Tatapan Selena semakin difokuskan pada robekan foto itu, namun ia benar-benar kesulitan mengenali orang itu walaupun merasa sangat familiar.
Seorang asisten datang ke ruangan Edison. "Selamat siang Nona, mau minum apa?" tanya perempuan dengan tubuh tinggi semampai itu.
"Aku mau air putih saja!" jawab Selena. Ia melemparkan senyum manis kepada pegawai itu.
"Baik akan saya ambilkan,"
"Minta dua boleh?"
"Tentu saja."
Tidak lama pegawai itu kembali membawa dua botol air mineral kemasan kecil, dan menaruhnya di meja depan Selena duduk. "Terimakasih Nona!" ucap Selena .
"Sama-sama Nona," balasnya.
Satu jam berlalu. Edison dan Jhon kembali setelah melakukan meeting nya.
Jhon menghampiri Selena , namun gadis itu malah berjalan melewati Edison dan menyapa Jhon. "Tuan Jhon, ini untukmu!" Selena memberikan satu botol minum pada Jhon.
Pria itu tampak kaget. "Anda pasti haus kan Tuan?"
Jhon hanya membalas dengan senyuman, namun kini senyum itu lebih lama terpampang di wajahnya.
Selena tiba-tiba merasa sedikit kesal. " Selena , aku haus!" ucapnya sembari duduk di sofa, dan membuka jas nya kemudian membanting nya ke atas kursi sehingga ia hanya mengenakan kemeja putih.
"Baik Tuan, akan aku ambilkan!"
Selena mengambilkan segelas air putih, ada satu kulkas yang bertuliskan husus CEO. Selena mengambil air putih itu dari kulkas sehingga sangat dingin. "Selena, aku mau botol kemasan, yang lebih besar daripada itu!" Edison menunjuk botol minum bekas Selena di atas meja.
"Baik Tuan!" jawab Selena kemudian keluar meminta air mineral dengan kemasan lebih besar dan kembali memberikan nya pada Edison .
Edison kemudian membuka botol itu, sembari menatap Jhon dengan pandangan yang membuat tanda tanya.
"Ah, nikmat sekali dan lebih besar!" Edison sengaja meninggikan suaranya, membuat Selena dan Jhon bengong.
"Aku pergi keluar dulu, Selena kamu makan?" tanya Jhon.
Belum sempat Selena menjawab, Edison menyela. "Selena temani makan!" ucap Edison .
Selena meremas tangannya, kesal karena
Edison memperlakukannya seperti itu.
"Yasudah, kalau begitu aku pergi duluan ya!" Jhon pergi dari hadapan Selena.
Gadis itu terpaksa mengangguk an kepalanya, padahal ia ingin sekali makan bersama Jhon.
"Mau makan apa?" tanya Edison.
"Apa saja."
"Kenapa wajahmu seperti itu, apa kau sangat ingin makan dengan Jhon?"
"Bukankah sesama pegawai tidak masalah makan bersama, justru makan bersama mu membuat aku gugup saat membuka mulut!"
Selena mengedarkan pandangannya ke sembarang arah. "Hei, ayo ikut aku."
Edison tanpa aba-aba memegangi tangan gadis itu, turun dengan lift dan keluar di lantai lain. Tatapan semua orang langsung kaget melihat CEO itu keluar dari lift dan melenggang ke kantin kantor.
"Itu benar-benar Tuan Edison?" semua orang hampir saling berbisik.
"Astaga mimpi apa dia masuk ke kantin."
Edison langsung berjalan dan mengambil nampan untuk mengambil makanan nya. K
Selena melihat barisan karyawan yang mengantri untuk makan. "Tuan, bukankah seharusnya anda mengantri!" Selena menyenggol tangan Edison.
Melihat para karyawan nya menatap membuat Edison serba salah, padahal mereka tidak masalah jika bos nya lebih dulu mengambil makanan.
Edison dengan polosnya menuruti ucapan Selena . "Aku akan mengantri!" ucap Edison , ia menaruh kembali nampan dan berjalan ke antrian.
Para karyawan nya tampak serba salah melihat sikap Edison yang menurut begitu saja pada Selen
Giliran Edison dan Selena mengambil makan, mereka kemudian berjalan menatap semua meja yang kini dipenuhi para staf nya.
Karina tersenyum ke arah Jhon yang melambai-lambai kan tangannya.
Dia duduk di depan Jhon, Edison dengan tatapan kesal terpaksa mengikuti Selena dan duduk bergabung di meja Jhon .
Para karyawan lain memang sedikit canggung, sehingga selalu membiarkan Jhon makan sendirian.
"Kenapa makan sendiri Tuan Jhon ?" tanya Selena.
"Aku sebenarnya ingin makan bersama mereka, tapi setiap aku mengajak mereka selalu mengatakan sudah punya tempat."
"Mungkin para gadis itu sangat ingin sekali makan bersama mu!" Selena mengatakan itu sembari melirik para gadis yang menatap ke arahnya.
"Mungkin jika aku makan bersama mereka, aku akan mengajaknya berkencan," Jhon tertawa dengan ucapannya sendiri.
Edison meremas sendok yang di pegang nya. "Ah, makanan ini cukup enak juga," Edison memasukan satu sendok makanan lagi dan lagi ke mulutnya."
"Apakah setiap hari Tuan Jhon makan disini?" Selena tidak mempedulikan ucapan Edison sama sekali dan kembali bertanya pada Jhon
"Yups, makanan disini enak dan sehat karena ahli gizi terbaik bekerja disini."
Edison kesal secara tiba-tiba, "cepat makan makanan mu, aku memiliki banyak pekerjaan sekarang!" ucap Edison
Selena melirik ke arahnya kemudian menatap Edison dengan tatapan menerkam.
Setelah selesai makan mereka bertiga masuk ke lift bersamaan, Selena berjalan di tengah mereka.
Selena senang sekali melontarkan pertanyaan pada Jhon, Edison semakin panas saja melihat kelakuan dua manusia di depannya. Mereka tampak terlalu dekat bagi Edison. Entah dari mana pikiran itu tiba-tiba muncul
Jam sudah menunjukan waktunya pulang, Selena juga sudah seperti kehilangan minat karena bosan sekali.
Jhon mengendarai mobil dan Karina diminta duduk di samping Edison di jok belakang. "Apa kamu bosan?" tanya Edison
"Sangat, bagaimana bisa para karyawan kantor itu menghabiskan waktunya di kantor seharian, dan hanya memiliki sedikit waktu istirahat bersama keluarganya."
"Mereka harus melakukan itu agar keluarganya bisa makan, jika tidak! Akan timbul banyak masalah diluar keuangan."
"Apakah uang segalanya?"
"Kamu mungkin akan memakai uang mu demi memudahkan mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan!"
Selena menerima jawaban Edison begitu saja, tampaknya ia juga sadar akan itu dan ucapan Edison ada benarnya. Ia juga berpikir tak perlu menyerahkan diri dan tubuhnya jika dia punya uang untuk mencari keberadaan saudaranya.
Mereka tiba di rumah, Edison tampak kesulitan begitu ingin melangkahkan kakinya menaiki tangga. Selena langsung menghampirinya. "Aku bantu!" ucapnya, ia segera meletakan tangan di pinggang Edison, dan dengan perlahan mereka naik ke atas.
Edison terlalu banyak berjalan hari ini sehingga membuat kakinya sedikit sakit lagi. Di dalam kamar Selena membantu Edison membuka jas yang dikenakannya.
Namun karena sedikit kesulitan membuat Selena menarik terlalu kencang dan hampir membuat nya terjatuh, Edison segera menarik tangan Selena dan membuatnya menimpa tubuhnya
Mereka jatuh terjungkal di atas ranjang, membuat Karina sadar dan serba salah. Mata mereka bertemu, namun Karina merasakan pegangan Edison begitu erat di lengannya.
"Maaf Tuan!"
"Hati-hati kamu bisa terluka!"
Seelna mengangguk dan segera bangkit dari ranjang itu.
"Kalau begitu Tuan istirahat, saya izin membersihkan diri dulu!" Karina pamit keluar dari kamar Edison.
İa bernafas dengan lega begitu pintu kamar Edison tertutup dan ia keluar dari sana. "Astaga kenapa bisa jatuh di sana, memalukan sekali!" rutuk Karina pada dirinya sendiri.
"Selena ?" panggil Jhon yang langsung di sadari olehnya.
"Tuan Jhon , ada apa?" Selna menghampiri pemuda itu.
"Mau jalan-jalan di luar rumah?" tanya Jhon .
Selan tanpa embel-embel langsung mengangguk begitu saja.