel

Devil Fighter

Semuanya hancur akibat bencana besar. Mungkin itu adalah bencana terbesar yang pernah dialami umat manusia setelah kepunahan dinosaurus. Bisa dikatakan itu adalah sebuah kiamat. Hanya sedikit yang tersisa dari bencana itu. Orang-orang yang masih bertahan berubah menjadi iblis. Mereka dipaksa untuk bertarung satu sama lain untuk mendapatkan kebebasan dan buminya kembali. Silahkan baca cerita selanjutnya untuk bisa tahu segalanya

cland_ster · 軍事
レビュー数が足りません
1 Chs

Awal Mula

Mereka pikir orang yang telah mati hanya akan pergi ke surga dan neraka. Tapi, itu semua salah!!! Beberapa dari mereka bisa bertahan dari kematian.

Mereka yang bertahan dari kematian jiwanya akan diselimuti oleh kekuatan iblis. Untuk dapat terbebas dari kekuatan iblis, mereka harus bertarung satu sama lain sampai mati untuk mendapatkan kebebasannya kembali.

Tapi, hanya ada satu yang akan dibebaskan. Oleh sebab itu, mereka harus bertarung terus menerus sampai ada salah satu yang terbebaskan dari permainan iblis.

Hari itu 5 orang anak untuk pertama kalinya melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya. lebih gelap dari malam dan lebih menakutkan dari apa yang pernah mereka masing-masing lihat sebelumnya.

Awan yang tadinya berwarna putih sekarang berubah menjadi hitam pekat. Mengubah siang menjadi gelap layaknya malam. kilatan petir menyambar mulai terlihat membungkus Awan hitam.

tik..tik...tik...tikk..tik....(suara rintikan hujan terdengar perlahan)

hujan perlahan turun membasahi. Tapi mata mereka tetap terbuka lebar memandang langit. Petir yang tadinya hanya membungkus Awan hitam, sekarang mulai mengamuk tak tentu menyambar dan menghancurkan semua yang disentuh. Suaranya menggelar menakuti semua makhluk yang bisa mendengar.

Semua orang masuk ke rumah masing-masing, menutup pintu dengan rapat berharap semua ini cepat berlalu.

Tak terkecuali 5 orang anak itu, mereka berlari ketakutan melihatnya.

dwarrrrr.....!!!petir dengan diameter terbesar menyambar salah satu dari 5 anak itu, seketika tubuh yang tadinya utuh menjadi hancur bertebaran. yang masih terlihat jelas hanyalah sisa tulang-tulangnya saja.

Indra...!!!!!!teriak ke empat anak-anak itu secara bersamaan. air mata mereka menetes bersamaan dengan hujan. Rasa takut, sedih, dan panik bercampur jadi satu menghampiri.

Aaaahhhhhhh....!!!!!! teriak salah satu dari mereka berlari dengan cepatnya.

Tolong...tolong.....aku tidak mau mati... tolong...

haa .....haa..ha... suara nafasnya terdengar terasa berat.

Di depannya banyak orang berlari menuju ke tempat ia berdiri, dia kebingungan melihat semua orang yang datang melewatinya.

Angin kencang mulai terasa menyentuh tubuhnya. Pusaran angin yang tinggi terlihat di belakang orang-orang yang sedang berlarian. Menjulang tinggi dari atas tanah sampai ujung langit. Menelan dan menghancurkan semua yang dilalui.

"Tornado"

Angin itu semakin mendekat dan menghisap semua yang berada di dekatnya

Aaaaa........!!!!

Keparat, apa lagi ini. Kenapa semuanya menjadi begini. Sialllll...aku tidak mau mati...

Bayu berlari kencang melewati beberapa orang yang tadi melewatinya.

Satu persatu orang dibelakangnya mulai menghilang tiap detik. Hingga akhirnya Bayu yang berada di urutan terakhir.

Ahhhhhhh....!!!!!!!! Tolong....!!!!!Tolong....!!!!Tolong.....!!!

Ketiga temannya yang berada di depan cuma menangis karena tak bisa melakukan apapun. Dalam hati mereka meminta maaf kepada Bayu. Melihat temannya yang berada di ujung garis kematian dengan matanya sendiri.

Bayu tertutupi oleh angin tornado, dia mencoba bertahan hanya dengan memegang tiang besi yang mulai bengkok dan rapuh. Kakinya tak bisa bertahan menyentuh tanah, melayang ditarik angin tornado. Kulit-kulit di seluruh tubuhnya mulai terkelupas dan tertarik oleh angin tornado. Rasa sakit yang terasa, tak bisa ia suarakan. Tekanan dan tarikan yang dia rasakan menutupi semua rasa sakit. Bertahan....hanya itu yang dia pikirkan. Setelah angin tornado melewatinya, terlihat hanya kedua tangannya sajalah yang masih tersisa. Itupun hanya tulang saja.

Setelah beberapa menit berlari mengindari angin tornado ketiga anak yang masih berjuang itu mengikuti seseorang untuk ikut masuk ke dalam ruang bawah tanah. Disana sudah banyak orang yang masuk. Menjadikan tempat itu jadi sangat sempit. Pintu ruang bawah tanah tertutup tak bisa dimasuki lagi. Meskipun banyak orang di luar ingin memasukinya. Tak peduli anak kecil ataupun ibu hamil. Yang dipikirkan mereka semua adalah bagaimana cara bertahan hidup.

Ruang bawah tanahnya bergetar, semakin keras tiap detiknya. Retakan- retakan mulai terlihat di tanah

Kraakkk....krakk...krak.....suara-suara retakan tanah, kayu penyangga, dan dinding ruangan bawah tanah mulai menunjukkan wujudnya. Membesar dan mulai terlihat

Ahhhhhhh.... orang-orang di bagian bawah terjatuh. Tanah tak terlihat di dalam ruangan bawah tanah yang gelap sekarang terlihat jelas. Jauh ke dalam bumi hingga tak terlihat ujungnya. Orang-orang yang berada di bagian atas bertahan dengan memegang tiang-tiang kecil yang berada di pojok ruangan. Salah satu dari mereka yang takut mencoba keluar. Tapi tak selamat karena masih berada dalam jangkauan angin tornado

Mereka yang bertahan di ruang bawah tanah hanya bisa menunggu tornado lewat atau mati menyerah. Guncangan semakin terasa kuat beberapa orang yang tak kuat berpegangan jatuh ke bawah. Ruangan bawah tanah sedikit demi sedikit mulai terbelah menjadi dua. Sebelum ruangnya terbelah dan terpisah semakin menjauh. Orang-orang mulai memanjat naik keluar. Mereka merangkak menjauh karena masih dalam jangkauan tornado. Tapi tak semua orang bisa keluar. Salah satu dari ketiga anak itu terjatuh saat tanah disekitar bergetar, retak, dan terbelah menjadi beberapa bagian.

Menjauhlah...!!!! kata Ananta....nama anak yang jatuh itu.

Kedua temannya hanya bisa memandang temannya jatuh. Penyesalan dan rasa sakit di hati keduanya semakin membesar. Tak bisa melakukan apapun untuk menolongnya.

Angin Tornado sudah menjauh, mereka mulai berdiri lagi mencari tempat yang aman. Tanah masih bergetar dan rapuh, jadi mereka berhati-hati saat melangkah. Mereka melangkah terus sampai tiba di tepian pantai. Tapi, ada yang aneh. Airnya surut, orang-orang yang tadinya melewatinya sekarang kembali ketakutan. Gelombang besar mengikuti mereka dari belakang.

Tsunami....

Kedua anak yang masih bertahan itupun ikut berlari.....mencari tempat aman lagi. Beberapa orang yang masih bertahan menuju tempat yang tinggi, tapi tak semuanya bisa selamat. Karena tanah yang mereka injak sangat rapuh, salah melangkah sedikit saja mereka akan terjatuh di telan bumi

Meskipun berhasil ke tempat yang tinggi tak menjamin bisa selamat, gelombang yang sangat kuat bisa merobohkan gedung tinggi, menyeret dari tempatnya berdiri sampai tak bersisa.

Runa dan Brama, dua anak yang berhasil bertahan berlari sekuat tenaga. Di belakangnya ada sebuah mobil yang mengarah kepada mereka. Brama melambaikan tangannya tanda ingin ikut menumpang, tapi mobilnya tetap saja berjalan melewati mereka. Brama berlari mengejar mobil itu diikuti Runa.

Brama berhasil mengejar mobilnya dan naik tapi, Runa masih berusaha berlari dengan menggendong seorang anak kecil yang ditemuinya. Larinya semakin pelan, laju mobilnya semakin cepat, dan gelombang tsunami semakin mendekat.

Bayangan ombak terlihat di depan Runa, seketika waktu di sekitar Runa terasa lambat, tetesan air dari gelombang mulai membasahinya, dan anak yang digendongnya menangis lebih keras dari sebelumnya. Di detik terakhir, waktu di sekitar Runa berjalan kembali dengan sangat cepat, bahkan dia tak sempat merasakan untuk berteriak kesakitan karena diterjang gelombang tsunami.

Brama satu-satunya dari 5 orang anak yang melihat awal mula bencana masih bisa bertahan. Dia sekali lagi menangis dari kejauhan melihat teman terakhirnya hilang diterjang gelombang.

Gelombang tsunami masih berlanjut, mobil yang ditumpangi Brama tetap melaju kencang.... meninggalkan semua yang dilewatinya.

Cepatnya laju mobil tak bisa menandingi kecepatan gelombang tsunami. Mobil yang ditumpangi Brama terkena dampak dari tsunami meskipun tidak parah, namun cukup untuk menghanyutkan mobil yang ditumpanginya sampai puluhan meter.

Air mulai surut perlahan-lahan, meninggalkan semua yang telah dihancurkan. Banyak mayat yang bergelimpangan mulai terlihat jelas setelah surut.

Hanya sedikit manusia yang tersisa di area itu. Mereka mulai berhenti dari pelariannya, melihat ke belakang bekas bencana. Tak ada keindahan yang tersisa, Hanya rasa sakit dan putus asa. Bencana yang tak pernah mereka lihat telah menampakkan kengeriannya. Menghancurkan semua yang mereka kenali.

Akhir dari bencana ataupun awal dari putus asa tak ada bedanya.

Kebanyakan dari yang selamat berada di dataran tinggi ataupun pegunungan termasuk Brama, mereka pikir bencana sudah berakhir. Tapi, sesuatu yang mengejutkan menggetarkan tanah. Gunung yang tadinya tidak aktif kini mulai bergejolak lagi, Awan putih mulai keluar dari dalamnya kawah. Menjulang tinggi sampai langit. Bukan hanya satu. tapi, banyak sekali awan-awan putih seperti pilar terlihat di langit. Sebelum sempat berlari menyelamatkan diri, beberapa dari orang yang selamat tak terlihat lagi tertutup awan putih yang menuruni gunung yang mereka pijaki.

Warna merah dari gunung terlihat juga keluar bersamaan dengan awan putih mematikan. Terlihat dan semakin terlihat jelas setelah Awan putih mulai menyebar dan tersamarkan

Brama yang sedang berlari menghindari tak bisa bertahan lama, cairan merah itu mulai mengenai kakinya

Ahh....panassss....

Dia terus saja berusaha berlari meskipun daging-daging di kakinya terbakar mengelupas dan menghilang, terus-menerus dari bawah sampai yang terlihat cuma satu jarinya saja hingga dia menghilang ditelan lahar panas.

Tak hanya Brama, orang-orang disekitarnyapun mulai menghilang. Beberapa gedung di sekitarnya juga mulai menurun karena bagian bawahnya tak sanggup menahan panasnya hingga hancur dan menghilang.

Matahari mulai tenggelam, berganti dengan sinarnya rembulan. Suasananya menjadi menakutkan. Kota yang dulu indah sekarang benar-benar mati, bukan hanya kotanya saja tapi seluruh penduduknya. Hening sekali, tak ada tanda-tanda kehidupan.

Bulan tak seperti biasanya, bintang-bintang, dan juga Awan mulai berubah warna menjadi gelap dan Hitam.

Di bawah reruntuhan bangunan terlihat juga cahaya hitam pekat berkumpul, tarik menarik menjadi satu dengan gelapnya cahaya bulan.

Perlahan mulai membesar dan berubah warna menjadi nyala api, setelah berubah warna sekarang mulai menghilang. Keadaan menjadi hening kembali. Entah apa yang terjadi barusan.

Reruntuhan bekas bangunan itu mulai bergerak-gerak seperti ada sesuatu yang mencoba untuk keluar.

Warnanya putih entah apa karena kurangnya cahaya. Dan....

Wushhh....

Benda putih itu terbakar, terlihat juga cahaya api di sela-sela reruntuhan benda putih itu. Semakin jelas bahwa benda itu adalah tulang pergelangan tangan seseorang yang terbakar api.....

#Cland