webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
38 Chs

Chapter 4 Pengamatan I

10 tahun telah berlalu sejak diriku berada di D.E.M dan sekarang ini.

"berani sekali kau berbicara seperti itu kepada Ike! " ucap Ellen nada kerasnya

"Hahh?!? Memangnya kenapa? Dengan umurmu segitu mana mungkin kau bisa masuk, Nenek tua! "balas Oberon sembari menyindirnya.

"NE-NENEK TUA KATAMU!!"

Diriku dan Ellen menjadi rival tentang sosok yang pantas dikagumi dianggota militer D.E.M

Mengingat kejadian beberapa minggu ini didalam kantor banyak sekali orang-orang membicarakan diriku dan juga Ellen tentang kinerja serta cara bertarungnya masing.

Berbanding terbalik dengan Ellen dan pasukan D.E.M lainnya, diriku bertarung tanpa memakai perlengkapan tempur dari industri dan masih menggunakan seni beladiri serta senjata black key.

Meskipun begitu, soal kecepatan mereka semua kalah serta seni beladiri bajiquanku sudah mendekati Li Shuwen jadi tidak heran semua orang termasuk para atasan terkesan kepadaku bahkan semua misi yang mereka berikan selalu kuselesaikan sempurna.

"jadi bagaimana? Kau menyetujui ideku kan? "

Ujar Oberon

"jangan dengarkan hasutan bocah kemarin sore ini Ike, dia hanya ingin menikmati kebebasannya dan bermalas-malasan saja diluar sana" ujar Ellen mencoba untuk tidak menuruti kemauan Oberon

Mendengar kalimat provokasi tersebut, membuat dirinya menjadi jengkel kepadanya.

Tanpa pikir panjang ia pun langsung menarik kerah kemeja Ellen dengan kuat

"HAH?!! KAU MAU NGAJAK BERKELAHI?!! TERRITORY KAU SAJA SAMPAH GITU SEPERTI MEMATAHKAN RANTING, DAN KAU MASIH MAU MENGAJAKKU BERKELAHI?!!" teriak Oberon dengan begitu keras bahkan sampai terdengar dari luar ruangan.

Keduanya pun saling menggeramkan giginya dan pada akhirnya mereka pun ditenangkan oleh isaac.

"ya sudahlah, lagian dia sudah bekerja dengan sangat baik Ellen bukannya kita harus memberikannya sebuah hadiah? " ujar isaac kepada Ellen di hadapan kirinya

"tapi... "

"hhh... Ayolah jika kalian membiarkanku berkeliaran dikota Tengu kalian bisa mendapatkan informasi secara langsung bukan? ketimbang dari informan yang tidak jelas asal usulnya" ujar Oberon kepada mereka berdua.

"hmm... Baiklah mulai sekarang kau diperbolehkan keluar masuk kedalam organisasi ini" jawab Isaac sembari memejamkan matanya

Setelah mendengarnya Oberon pun tersenyum tipis

"oh ya sama 1 lagi, mungkin bulan depan aku akan coba masuk ke sekolah Raizen" lanjut perkataan Oberon

Isaac pun sempat heran mengapa pria yang berumur 20 tahun ini ingin sekali masuk kesekolah SMA

"alasannya... "

"ya cukup mudah, selain sebagai penyamarkan identitasku, aku pun jadi bisa melihat salah satu anggota AST disana saat melawan roh. Belakangan ini sering muncul Princess disana bukan? "

Kemudian Isaac pun merapatkan kedua jari serta lengannya diatas meja sembari berkata "ya... Itu benar, roh itu makhluk yang berbahaya itulah mengapa AST dan D.E.M terkadang bekerja sama untuk menaklukkan roh roh itu"

Setelah cukup mendengar berbagai macam percakapannya, ia pun segera mengambil topeng Jesternya diatas meja Isaac kemudian memakainya.

"baik, kurasa itu lebih dari cukup, permisi"

Oberon pun berbalik kemudian berjalan kebelakang ketika sampai didepan pintu yang terbuka dengan otomatis ia pun segera keluar dari dalam ruangannya.

"kau tidak masalah membiarkan anak itu berkeliaran? " ucap Ellen kepada Isaac

"kenapa? Apa kau cemburu? "

"ma-mana mungkin aku cemburu dari anak seperti dia" Balas Ellen yang blak blakan membalas perkataan Isaac

"ya kalau begitu kau tidak usah khawatir" ujar Isaac kepadanya

Lalu ia pun menoleh ke arah belakang sembari menatapi langit dibalik jendela kantornya yang begitu besar

"lagi pula jarang sekali ada anak berbakat sepertinya disini" lanjut perkataannya.

**

3 jam kemudian setelah keluar dari gedung perusahaan D.E.M

"hoaaamm..."

"aakkhhh lama banget jam makan siang!"

Teriakan Oberon diluar sebuah cafe.

Dirinya berada disana karena kejadian gempa ruang selanjutnya akan muncul tepat dimana tempat yang ia pijak kali ini

"orang mau lakuin pengamatan aja ribet bener dah" ujarnya dengan nada kesal

Sementara itu orang orang yang kini sedang berada didalam cafe memandangi dirinya yang sedang mengoceh ngoceh tidak jelas walaupun kacanya kedap suara dari luar

"orang itu kenapa ya? " tanya orang pertama

"ntah dari keliatannya orang itu sedang marah marah" balas orang kedua

"alah paling orang itu sedang memaki maki bosnya, liat saja dari pakaiannya saja seperti orang kantoran begitu" ucap orang ketiga karena ia melihat Oberon yang memakai kemeja putih diselimuti jas berwarna hitam dan celana kain hitam panjang.

Baru saja berseling beberapa detik sirine gempa ruang pun berbunyi disepenjuru kota Tengu.

"hihi... Inilah saatnya!"

Ia pun kemudian berlari dari cafe itu kira kira sampai 1 km dari cafe tersebut karena dirinya tidak mau terkena dampaknya ditambah nanti akan ada banyak bangunan yang akan hancur dan berhamburan kemana mana.

"ya... Kita lihat apa yang akan dilakukannya setelah melihat orang aneh sepertiku muncul dan hanya mengamati Spirit bertarung dengan A.S.T (Anti Spirits Team) "

Kemudian ia pun memakai topeng jesternya dengan garis hitam berbentuk bulan sabit dimata bagian kiri dan gempa ruang pun terjadi bersamaan dengan topeng yang pas sekali ia pasang.

Setelah gempa ruang terjadi dirinya pun berjalan santai ditengah tengah puing puing bangunan, kemudian ia pun lompat dan berdiri diatas tiang listik yang sudah rusak sembari menatapi kota yang hancur disekitarnya.

"benar-benar kehancuran yang pas untuk seukuran Spirit, walaupun skala ini masih terlalu kecil ketimbang Spirit pertama"

Kemudian ia pun menoleh ke arah kanannya dan melihat Spirit serta sang MC Itsuka Shidou

"hmm... Benar benar akurat Princess bertemu dengan Shidou"

Sedangkan disisi Shidou dirinya masih dihunuskan pedangnya oleh Princess dan berjalan mendekatinya sembari bertanya

"apa kau juga mau membunuhku? "

Shidou yang melihatnya pun bercampur akan perasaan panik dan juga bingung

"tu-tunggu dulu, aku sama sekali tidak mau membunuh siapapun"

"apa?!" tanyanya dengan nada yang begitu tegas

"aku sama sekali tidak berniat membunuh siapapun, memangnya siapa kau sebenarnya? "

Belum sempat menjawabnya, terdengar suara mesin diatas langit dan ya benar sekali, A.S.T pun datang dengan membawa anggota sekitar 10 orang

Oberon yang melihat kedatangan tersebut tersenyum sinis dibalik topengnya

"there it's bro, mari kita lihat apa A.S.T menyadari kehadiranku, terutama dirimu..."

"Tobiichi Origami..."

-To Be Continued-