webnovel

Bab 3

"Hallo ma!" sapa Vero yang langsung menyapa sang mama saat tahu yang tengah menelfon adalah mamanya.

"Vero masih di rumah kakek Argon?" tanya sang mama.

Vero melirik Farasya yang sudah berganti baju dan masih terlihat canggung karena Vero masih berada di kamarnya.

"Hmmm, kenapa? mama ada pesan buat kakek?" 

"No sayang, jangan pulang malam malam aja karena belum Sah ya!" goda sang mama pada sang putra.

"Hm, aku tahu ma. Sudah dulu aku akan segera pulang setelah ini,"

Klik...

Vero mematikan sambungan telfonya dengan sang mama dan menatap Farasya yang duduk jauh darinya.

"Kenapa kamu?" tanya Vero pada Farasya yang terdiam sejak tadi.

"Harusnya aku yang tanya kenapa kamu masuk ke dalam kamarku, apa kakek mengijinkannya?" tanya Farasya tak mengerti.

"Dia menyuruhku memanggilmu untuk di ajak makan malam dan membicarakan sesuatu,"

"Hmmm, aku akan turun kebawah setelah ini," jawab Farasya singkat.

"Dimana suamimu,ku dengar kamu sudah menikah?" tanya Vero ingin mencoba memancing Farasya.

Farasya hanya tersenyum samar saat mendengar pertanyaan Vero,

"Kurasa itu bukan ranah mu untuk menanyak hal pribadi padaku, dan masalah suami ku ikut atau tidak itu juga bukan urusanmu,"

Setelah mengatakan itu Farasya meninggalkan Vero yang masih duduk santai di kamar Farasya.

"Kalau kamu nggak mau ngasih tahu aku nggak apa apa, tapi aku akan mencari tahunya sendiri!" gumam Vero pelan.

Tutt..... tut....

"Luhan aku ingin data seseorang lengkap dengan siapa saja dia berinteraksi. Aku akan mengirimkan fotonya setelah ini!"

Klik...

Vero langsung mematikan sambungan telfonnya dan mengirimkan foto Farasya kepada asisten dan juga tangan kanannya di kantor. Setelah itu Vero menyusul Farasya ke bawah dan sudah duduk di meja makan bersama dengan Argon.

Mereka kemudian menikmati makan malam dengan tenang.

"Farasya, apa perceraianmu sudah kamu urus?" tanya sang kakek tiba tiba.

Farasya mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan sang kakek.

"Aku belum tahu soal itu, dan bagaimana kakek tahu hal itu?"

Argon hanya tersenyum simpul saat mendengar pertanyaan Farasya padanya.

"Apa kamu lupa siapa kakek Faras?" tanya Argon balik sambil terkekeh.

"Kakek ingin kamu segera menyelesaikan urusanmu dengan bajingan dan keluarganya yang benalu itu. Dan setelah itu, kamu harus menikah dengan Vero secepatnya!" 

"A-apa? Apa kakek tidak waras, setelah aku bercerai dan harus menikah kembali?" pekik Farasya terkejut.

Dia tak menyangka jika Vero yang sedang duduk tenang di depannya adalah calon suami yang sudah kakek pilihkan untuknya.

"Apa yang sebenarnhya kakek pikirkan?" bentak Farasya kesal.

Setelah itu Farasya meninggalkan meja makan dengan perasaan kalutnya.

Sedangkan Argon hanya menghela nafas lelah.

"Biar aku yang menyusulnya, kakek tenang saja dia tidak akan marah dengan kakek,"

Argon mengangguk dan membiarkan Vero mengejar Farasya yang sudah pergi entah kemana. Tapi selama tidak ada suara mobil berarti Farasya tidak pergi kemana mana.

Saat Vero tengah bingung mencari keberadaan Farasya dia bertemu dengan salah satu pelayan di rumah Argon.

"Apa kamu melihat nona mudamu?" 

"Ah, nona muda biasanya jika habis berdebat dengan tuan besar akan mengurung diri di paviliun belakang karena disana ada perpustakaannya. Nona sangat senang membaca buku disana sampai hatinya tenang," jawab sang pelayan dengan sopan.

"Dan dimana arah jalannya?"

"Tuan muda bisa lurus ke depan dan belok kanan, paviliun nya ada di dekat taman bunga,"

"Hmm, terimakasih,"

Setelah itu Vero mengikuti arahan pelayan itu dan menemukan sebuah paviliun yang tampak lampunya redup tapi terlihat ada siluet orang di dalamnya.

"Ck, apa kakek pikir aku barang gitu di tawarkan kesana kemari, hiiih kenapa semakin tua semakin menyebalkan," gerutu Farasya lirih tanpa sadar jika Vero sudah ada di belakangnya dan sedang memperhatikannya.

"Sebenarnya dia tampan, bahkan jauh lebih tampan dari pada bajingan itu tapi dia udah kayak kulkas wajah nya datar banget," celetuk Farasya.

Vero yang mendengar itu hanya tersenyum tipis, dan kemudian dia berjalan mendekati Farasya dengan pelan.

"Jadi kamu mengakui kalau aku ini tampan hmmm," ucap Vero tiba tiba ada di samping telinga Farasya.

Farasya yang terkejut pun langsung berbalik dan naasnya tubuh Farasya oleng ke belakang tapi dengan sigap Vero menangkapnya.

Greb...

Tubuh mereka saling berpelukan dan wajah mereka sangat dekat, Farasya yang terkejut makin terpaku karena sudah dua kali ini dia melihat wajah Vero dengan dekat.

Vero sendiri menikmati wajah Farasya yang menurutnya cantik dan warna mata Farasya mampu menghipnotisnya.

Entah dapat keberanian dari mana, Vero semakin mendekatkan wajahnya ke arah Farasya dan mulai menempelkan bibirnya ke bibir Farasya.

Farasya kembali terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Vero, saat dia ingin melepaskan ciuman itu tangan Vero sudah menahan tengkuknya dan melumat bibir Farasya dengan lembut.

Vero kemudian mendorong tubuh Farasya ke rak buku yang ada di belakangnya dan semakin mempersempit jarak mereka. Farasya yang memang sudah lama tak bermain dengan suaminya pun terbawa dengan ciuman Vero. Tanpa sadar pun Farasya mengalungkan kedua tanganya ke leher Vero dan mereka memperdalam ciuman mereka.

"Mmmmm...."

Tangan Vero yang mulai nakal dan mulai turun ke depan dada Farasya yang terasa kenyal saat berhimpitan dengan dadanya tadi. Ciuman Vero mulai menjalar ke leher Farasya dan meninggalkan jejak disana karena memang saat ini Farasya mengenakan gaun yang sedikit terbuka di atasnya.

"Ahhhhh.....Ver...jangan!"

Suara indah Farasya keluar dan itu langsung menyadarkan Vero seketika.

Vero langsung menatap wajah Farasya yang nampak memerah menahan semua gejolaknya mati matian meskipun Farasya mengakui jika dia juga ingin di sentuh lebih lagi oleh Vero.

Vero menyatukan keningnya dengan kening Farasya dan membelai pipinya.

"Maafkan aku yang terbawa suasana, dan jika kita hanya berdua itu akan sangat berbahaya karena aku ingin sekali menerkammu dan mengungkungmu di bawah kuasaku. Tapi aku tidak ingin melakukannya sekarang, aku akan menunggu sampai semua urusan balas dendammu selesai. Jangan lupa libatkan aku dalam acara balas dendammu itu!" ucap Vero dengan nada tegas dan tak terbantahkan.

Farasya yang sudah bisa mengusai dirinya pun di buat bingung dengan apa yang di ingin kannya saat ini terlebih Vero terlihat menginginkanya dengan tulus.

"Vero tapi kenapa, kita bahkan baru bertemu sekarang?" tanya Farasya penasaran ingin tahu kenapa Vero mau di jodohkan dengannya.

"Kamu nggak perlu tahu, yang pasti mulai saat ini aku ada bersamamu, jadi aku akan membantumu untuk membereskan bajingan itu!"

Cup....

"Aku harus pulang sekarang, atau mama akan terus meneror ku dengan suaranya. Selain itu jika aku masih disini aku tidak tahu aku masih bisa menahan diriku lebih lama atau tidak," ucap Vero berpamitan dengan Farasya.

Farasya hanya terdenyum tipis, dan menganggukan kepalanya.

"Tidurlah setelah ini, dan jangan membuat kakek naik darah lagi baby,"

Farasya mematung mendengar panggilan Vero untuknya. Setelah itu Vero berlalu pergi meninggalkan Farasya yang masih berdiam diri di paviliun belakang.

"Astaga apa aku jatuh cinta lagi? tapi itu nggak mungkin secepat ini!" gumam Farasya dalam hati.

Saat Farasya ingin beranjak tidur ponselnya berbunyi dan ada pesan masuk ke dalam yang isinya foto foto Anton sedang masuk ke dalam hotel bersama dengan wanita yang tak lain adalah istri dari kakaknya sendiri.

"Heh jad mereka berbuat gila, dan bajingan itu juga berselingkuh dengan banyak wanita. Dasar laki laki brengsek, lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadamu!" geram Farasya sambil menggenggam ponselnya erat.

to be continued.....