webnovel

Jurit Malam

Game pertama yang dilakukan kelompok Ara adalah membawa lilin dari start sampai finish bersama-sama dengan tantangan di siram air. Dan misi mereka adalah bagaimana caranya agar lilin tersebut tetap menyala sampai di garis finish.

" Oke gini. Kita buat lingkaran satu tangan kita pegangan bahu satu sama lain tangan satu nya lagi untuk melindungi lilin nya ngerti gak? Tangan kita di atas lilin " Ara memberikan ide kembali.

" Siap! "

Ketika permainan dimulai air dari segala sisi disiram ke arah mereka.

" Terus jalan... " Ucap Gavin pelan.

Tangan mereka berusaha untuk tidak membuka ruang sedikit pun untuk air ataupun angin agar lilin mereka tetap menyala.

" Yeay!!! "

Percobaan pertama dan kelompok Ara langsung menyelesaikannya. Beralih ke game kedua adalah membawa air di dalam gelas menggunakan kain.

" Renggangin! Renggangin! "

" Dil! Dil! Pelan-pelan jir!! "

Untuk permainan kali ini lebih tegang. Dan di percobaan kedua mereka lulus untuk game tersebut. Dan game terakhir adalah berjalan di atas balok kayu.

Jadi salah satu anggota kelompok harus berjalan di atas balok kayu yang di pegangi oleh dua anggota kelompok per balok nya. Ia harus terus berjalan tidak boleh jatuh sampai ke garis finish. Jadi ketika satu balok terlewati maka dua anggota kelompok harus berpindah di paling ujung agar yang naik di atas balok terus berjalan.

" Dil! Buru Dil! "

Suasana berubah menjadi bahagia seketika. Semuanya tertawa dan penuh semangat. Sampai di pukul 5 sore kegiatan di istirahatkan kembali.

Semuanya di perbolehkan untuk bersih-bersih dan bersantai sejenak sampai pukul 7 malam kegiatan kembali dimulai.

" Kita makan jam berapa ya ? " Tanya anggota kelompok Ara.

" Abis magrib mungkin " Jawab Fadil.

Disaat waktu senggang tiba-tiba geng Ara menghampiri tenda mereka. Termasuk Dev dan Aldan.

" Wididih ada apaan nih mas? Mbak? Tiba-tiba dateng? " Celetuk Gavin.

" Minta mangan mas ada? " Jawab Iki.

" Aduh jangan mas. Sisa dua-dua nya ini " ucap Gavin sambil menunjukkan kedua tangan nya. Mengerti balasan Jokes dari Iki semuanya berkata.

" Tangan!! Itu tangan woi!!! HAHAHA "

" Ngapain pada ngungsi si disini? " Celetuk Ara.

" Laper Ra... Gue tau lo bawa banyak makanan " jawab Rhaka sambil mengelus perutnya.

" Makan malem masih lama Dev? " Tanya Belden.

" Jam setengah tujuh sesuai jadwal "

" Ra, yailah kasian temen lu hampir mati kelaperan " ucap Iki sambil menunjuk Rhaka.

" Lu juga ya kampret! "

Ara pun mengambil tas makanan nya dan mengeluarkan tiga bungkus Pop Mie.

" Nih, gue kasih stok tiga udah "

" Widih... Makasih, makasih "

" Air panas nya mana? "

" Cari lah udah gue modalin makanan juga "

Rhaka, Iki dan Danish langsung berlari mencari air panas. Ketika mereka sedang mengobrol Dev tiba-tiba meraih tangan Ara dan mengecek nya satu persatu.

Ia masih ingat kejadian tadi siang.

" Eh lo kenapa sih? Apaan sih Dev? "

" Tangan kamu ada yang luka? Aldan bilang kamu ribut sama kelompok lain " Ara langsung melirik Aldan yang asik mengobrol dengan yang lain.

" Bukan ribut tapi pembelaan Dev. Oh ya mana visi misi lo gue mau liat " Ara menjulurkan tangan nya meminta catatan Dev.

" No paper no text, semuanya udah disini " Dev menunjuk kepalanya.

" Jhaa, sombong bener "

Obrolan mereka berlanjut sampai kegiatan selanjutnya yaitu sedikit arahan untuk Jurit malam. Sambil menunggu waktu Jurit malam para kandidat calon pengurus OSIS yang baru akan membacakan visi misi mereka di depan murid-murid.

Satu persatu kandidat di panggil dan kini saat nya Dev. Bisa dikatakan ia adalah bintang nya malam ini.

" Selamat malam semua "

" Malam.... "

Waktu terus berlalu kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan waktu nya untuk jurit malam.

Semua mempersiapkan diri mereka masing-masing. Malam ini terasa sangat dingin ditambah cuaca yang seperti nya mendung.

" Barang udah dibawa semua kan? " Tanya Gavin.

" Sudah kak! "

" Bagus! "

Ara datang dengan membawa slayer berwarna kuning.

" Pakai di tangan atau leher kalian " perintah nya. Ketika mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing ada anggota yang melaporkan bahwa ada satu yang kurang sehat.

" Kak lapor! Badan Lily anget " Ara langsung mengecek ke adaan Lily.

" Are you okey, Lily? " Suhu tubuh Lily memang jauh lebih hangat dari suhu tubuh Ara.

" I'm greet. Just tired, but don't worry i can do this kak " jawab Lily berusaha tersenyum.

" No... No, kamu istirahat aja kalau capek Li. Aku antar ke guru ya "

" Gak kak. Aku beneran gak apa-apa emang aku kaya gini kalau sama hawa dingin. Harus beradaptasi dulu " Lily tetap kuat pada pendirian nya untuk tetap ikut.

" Kalau lo ngerasa pusing atau apapun langsung bilang ya " Gavin memperingati.

" Siap kak! "

Seluruh kelompok di kumpulkan di tengah lapangan. Posisi Ara berada di paling depan.

" Baik. Dengar semua, ada 4 Pos yang harus kalian lewati dan harus mendapat cap dari masing-masing penjaga.

Setiap satu pos ada dua sampai tiga penjaga yang terdiri dari anggota OSIS. Masing-masing memiliki misi yang berbeda jadi kompak lah dengan sesama anggota dan kembali secara bersama-sama lagi.

Untuk jurit malam hanya memiliki waktu 3 jam dari sekarang. Jadi semangat!! "

Kelompok pertama dan kedua langsung berjalan. Kelompok lain menunggu di lapangan beberapa saat.

" Gue kok ngantuk ya Vin " celetuk Ara yang mulai merasakan dingin nya angin malam. Refleks Gavin memegang tangan Ara.

" Lo gak bawa jaket? Tangan lo dingin banget Ra "

" Ada di tenda gua lupa bawa "

" Yaudah bentar gue ambilin ya "

Gavin pun pergi sebentar. Ara mengedarkan pandangan nya ke sekitar dan tidak sengaja bertemu dengan Dev. Mereka seperti berbicara lewat mata.

Ara menggosokan kedua telapak tangan nya mengisyaratkan bahwa ia kedinginan. Dev yang paham langsung menghampiri Ara dan duduk di depan nya.

" Oh my god... Your hand very cold " ucap Dev pelan. Ia segera melepas jaket nya dan di pakaikan kepada Ara. Iki yang melihat kejadian itu pun ikut menghampiri.

" Ara kenapa Dev? "

" Tangan nya dingin. You can breath babe? " Suara Dev hampir seperti berbisik.

" Ya... Tapi sebelah aja. Duh... Kenapa cuaca nya jadi berubab drastis gini sih? "

" Nih, Gavin mana? " Tanya Iki.

" Lagi ambil jaket gue " seketika Ara ingat dengan Lily. Ia melepas tangan Dev dan duduk disebelah Lily.

" You okey Li? " Tanya Ara sambil memegang kening Lily.

Suhu keduanya sangat berbeda. Suhu tubuh Lily sama seperti tadi sedangkan suhu tubuh Ara semakin meningkat menjadi dingin.

" Kenapa lagi Ra? " Tanya Dev.

" Gak... Gak apa-apa "

Gavin datang dengan membawa jaket dan minyak angin.

" Masih bisa nafas gak Ra? " Tanya Gavin.

Perlahan perhatian orang-orang di sekeliling mereka mulai tertuju pada Ara dan itu membuatnya tidak nyaman.

" Dev, Ki kalian balik ke kelompok kalian aja. Udah ada Gavin disini "

" Kalau gak bisa nafas bilang ya Ra " ucap Dev memperingati. Ara pun mengangguk, Iki dan Dev kembali ke kelompok mereka.

" Ini hoodie nya di double aja Ra "

" Gak, gak. Hoodie kasih Lily aja gua takut dia jadi meriang karena suhu tubuh sama cuaca nya gak sama "

Gavin menuruti perkataan Ara. Selama menunggu giliran Ara berbaring di atas paha Gavin. Ia merasa tangan nya sudah beku, wajah nya dingin dan kedua lubang hidung nya semakin tidak leluasa untuk ia menghirup oksigen.

Kelompok Ara dan kelompok Iki dapat giliran terakhir untuk memulai jurit malam. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lima belas. Karena kondisi Ara yang kurang baik ia bertukar posisi dengan Gavin yang berada di paling depan dan ia di paling belakang. Selama perjalanan ke pos Ara selalu menghirup minyak angin yang Gavin berikan tadi. Sampailah mereka di Pos 1.

" Waduh... Beruntung ya kalian dapet ketua dan wakil kelompok yang hebat. Tau gak nama ketua dan wakil nya siapa? "

" Siap tau kak!! "

" Siapa? "

" Kak Ara dan Kak Gavin!! "

" Widih... Ra, Vin didikan kalian bagus kompak. Keren... "

Ara melihat satu persatu ekspresi wajah anggota OSIS yang ada di pos 1.

" Oke, kalau gitu langsung ke misi nya aja ya. Disini kita punya terasi tapi setengah. Gua mau kalian berenam makan dulu setelah itu baru ketua sama wakil kalian. Paham? "

" Paham kak! "

Akhirnya Fadil mengambil giliran pertama untuk mengigit sedikit terasi itu. Rasanya sangat asin dan bau nya sangat terasa.

" Harus di telan gak boleh di keluarin lagi "

Saat di bagian Gavin ia menggigit lebih besar dan menyisakan sangat sedikit untuk Ara.

" Bagus.... Baik-baik ya kalian. Salut gua, sekarang masuk ke sesi pertanyaan. Ralat bukan pertanyaan lebih ke tebak-tebakan gue pilih secara random kalo yang gak bisa tebak teman nya bisa mewakili untuk jawab. Tapi kalau gak bisa jawab semua ya kena hukuman juga semuanya. Oke... Gue mau... Lo "

Laki-laki itu menunjuk Lily.

" Siap kak! " Wajah Lily saat itu sedikit pucat.

" Nama lain dari Nasi Pocong? "

Lily diam sejenak berfikir.

" What the fuck! Faedah nya apa tanya begituan "dalam hati Ara berbicara.

" Saya tidak tau kak "

" Oke... Yang lain ada yang tau? "

" Siap! Izin menjawab kak! " Fadil berteriak.

" Ya silahkan "

" Nasi pocong sama dengan Lontong "

" Betul!!! "

" Lu. Yang dimaksud Buah Washington apa? " Sekarang giliran rekan nya menunjuk satu anggota lagi.

" Apel merah kak "

" Wih... Hebat! Langsung bisa jawab tadi kelompok sebelum nya perlu ngulang berapa kali loh... "

" Oke deh pertanyaan kita untuk kalian udah. Sekarang gua ke ketua kelompok "

Laki-laki itu berdiri di depan Ara. Dengan berani Ara menatap mata nya.

" Duh... Mit, serem gua sama tatapan nya " celetuk laki-laki itu. Rekan nya yang bernama Mita pun mendatangi Ara dan melihat matanya.

" Mata lu kenapa? Gak suka? Benci? "

" Shit! Mulai lagi... " dalam hari Ara berbicara.

" Tatapan saya emang gini kak "

" Wow... Ternyata seorang Elara bisa bilang kak juga ya sama senior nya. Gua kira lu gak takut apapun ternyata disituasi kaya gini lo penurut juga ya "

" Saya hanya menjalankan tugas sebagai ketua kelompok "

" Oh... Ya, ya melindungi rekan-rekan lu? Bagus... Setia berarti. Yaudah kalau gitu gua mau lu Squat Jump empat kali baru kita kasih stamp dan kalian boleh lanjut "

" Fuck! Gua tandain lu " lagi-lagi ia mengumpat dalam diam.

Tanpa basa-basi Ara melakukan apa yang diperintahkan. Gavin yang sudah greget ingin bicara namun takut mempersulit posisi Ara. Akhirnya memilih diam.

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

crml_belindacreators' thoughts