Dino, Paijo dan kedua Mamang masih menatap keluar tempat seseorang itu melakukan ritual. Ritual yang aneh menurut mereka.
"Apa itu dukun si Bram? Bukan Bram yang ke sini tapi dukunnya," ucap Dino.
"Aku rasa bisa jadi Dino, ataupun si dukun mau ambil jasad mbak manis. Biasa dukun kan banyak ritual yang menurut kita di luar nalar." Paijo mengungkapkan apa yang dia ketahui.
Narsih yang masih di sebelah Mamang dan Paijo ikut melihat dari semak. Rambut Narsih yang panjang menutupi wajah Paijo. Tiupan angin membuat rambut Narsih yang acak-acakan menutup mata keduanya.
"Mbak, bisa tidak rambutnya diikat dulu. Kecolok mataku ini, besok ke salon sana, rapikan dan beli sisir sekalian, menganggu pemandangan tahu tidak," kesal Paijo yang dari tadi menyingkirkan rambut nars2ih yang mengenai matanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください