DEAD ZONE
Zombie Crisis
-Chapter I-
.::Michael POV::.
Episode : Genangan Darah.
Ketika aku membuka kedua mataku, aku telah berada di sebuah ruangan dimana aku yang sama sekali tidak mengetahui keberadaannya. Entahlah, namun kini pandangan mataku masih terasa samar-samar. Mungkin akibat sebuah pukulan benda tumpul yang telah mereka hantampan pada kepalaku pada saat itu.
Kepalaku masih terasa pusing, namun aku berusaha untuk tetap bangkit meski aku tahu bahwa kondisi tubuhku tidaklah memungkin-kan untuk berjalan selayaknya manusia normal pada umumnya.
Berada tepat dihadapanku, aku telah mendapati selembaran kertas kusam yang telah sengaja di tinggalkan oleh pemiliknya. Berdekatan dengan selembaran kertas tersebut, terdapatlah sebuah senjata api berjeniskan pistol dengan tipe M1191 caliber, berserta beberapa amunisi dan sebuah pisau kemiliteran.
Aku mulai mengambil kertas tersebut dan membaca isinya yang bertuliskan,
*Jika kau ingin pulang dengan selamat, pergunakan senjata dan amunisi dengan sepatutnya. Kami akan selalu memantau disetiap langkah kakimu, memberimu arahan jika sampai terjadi sesuatu padamu.*
Setelah membaca keseluruhan dari isi surat yang tertera pada selembaran kertas yang telah usang, kini aku mengambil sebuah pistol berserta pisaunya untuk menjaga diriku dari marabahaya.
Aku keluar dari ruangan tersebut, mengamati seisi ruangan tengah dengan penuh kesunyian disetiap sudut mata memandang.
"Hallo, ada orang disana?" ucapku dengan suara sedikit lentang, berharap seseorang mampu untuk menjawab ucapanku.
Sepi nan sunyi seakan mengiringi disetiap langkah kakiku dalam menjalani pemeriksaan di ruangan tengah tengah. Tiada seorang pun yang dapat kutemui didalam ruangan ini, terkecuali kebisuan malam yang mencekam disetiap sudut mata memandang.
Sebuah bercak darah tampak terlihat menghias pada dinding ruangan tersebut. Entahlah, namun aku rasa darah itu masih segar. Aku sempat beransumsi bahwa ada keganjalan di dalam rumah ini.
Tak lama berlalu, aku kembali melihat kejadian yang sama. Yakni bercakan-bercakan darah yang tercecer pada lantai hingga menuju ke sebuah ruangan dengan kondisi pintu yang masih tertutup rapat.
Pandangan mataku melesik, melirik ke kiri dan ke kanan, berharap suatu hal buruk tidak akan menimpahku untuk yang kedua kalinya. Dan untuk berjaga, kini aku tengah mencoba untuk mengokang pistolku dalam mode siaga tembak.
Maksud hati ingin membuka pintu dan memeriksa seisi ruangan itu, berharap aku mampu untuk menguap misteri yang terjadi dibalik sebuah ruangan tersebut.
Namun setelah aku berhasil membuka sebuah pintu tersebut, aku sama sekali tidak mendapati seorang pun didalamnya, terkecuali bercak darah yang sama seperti apa yang telah aku temukan di ruangan tengah.
"Ruangan ini kosong, sama sekali tidak ada seorang pun didalamnya." ucapku lirih seraya mengamati seisi ruangan kamar tersebut.
"Sebaiknya aku harus bergegas untuk meninggalkan tempat ini sebelum-" ucapku sekali lagi seraya memegang engsel pintu kamar tersebut. Tiba-tiba saja, sekelebat bayangan hitam mendadak melintas dari balik tubuhku dengan kecepatan bagaikan kilat di bulan purnama.
*WHUUS!
Aku berbalik, mendapati seorang wanita bertubuh kurus dengan sebilah pisau penuh darah pada genggaman tangannya.
Aku mulai menelan ludah, dan kemudian aku berkata, "Ya Tuhan, sepertinya aku telah berada di tempat yang salah." ucapku sekali lagi.
Tanpa banyak berpikir panjang, wanita itu segera menyerangku dengan sebilah pisau yang ternggam rapat pada sebelah tangannya. Ya! Bisa di bayangkan bagaimana caranya pada kala itu.
Secepat mungkin aku berusaha untuk menghindari serangannya.
Hingga pada akhirnya, aku pun terpaksa untuk mngacungkan pistolku kepadanya seraya kuberkata,
"Jangan bergerak!" seruku memberikan sebuah peringatan terakhir terhadapnya.
Gertakanku sama sekali tudak membuatnya mundur, hingga aku terpaksa untuk menarik pelatuk pistol yang telah aku acungkan kepadanya.
*DUUAR!
Suara desingan peluru terdengar keras dan menggemah kesepenjuruh ruangan, diikuti oleh ambruknya tubuh dari wanita itu.
Lantai di penuhi oleh genangan darah segar, darah dari peluru yang menembus kepala seorang wanita.
Sementara aku, aku hanya mampu untuk berdiri di depan tubuh seorang wanita yang sudah tak bernyawa. Kedua tanganku mulai gemetar tak karuan, diikuti oleh butiran keringat yang kian bercucuran keluar dari dalam dahiku.
"Apa yang telah aku lakukan, aku telah membunuhnya... Aku telah menembaknya, hosst...! Hosst!"
Kepanikan itu seakan menghantuiku, membuatku tak habis pikir dengan apa yang baru saja telah aku lakukan terhadap wanita malang tersebut.
Perlahan aku melangkah mundur, berbalik arah dan segera bergegas untuk segera melarikan diri dari tempat kejadian perkara.
-Bersambung-
Author's Note: Apakah wanita itu adalah Zombie? Bagaimana cara Michael mengatasi masalah tersebut, dan apa tujuan dari misi rahasia ini?
Secara sengaja, Michael di jebak oleh seseorang yang dikenalnya, hingga pada akhirnya kini ia mendapati sebuah masalah. Nah, guys... Penasaran seperti apa kelanjutan ceritanya? Simak terus DEAD ZONE, hanya di Wattpad. 😥🔫
100% Murni tanpa unsur revisi dari segi bentuk manapun.
100% Original Fiction.
100% Hwang Jae Sung real.