webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
38 Chs

Chapter 25 Jester Of Grim Reaper

Setelah keluar dari panggung dan berada diluar gedung, ia masih melihat penduduk yang masih dikendalikan Miku hanya diam ditempat saja

"ya kurasa ini sudah waktunya untuk balik, Banderscath! "

Banderscath tersebut pun datang dan kepalanya sudah kembali karena sudah merekam semua kejadian yang ada didalam.

Jester segera naik ke Banderscath tersebut lalu melaju cepat menuju gedung D.E.M dengan Princess yang ia gendong.

***

Ketika sudah sampai, Jester menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak topengnya yang putih berubah menjadi coklat karena darah yang mengering, serta bau darah yang masih melekat dipakaiannya.

Lalu Ellen pun menunggu Jester didalam lift untuk menghampirinya. Ia segera kesana kemudian naik ke lantai teratas dimana tempat pelatihan khusus untuk Jester serta Ellen.

Setelah pintu lift terbuka, Wesscot sudah menunggunya didepan pintu lalu berjalan bersamaan.

"beginilah cara menangkap yang benar, Ellen" ejek Jester kepada Ellen yang berada disisi kiri Wesscot

"kau berisik sekali ya, dasar mesin pembunuh" balas ejek Ellen

Disini Jester tidak terpancing emosi sama sekali karena memang kenyataan begitu, sebagai seorang Executor mengeksekusi manusia adalah makanan sehari harinya.

"setidaknya rate mission milikku masih 100% tidak seperti kau"

Ellen mulai mengepalkan tangan disini karena jengkel dengan pencapaiannya kali ini.

Mereka sudah sampai kemudian Tohka pun segera ditempatkan dikursi khusus untuk menangkal energi Spirits seperti yang dipasangkan oleh Nia di Brazil.

"baiklah tugasku sudah selesai. Sekarang aku mau mandi" ujar Jester

Jester segera pergi meninggalkan mereka bertiga disana, kini ia pergi menuju kamar miliknya di D.E.M.

***

Sementara itu diFraxinus semua staff sudah sadar dari hipnotis Miku yang sangat berbahaya bagi mereka yang mendengar suaranya saja.

"kemampuan Izayoi Miku cukup merepotkan juga ya. Aku tidak menyangka bahkan para Spirits yang lain juga ikut terpengaruh." ucap Kotori

Disini Shido masih saja terus merenung tentang semua kejadian yang ia saksikan tadi siang.

"Nii-sama kamu tidak apa apa? " tanya Mana

"ya... Meskipun aku masih teringat kejadian barusan " balas Shido

Lalu mereka semua yang terkena pengaruh hipnotis Miku mencoba melihat reka ulang pembantaian yang terjadi.

"benar benar monster, makhluk macam apa dia itu,benar benar tidak ada hati nuraninya sama sekali" ujar Kotori.

Semua staff disini hanya bisa melihatnya tanpa bergeming sama sekali.

"aku juga tidak tau mengapa ia melakukan itu, bahkan Kurumi saja tidak sampai seperti itu saat pertama kali melihatnya"

Disini yang hanya bisa berpikir jernih hanyalah Mana serta Reine saja, dan disini Mana mengambil ahli semuanya serta menjelaskannya.

"baiklah, kurasa sudah saatnya aku menceritakan hal ini kepada kalian semua."

Semuanya pun melirik Mana ketika mendengar ucapannya

"semuanya bermula saat aku baru pertama kali dipelatihan London dimana aku, serta sersan Origami menjadi anggota AST"

**

Saat itu suasana disana sedang serius karena kedatang anggota baru yakni Takamiya Mana dari D.E.M

"tolong perkenalkan dirimu didepan mereka semua" ucap komandan yang mempersilahkan Mana untuk kedepan

Lalu Mana pun tersenyum sembari memperkenalkan dirinya "namaku Takamiya Mana dari anggota D.E.M salam kenal semuanya."

Semuanya memberikan tepuk tangan kepada Mana

"hari ini karena kita kedatangan anggota dari D.E.M kita akan melaksanakan pertandingan persahabatan, sekaligus kalian juga bisa belajar darinya bagaimana menjadi pembunuh Spirit yang benar"

'pertandingan persahabatan? Cara membunuh spirits dengan benar? Peduli setan sama hal itu. Setiap orang punya caranya masing masing, maksud amat harus ngikutin cara dia' ucap dalam hati Jester

"terutama kau Jester! " ucap komandannya yang terus menatap Jester dari kejauhan

Semuanya melirik kepada Jester saat ini, disini Mana merasa aneh dari semua anggota hanya Jester saja yang memakai sebuah topeng rubah sendiri

"apa coba, ngatur-ngatur segala" ujarnya yang memalingkan pandangannya dari komandan tersebut ke arah Mana.

Lalu tanpa diduga-duga pintu terbuka sampai menghantam dinding dibelakangnya lalu terlihat pria dengan keringat disekujur tubuhnya

"gawat! Salah satu atasan D.E.M disandera!"

Mendengar hal tersebut, semua orang disana terkejut ketika mendengarnya

"apa kau bilang?! Semuanya ubah jadwal, kali ini kita akan melakukan misi penyelamatan. Laksanakan sekarang!"

Semua pun langsung hormat tetapi tidak dengan Jester yang justru langsung berjalan menuju pintu keluar

"lokasi, Pukul berapa dia diculik dan bagaimana penculikannya? " ujarnya sambil melewati pria yang ada didekat pintu

"malam ini, untuk jam aku tidak tau tapi kami dapat kabar dari keluarganya jika ada seseorang yang meminta tembusan" jawab pria tersebut.

"begitu, kuterima misi ini"

Ditengah-tengah ini mereka semua diam membeku melihat tingkah laku Jester yang tak biasanya

"cepat!! semuanya ikuti Jester sekarang! "

Semuanya langsung segera bergegas menyusul Jester disana sedang Mana hanya berdiam diri saja disana tanpa mengeluarkan sepatah dua kata sama sekali.

***

Sementara itu disebuah gudang tua ditengah hutan mereka semua sudah mengepung lokasi yang diduga sebagai tempat ditahannya sandera.

"baiklah semuanya dengarkan aba aba dariku, kita akan menyerang ketika melihat seseorang keluar dari sana"

Tidak menuruti perintah komandannya, Jester justru berjalan tenang mendekati gudang tua tersebut.

"Oi apa yang kau lakukan disana Jester?!! Kau mau membuat atasan terancam?!"

Mengabaikan semua perkataannya, ia langsung membuka pintu besar dan masuk begitu saja.

"Tcih! Orang itu! Kenapa tuan Wesscot mau mendidik orang bodoh sepertinya!? " ucapnya melihat langsung pada tim dimonitornya.

"komandan, bagaimana ini?! " ucap salah satu pria dianggotanya

Disini komandan sudah masa bodoh dengan apa yang dilakukan oleh Jester dan ia yakin Jester pasti akan kalah didalam, karena digudang itu sendiri menurut informasi terdapat 50 orang yang menjaga gudang tua yang cukup besar itu

"biarkan dia, tepat seperti aba aba ku tunggu salah satu dari mereka keluar" ujar komandan yang masih didepan layar monitor besar.

30 menit telah berlalu dari Jester yang masuk kedalam sendirian.

"ini aneh, kenapa dari tadi aku tidak mendengar suara tembakan sama sekali dari sana"

"komandan! " ucap kapten dari misi tersebut

Pintu gudang perlahan terbuka, dan disini semuanya terus memperhatikan tanpa bergeming sedikit pun menunggu aba aba dari komandan.

Tapi ketika sudah terbuka, terlihat Jester sudah membawa atasan tersebut yang pingsan dengan cara menggendongnya dibahu kirinya.

Terlihat Jester mulai menyalakan pelatuk korek apinya lalu membuangnya kebelakang

Tek tek...

Korek api jatuh kelantai dan seketika api mulai menyambat dengan cepat kedalam gudang tua

Wusshhh....

Disini semuanya terkejut dengan hal tersebut, hanya seorang diri yang memodalkan sebuah pisau belati bisa menyelamatkan 1 orang atasan

Para anggota AST yang lain segera menghampirinya

"bagaimana kondisinya?! " seruan kapten

"dia baik baik saja" jawab Jester dengan nada datar

Karena penasaran, salah satu pria AST mengintip dibalik kobaran api dan tidak disangka sangka, ia melihat tumpukan mayat. Ada yang terpenggal, dipotong layaknya daging cincang dan ada juga yang dipotong silang

"i-ini... Pasti tidak mungkin?!! "

Pria tersebut sampai tersungkur setelah melihat perlakuan Jester kepada mereka yang digudang tua.

Topeng rubahnya berubah warna menjadi merah darah, serta pakaiannya yang bau karena bersimbah darah lawan lawannya.

Mana yang hanya melihatnya saja semakin penasaran dengannya.

Keesokan harinya saat dikantin, terdapat sebuah berita tv dari BBC yang menyatakan adanya pembantaian terhadap suatu keluarga, dan bukan hanya satu tetapi ada 16 keluarga besar yang menjadi korban.

"hee... Mengerikan, bisa bisanya ada orang yang tega melakukan itu." ucap seorang gadis didekat tv tersebut

Berbeda dengan Jester disini ia malah bicara "oh benar, aku lupa mengurus mereka. Ya sudahlah"

Semua mata langsung tertuju pada Jester karena dengan polosnya ia mengatakan hal itu didepan semua anggota AST yang berada dikantin.

Semuanya memiliki pikiran yang sama jikalau dia juga yang melakukan pembantai terhadap keluarga tersebut.

"Mo-monster!!..." ucap salah satu gadis didekatnya

Semuanya langsung bergumam mengatakan hal yang sama yakni monster

Bukannya merasa terganggu ia malah mengatakan "ketimbang monster, aku menyebutnya Grim Reaper. Aku hanya membebaskan mereka dari 1 anggota keluarganya yang membebani mereka semua diakhirat."

Semuanya terdiam setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya "dan juga, ia pasti dituntut diakhirat nanti oleh keluarganya sendiri. Ironi sekali orang orang digudang tua itu. "

'dan begitulah mengapa ia menjadi sosok Grim Reaper di D.E.M'

"ditambah dia benar benar menyelesaikan semua misinya 100% bahkan pernah sampai membuat kerusuhan di London sampai 20 mobil menjadi korbannya" ujar Mana setelah menceritakan semua hal itu.

Lalu tiba tiba terdengar suara yang dengan nada yang penuh emosi marah

"Woi Anjeng! Jawab Bangsat!! aku sudah menunggu 30 menitan disini!, itu juga kenapa disana malah jadi lautan zombie babi! " teriak Oberon dari income yang terkoneksi oleh Fraxinus.

Semuanya langsung menutup telinga saat mendengar perkataan Oberon yang kasar ditambah dengan nada yang keras membuat pendengaran menjadi sakit saat didengar.

Tanpa pikir panjang, Kotori pun segera menteleportkan Oberon kembali ke Fraxinus.

**

Setelah sampai di Fraxinus, Shido masih terus menatapnya dan menaruh rasa curiga kepada Oberon.

"lah kau napa dah? Kalo ganteng ya jelaslah!"

Kotori langsung menyela perkataannya lalu menyuruh Oberon untuk menonton tayangan tadi siang dimonitor

"Oberon, bisa kau lihat cuplikan ini terlebih dahulu? Aku mau mengkonfirmasikan sesuatu"

Disini Oberon mengerutkan dahinya "cuplikan apaan dah? Orang aneh"

Oberon pun mulai menonton cuplikan pembantaian dimana Jester menghabisi pada audience disana secara membabi buta.

"jadi bagaimana menurutmu? Apa benar itu adalah kau ?"

Setelah melihat cuplikan reka ulang tadi siang membuat darah diseluruh tubuhnya mendidih kembali ditambah dengan irama music phonknya

"terlepas dari aku atau bukan..."

"ini keren banget bangsaatt!!!"

Semuanya langsung menatap Oberon dengan sinis "emang anjing banget itu orang, selera musicnya boleh juga"

Disini Oberon hampir kelepasan semangat membahas pembantaian tersebut

"uhum! Maaf maaf, aku terlalu terbawa suasana soal ini"

Oberon menarik napasnya dan mengatur emosinya kembali menjadi tenang " kalau soal itu aku atau bukan, jawabannya jelas bukan. Tapi soal senjata itu? sudah jelas dia anggota dari The Execution"

Kotori disini mulai memahaminya karena ia sudah menduga jika bukan Oberon saja yang menggunakan senjata Azur Black Key "begitu, berarti kau bisa membe-"

Oberon langsung memotong perkataan Kotori "sayang sekali, soal informasi itu rahasia. Aku tidak mau memberitahukannya"

"kenapa?! Kau lihat sendiri perbuatan yang telah dia lakukan?!! "

Disini Shido terlihat marah ketika Oberon sama sekali tidak mau membantu mereka sama sekali

"buat apa aku harus menukar nyawaku dengan mayat tak berguna itu?"

"ma-mayat kau bilang?! Apa kau tak tau bagaimana perasaan keluarga mere-"

"kau dengar ini ya anjing! Kau mau Ratatoskr musnah dalam semalam!? " teriak Oberon kepada Shido

Semuanya langsung terdiam ketika Oberon sudah sampai membawa nama Ratatoskr

"yang sedang kau hadapi sekarang ini organisasi yang bahkan kalian tidak memiliki informasi akan hal itu. Memang kalian punya kesempatan buat menang?! Perlu kalian ingat!! Executor ada dimana mana, jika ada 1 orang pun yang berkhianat dari organisasi. Orang yang berkaitan dengan dia akan dieksekusi juga!!"

Shido pun kembali putus asa ketika mendengarnya ditambah ia mengingat perkataan dari Jester

"jangan salahkan aku. Tapi salahkan dirimu yang begitu lemah, kau hanya bisa berlindung dibalik mereka." ucap. Jester saat siang hari tadi.

"lagian nyawa mereka itu gk senilai nyawaku. lebih baik aku korbankan 1 dunia demi orang yg kukenal dari pada kebalikannya" lanjut perkataan Oberon kepada Shido

Kemudian Oberon pun bertanya kembali kepada mereka.

"terus... sekarang apa? Mau langsung terobos D.E.M? Kita cuman 2 orang loh? Atau gimana? " tanya Oberon sembari melihat para staff satu persatu menunggu jawaban dari mereka.

Lalu secara tiba tiba terdengar suara kekehan yang sangat tidak asing ditelinga mereka

"ehe! Ehehehehhe!!"

"tcihh! Orang aneh ini lagi" ucap oberon wajah kecutnya.

Lalu muncul sebuah bayangan ditengah tengah mereka kemudian keluarlah sosok Kurumi dihadapan mereka.

"kuru...kurumi..." ucapnya sembari berputar ketika muncul lalu menatap shido saat ini

Kemudian Kurumi melirik Oberon yang tidak bergerak sama sekali ketika kemunculan dirinya

"oh ya? Kupikir kamu akan langsung menyerangku dan membabi buta Oberon? " tanya Kurumi yang nampak keheranan dengannya saat ini

"ah tau ah! Mumet kepalaku saat ini. Kau itu bisa belakangan. "

Kurumi yang mendengarnya pun langsung tersenyum senang ketika mendengarnya

"fufufu~ aku tau pasti kalian kebingungan bagaimana cara menyelamatkan Yatogami Tohka benar kan? "

Shido pun menatap Kurumi dengan serius kemudian berkata "berarti benar saat tadi siang kamu-

Kurumi langsung menyela perkataan shido "iya itu benar, segala hal yang terjadi dikota Tengu aku mengetahuinya. Terutama saat pembantaian tadi. Seburuk-buruknya aku membunuh seseorang tidak akan sebusuk orang itu"

Disini meskipun ia menyadari kehadiran Mana, ia menghiraukannya seperti yang ia lakukan kepada Oberon dan hanya fokus kepada Shido saat ini.

"cukup berani juga ya kamu langsung kesini, Nightmare" ujar Mana dengan tatapan sinisnya

"ara ara~ seramnya, padahal aku hanya ingin menawarkan bantuan" jawab Kurumi

"ba-bantuan? " tanya shido

"ya... Meskipun aku yakin orang yang disana itu pasti menyelamatkan Tohka. Tapi ada beberapa orang yang menghalangi jalan kalian nanti. " balas kurumi sekilas melirik Oberon yang terus menatap dirinya tanpa henti.

"hmm... Sus" ucap Oberon dengan tangan kanan dibawah dagunya

"tapi... Yang dia bilang ada benarnya, melawan para kroconya aku bisa dengan mudah mengalahkannya tapi jika melawan Jester dan juga Ellen yang kau ceritakan waktu itu kurasa akan merepotkan."

Mendengar pendapat tersebut akhirnya semua setuju dan menerima tawaran dari Kurumi.

-To be Continued-