chiiittttt... bunyi rem mendadak motor Vino karena mobil pak Riko tiba tiba berhenti tepat didepan pub.Herannya kok siang siang pub itu sudah buka ya? tanya Vino dalam hati.
Pertanyaannya ngapain itu si pak Riko siang hari ke pub? pikir Vino.
Rasa penasaranpun menghantui Vino,tapi Vino bakalan nggak bisa masuk kedalam karena masih pakai seragam sekolah.
Alhasil rasa penasaran Vino terhenti disitu. Dan dia kembali pulang kerumah.
Sementara didalam pub, sebenarnya tulisan dipintu "CLOSED" tapi karena Riko langganan tetap disana jadi dia bisa saja masuk seenaaknya. Ada satu ruangan yang biasa Riko kunjungi,ruangan dipojok berpintu. Ruangan itu ternyata biasa Riko pakai dengan Tante Tante ataupun wanita jablay yang berani mahal membayar Riko.
Ya ternyata sampingan kerjaan Riko adalah seorang GIGOLO.Pantas saja dia mampu membeli mobil mewah itu.Kehidupan dikota memang kejam,diharuskan punya banyak uang agar bisa makan dan bergaya.Riko yang tadinya hanya seorang guru honorer biasa di kota sebelah yang bisa dibilang kota yang tertinggal. Saat dia menginjakkan kakinya dikota ini Rikopun punya prinsip hidup yang berbeda dari sebelumnya.Yaitu "Kaya biar bergaya". Karena gaji guru honorer yang kecil akhirnya Rikopun memutar otaknya agar "bisa" hidup dikota besar ini.Sampai akhirnya dia bertemu seorang teman laki laki yang satu kost bersamanya dan mengenalkan "dunia hitam" ini kepadanya.
Awalnya Riko malu untuk melakukannya,tapi melihat teman 1 kost nya itu punya mobil mewah,dalam kamar kostnya ada televisi besar ,ponsel keluaran terbaru dan lain lain.Akhirnya Rikopun terjerumus juga karena besarnya rasa iri kepada temannya. Apalagi Riko mempunyai tubuh yang atletis,tinggi,wajah bersih.Riko lulusan sarjana matematika itu akhirnya menyerah pada rasa malunya akan hidup biasa saja terus. Dan ingin segera mengubah nasib,tapi dengan cara yang salah.
Dalam sehari Riko bisa melayani 2-3 orang wanita jablay. Dan dia bisa mengantongi uang sekitar 2 jutaan lebih.Sangat cukup untuk Riko yang masih hidup sendiri.Bahkan sekarang dia bisa membeli mobil merah Mewah itu.
Kali ini yang dilayaninya wanita paruh baya yang terlihat sudah usia diatas 40 tahunan. Tapi masih terlihat seksi dan menor dandanannya.Riko tidak mau asal terima dalam terima "langganan" biasanya pegawai pub mengirim foto wajah langganan dulu ke Riko,kalau Riko berkata YES berarti Riko setuju. Ruangan itu di desain seperti kamar hotel, ada televisi,kulkas ,dan kamar mandi juga. Riko tidak lupa memakai kondom sebelum memulai aksinya. Merk atau kotak kondom yang sama yang ditemukan oleh Ayra waktu lalu.
Setelah memberikan kepuasan kepada Tante itu, Rikopun langsung mandi dan bergegas keluar kamar dan ambil amplop yang sudah diletakkan di atas meja. Riko hanya tersenyum melihat si Tante masih lelap karena kelelahan menghadapi kebringasan Riko.
Nggak lama keluar dari pub menuju mobil,tiba tiba ponselnya berbunyi " Halo sayang",ucap Riko yang ternyata menerima telpon dari Ayra.
"Kak tadi telpon ya?" tanya Ayra
"Iya,kamu dimana sekarang? Aku mau ngomong sama kamu"tanya Riko sambil menyalakan mobilnya.
"Ayra lagi di toko buku Gramedia kak,cari kamus" jawab Ayra
"Ok, aku tunggu di parkiran mobil ya sayang" ucap Riko lembut padahal dalam hati dia masih marah ingat kejadian tadi disekolah.
Sekitar 30 menitan Riko menuju toko buku itu,karena jalanan mulai ramai barengan orang orang kantoran pulang kerja,sudah masuk jam 4 sorean.
Ayra melihat dim lampu mobil Riko, walaupun nggak di dim Ayra juga sudah tahu yang mana mobil Riko.
Ayra masuk dalam mobil, dan langsung dapat pelukan dari Riko.
"Baru berapa jam nggak lihat kamu ,aku sudah kangen Ay" ucap Riko pura pura senang padahal dalam hati dia masih kesal.
"Dapet kamusnya? Berapa harganya? Nanti uangnya aku ganti ya sayang " ucap Riko sambil menyetir mobil menuju keluar parkiran toko buku itu.
" ihh, nggak usah kak inikan kamus aku "ucap Ayra
"Loh kenapa?nggak boleh aku belikan barang buat pacar aku Ay?" cetus Riko. Seketika Riko memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"hmm.. boleh kok" jawab Ayra yang kebingungan karena tiba tiba Riko ngerem mendadak dan berhenti dipinggir jalan.
"Ay, aku sayang sama kamu. Pelukan tadi belum puas rasanya..Bolehkan aku cium kamu sayang?" tanya Riko yang tanpa sinyal langsung "melahap " bibir Ayra.
Tok..tokk... bunyi kaca mobil terdengar ada yang mengetok. Ternyata ada polisi yang sedang berpatroli. Karena Riko berhenti di jalan yang ramai dilalui kendaraan.
Riko dan Ayrapun terkejut, untung saja kaca mobil Riko nggak tembus pandang kalau dilihat dari luar. Jadi polisi itu pasti tidak melihat kejadian atau apa yang mereka lakukan barusan.
Riko pun membuka jendela mobil .
"Selamat sore pak, harap mobil bapak segera dipindahkan karena dijalan ini dilarang untuk berhenti" ucap polisi itu kepada Riko
"ohh, ya pak maaf tadi pacar saya mau minum obat jadi kami berhenti dulu sebentar ,ini sudah selesai kok pak. Boleh kami lanjut jalan lagi?" tanya Riko
"Ya silakan "jawab polisi
Akhirnya mobil Rikopun melanjutkan perjalanan nya menuju rumah Ayra.
"Ahhh ganggu aja sih pak polisi, orang lagi asik jugaan kan ya sayang "ucap Riko sambil mengelus pipi Ayra.
"Lagi kakak ga lihat Marka jalan sih" ucap Ayra sambil tertawa terbahak-bahak.
"Tapi pak polisi tadi nggak lihat kita kan kak?" sambung Ayra.
"Nggak lah,kan kaca mobilku pakai stiker anti tembus peluru ,ehhh tembus pandang maksudnya " canda Riko.
ha.ha..ha..merekapun tertawa lepas bersamaan.
Dalam hati Ayra merasa terselamatkan oleh pak polisi tadi ,karena tangan Riko tadi sudah mulai gerayangan menuju "gunung kembarnya".
Kalau saja pak polisi itu tidak datang bisa bisa langsung diremasnya dua "gunung kembarnya " itu.
Kali ini Riko berhenti di depan kedai kopi, untuk membeli segelas kopi untuknya dan Ayra.Karena Riko butuh asupan yang buat dia tidak lemas dan ngantuk setelah pertempuran dia tadi dengan si Tante seksi itu.
Ya walaupun sudah pasti Riko meminum obat kuat,tapi matanya sudah terlihat merah karena rasa kantuknya.
Ayra tidak turun dari mobil,karena kedai kopi itu masih dekat berada dilingkungan Ayra tinggal.Jadi Ayra takut ada yang mengenalinya nanti.
Rikopun akhirnya selesai dan masuk kembali kedalam mobil merahnya, dengan membawa 2 gelas plastik kopi . Yang satu warna hitam pekat dan yang satunya warna kecoklatan.
Riko suka kopi hitam, beda dengan Ayra yang lebih menyukai mochachino.
Merekapun menyeruput bareng kopi panas mereka bersamaan.
"Awwww... masih panas banget ternyata " ucap Ayra sambil membasuh mukanya dengan tisu karena kepanasan.
"kakak lupa kan kalau aku biasanya minta campur air biasa agar nggak terlalu panas gini" gerutu Ayra.
"Ya ampun iya kakak lupa sayang,sini kakak obatin bibirnya yang seksi " ucap Riko sambil mengecup bibir Ayra yang masih kepanasan.
"ihhhh ,kan kakak mah suka lupa sih" ucap Ayra kesel.
"masih kurang ya ciumannya ?sini ditambahin waktunya " canda Riko yang melihat Ayra ngambek.
Ayrapun membuang muka dari Riko.
Dan Riko minta maaf sambil tertawa geli.
Sesampainya didepan gerbang rumah Ayra, ternyata ada seseorang yang menunggunya...