webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · 軍事
レビュー数が足りません
79 Chs

7.8 - Deklarasi Permusuhan

Gerbang Utama FOC South 1750

Pukul 1600, 1 September 2025

Setelah menerima laporan terakhir dari Centurion yang memimpin elemen intai dan mendapati tidak ada pergerakan apapun dari perkubuan yang ia incar, Brigadir Flek memutuskan untuk segera melakukan pagelaran kekuatan.

Dua skuadron yang ia bawa ia gelar pada jarak 1,5 km di sebelah barat perkubuan dengan pola yang cukup agresif dan penuh intimidasi. Elemen footbow bahkan sudah ada dalam formasi dan berbaring di tanah, siap menempatkan anak panah dan melepaskan salvo begitu perintah diberikan.

Setelah itu, dengan ditemani seorang perwira staf dan empat pengawal pribadi ia menghampiri perkubuan yang menjadi calon mangsanya.

"Brigadir Flek, Komandan Brigade Rober, elemen kavaleri dari Buriek Guard, meminta pemimpin tertinggi perkubuan ini untuk keluar sekarang juga."

Masih sambil dengan duduk di atas kudanya, Brigadir Flek meneriakan tujuan kedatangannya. Tidak lama berselang empat pria berjalan keluar dari gerbang perkubuan dan langsung menghampirinya. Tiga diantaranya mengenakan pakaian serba hijau dan membawa tongkat aneh di tangan mereka.

Sementara pria keempat mengenakan celana panjang berwarna krem dan baju tanpa kancing, berlengan pendek berwarna abu-abu gelap dengan gambar anak anjing berwarna cokelat pada bagian dada.

Dan entah kenapa kombinasi pembawaan kasual, pakaian dan terutama sekali gambar anak anjing pada dada pria keempat, seketika membuat Brigadir Flek merasakan dorongan untuk mencincang pria tersebut.

Di saat yang sama, pria yang ingin dicincang oleh Brigadir Flek menatap ke arahnya sebelum berkata dengan enteng.

"Vex, pemimpin tertinggi di pos ini. Apa yang bisa kami lakukan untuk Ser Flek yang terhormat?"

Dahi Brigadir Flek segera berkerut-kerut, namun ia berhasil menahan amarahnya sebelum berkata.

"Kami sedang mengejar buronan politik dan elemen intai kami melihat mereka masuk ke mari. Kami menuntut agar mereka segera diserahkan kepada kami sekarang juga?"

"Apakah yang Anda maksud adalah rombongan Kapten Rasser dari Region Sandhur?"

"Ya, Kingdom Buriek sedang berperang dengan Region Sandhur, dan kami sedang dalam misi untuk menangkap mereka."

Vex mengangguk kecil sebelum berkata.

"Dimengerti, kami akan menyerahkan mereka."

Jawaban Vex membuat Kapten Nathan seketika terhenyak, namun pada akhirnya ia memilih untuk diam.

- - - - -

Lady Erien duduk termenung di atas ranjang sementara anggota keluarga tiga bangsawan dari Region Sandhur terbaring di ranjang masing-masing. Beberapa anak dan remaja bahkan sudah terlelap. Maklumlah selama beberapa hari ini mereka tidak pernah bisa tidur nyenyak atau makan hingga kenyang.

Dari sepuluh anggota keluarga Issel yang mencoba mengungsi ke Region Rivek, kini hanya tinggal dirinya dan adik perempuannya yang masih berumur enam tahun, sementara ia tidak tahu bagaimana nasib ayah dan saudara laki-lakinya yang memilih untuk bertempur mempertahankan Lagra City.

Sejujurnya, sebagai pemimpin rombongan Lady Erien sudah hampir menyerah dan akan memilih menyerahkan diri ke para pengejarnya. Ia tidak tahan lagi melihat bagaimana anggota rombongannya berguguran satu-persatu bersama para pengawalnya. Namun Kapten Rasser terus berkeras bahwa mereka harus terus berjuang.

Pada akhirnya secercah harapan muncul. Orang-orang di perkubuan bernama FOC South 1750 menerimanya dengan tangan terbuka dan mereka memperlakukannya dengan sangat baik. Dengan ramah mereka menyuguhkan makanan panas, buah segar dan roti yang sangat lembut dan harum. Lalu melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk mengobati berbagai luka yang diderita anggota rombongannya dan para pengawalnya. Setelah itu mereka diberi kesempatan beristirahat di tempat yang sangat nyaman.

Semangat juang Lady Erien pun kembali menyala dan ia segera memikirkan langkah selanjutnya. Di dalam FOC South 1750 ia sempat melihat kereta besi yang bisa berjalan tanpa perlu ditarik kuda, dan jika ia bisa menyewanya beserta sejumlah pengawal maka tiba di Region Sviek bukan lagi hal mustahil karena ia juga sudah melihat jalan lebar, lurus dan halus yang memanjang ke utara. 

Kapten Rasser juga sudah mengkonfirmasi kalau jalan ajaib tersebut memang diperuntukan bagi kereta besi yang bisa melaju hingga 100 km/jam.

Sebuah senyum baru akan mengembang di bibir Lady Erien ketika Kapten Rasser tiba-tiba masuk ke barak dengan tergopoh-gopoh.

"Lady Erien, Anda harus segera meninggalkan tempat ini."

"Paman Rasser, kenapa kita harus meninggalkan tempat ini? Dan kenapa paman sendirian?"

Tanpa menenangkan nafasnya yang masih naik turun tidak karuan, Kapten Rasser menjelaskan.

"Pemimpin tertinggi FOC South 1750 berniat menyerahkan Anda dan seluruh rombongan kepada elemen kavaleri Buriek Guard, dan personel di tempat ini memiliki alat aneh untuk melumpuhkan anak buah saya."

"Lady Erien, saya mohon Anda harus bergegas."

"Paman Rasser, meskipun kita bisa keluar dari perkubuan ini, kemana lagi kita akan pergi?"

Tanya Lady Erien dengan lirih sementara puluhan personel FOC South 1750 masuk ke barak dengan langkah mantap sambil menggenggam tongkat pendek di tangan masing-masing.

- - - - -

Di dalam sebuah unit militer, elemen yang paling kurang kerjaan biasanya adalah polisi militer. Karena itu biasanya para perwira tinggi menginvestasikan banyak sumber daya agar elemen polisi militer dapat memanfaatkan waktu luangnya. Jadi tidak heran jika kebanyakan anggota polisi militer biasanya memiliki banyak personel dengan kualifikasi tembak jitu, CQB, pengawalan, pertarungan tangan kosong atau kualifikasi tempur lainnya.

Di dalam TF Amethyst, tradisi untuk mengalokasikan banyak sumber daya ke dalam elemen polisi militer juga berlaku. Terutama sekali dalam keahlian untuk melumpuhkan target yang terampil menggunakan senjata tajam.

Silabus yang digunakan elemen polisi militer dalam TF Amethyst disusun oleh para ahli beladiri kelas dunia di bumi baik dari kalangan sipil maupun militer, dan silabus yang dianggap nyaris sempurna tersebut harus ditulis ulang setelah elemen polisi militer dalam TF Amethyst melakukan simulasi nyata melawan anggota Tuscan Guard.

Stun gun atau tasser gun yang digunakan oleh elemen polisi militer dalam TF Amethyst  hanya berguna di pertarungan pertama, lalu dengan mudah dinetralkan oleh anggota Tuscan Guard pada pertarungan kedua dan seterusnya.

Tidak peduli seberapa tinggi skill seorang ahli beladiri, keahlian mereka nyaris tidak akan ada gunanya saat harus berhadapan dengan orang yang berlatih dengan tujuan untuk membunuh dan cukup sering menggunakan keahliannya dalam pertarungan hidup mati.

Tanpa menunda-nunda petinggi GCG kemudian segera menyusun rencana latihan dan pertukaran keahlian antara elemen polisi militer dalam TF Amethyst dengan anggota Tuscan Guard menggunakan kerangka yang lebih terstruktur dan sistematis.

Itulah kenapa saat Vex memberi notifikasi kalau ada kemungkinan personel polisi militer di FOC South 1750 harus melumpuhkan 54 combatan yang sedang bertamu, mereka sama sekali tidak gugup, dan saat perintah akhirnya diterima dengan mudah mereka melumpuhkan anak buah Kapten Rasser

Hanya saja, Letnan Hess sama sekali tidak mengerti. Jika dari awal memang tidak ada niat untuk melindungi para tamu tersebut, kenapa mereka diterima ke dalam FOC South 1750. Namun pada akhirnya Letnan Hess hanya bisa membuang rasa ingin tahunya.

Tentu saja dilema di hati Letnan Hess tidak hilang begitu saja. Ia adalah perwira yang menerima rombongan dari Region Sandhur saat mereka tiba. Namun kini, ia pula yang diminta mengusir mereka.

Dengan tatapan penuh penyesalan Letnan Hess memandang wanita muda di hadapannya sebelum berkata.

"Lady Erien. . . Maaf, kami hanya menjalankan perintah."

Lady Erien menghela nafas dalam-dalam sebelum berkata.

"Kami mengerti, tapi bisakah saya sendiri yang membangunkan anak-anak yang sedang tertidur. Sebagai imbalannya kami akan meninggalkan semua emas dan barang berharga yang kami miliki."

Bagi Lady Erien, akan jauh lebih baik kalau semua emas dan barang berharga yang mereka miliki diserahkan kepada orang-orang di perkubuan yang sempat memperlakukan mereka dengan sangat baik, dibandingkan jika harus diserahkan kepada pengejar mereka yang nantinya akan memperlakukan ia dan seluruh anggota rombongannya secara tidak manusiawi.

"Tentu saja, tapi kami tetap harus mengikat tangan Kapten Rasser."

Kapten Rasser segera memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam, namun air mata yang mati-matian ia tahan pada akhirnya mengalir juga. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Kapten yang namanya selalu dikaitkan dengan keberanian tanpa batas tersebut mengalirkan air mata. Bukan karena ia takut terhadap kematian yang sudah ada di depan mata, namun karena kegetiran saat ia membayangkan perlakuan tidak manusiawi yang akan diterima junjungan yang sudah ia anggap seperti anak perempuannya sendiri.

"Lady Erien, maafkan pengawal yang tidak berguna ini."

Lady Erien tidak menjawab dan hanya memeluk Kapten Rasser erat-erat untuk menyembunyikan isak tangisnya. 

Tidak lama berselang Kapten Rasser menyerahkan tangannya untuk diborgol oleh Letnan Hess, dan setelah Letnan Hess membawa Kapten Rasser keluar, Lady Erien segera membangunkan anak-anak yang sedang tertidur pulas. Sementara beberapa wanita yang sudah mengerti apa yang menimpa mereka mulai terisak.

- - - - -

Di bawah sinar matahari senja yang lembut, rombongan dari Region Sandhur berbaris di depan gerbang FOC South 1750. Kapten Rasser dan anak buahnya ada di barisan belakang dengan tangan terborgol, sementara sisa rombongan ada di depan.

Lady Erien menoleh ke arah Erlin, adik perempuannya yang baru berumur enam tahun, dan tidak bisa tidak Lady Erien pun segera menghela nafas dalam-dalam. Ia sungguh tidak tega untuk memberitahu adiknya dan anak-anak lain mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Jadi wajar kalau Erlin saat ini menatap keadaan di sekelilingnya dengan matanya yang polos dan penuh rasa ingin tahu, sementara di tangannya ia menggenggam erat-erat sebatang manisan bernama cokelat yang diberikan salah satu personel FOC South 1750 saat mereka baru tiba. Erlin dan anak-anak lain sangat menyukai manisan bernama cokelat tersebut, hingga mereka menikmatinya dalam potongan kecil dan menyimpan sisanya dengan sangat hati-hati.

'Aku tidak peduli akan apa yang akan mereka lakukan padaku, tapi setidaknya biarkan anak-anak ini bisa menyeberang dengan damai.'

Gumam Lady Erien dengan penuh harap, sementara di saat yang sama Brigadir Flek melakukan pemeriksaan sambil mengerutkan dahi.

Brigadir Flek sama sekali tidak menyangka kalau pemimpin perkubuan yang ia incar akan begitu saja menyerahkan buruan yang dikejarnya. Tentu saja ia tidak kehilangan akal.  Ladang Nouel nan luas di belakang perkubuan tersebut memberinya seribu satu alasan tambahan yang ia butuhkan.

"Ser Vex, jangan main-main, ada lebih dari 100 orang dalam rombongan yang dipimpin Kapten Rasser."

Dengan kasual Vex menjawab.

"Well, mungkin mereka tersesat di jalan karena hanya 54 pria dewasa, dan 35 wanita, remaja serta anak-anak yang tiba di perkubuan ini."

Kerutan di dahi Brigadir Flek seketika bertambah sementara dengan nada tajam ia berkata.

"Ser Vex, saya menuntut penyerahan perkubuan ini untuk memastikan tidak ada buruan kami yang disembunyikan di dalamnya."

"Ser Flek, anda bisa mengirim beberapa orang-orang Anda untuk masuk dan melakukan pemeriksaan sepuasnya, tapi Anda tidak bisa begitu saja meminta penyerahan pos ini."

Dengan geram Brigadir Flek berkata.

"Tidak bisakah Anda melihat kalau lebih dari 1600 elemen kavaleri elit sudah siap meratakan perkubuan ini."

"Ya, saya bisa melihatnya dengan sangat jelas. Tapi saya tetap tidak bisa melihat mengapa hal tersebut harus membuat saya menyerahkan perkubuan ini."

Brigadir Flek segera memiringkan kepala dan memandang Vex dengan seksama, sementara di dalam hati ia bertanya.

'Apakah aku sedang berbicara dengan orang sinting?'

Namun pada akhirnya Brigadir Flek hanya bisa mendesah dalam diam setelah ia sadar kalau untuk sesaat perhatiannya baru saja teralihkan oleh pertanyaan tidak penting. Ia baru saja mendapat dalih untuk menyerbu perkubuan yang diincarnya, jadi ia harus segera memanfaatkannya.

"Ser Vex, saya menawarkan jalan damai tapi Anda menolaknya, karena itu saya akan menunjukan kepada Anda apa itu neraka."

Dengan kasual Vex menjawab.

"Kalau begitu ijinkan saya untuk juga mengingatkan Anda, kami tidak akan mengambil tawanan."

Brigadir Flek seketika mendengus sebelum membalikan badan dan menghampiri kudanya. Ia memandang Vex dan rombongan dari Region Sandhur untuk sesaat sebelum memacu kudanya ke arah formasi tempur yang digelar Brigade Rober.

Vex memijit keningnya untuk sesaat sebelum meraih radio di pinggangnya dan segera memencet tombol PTT.

"XO, kepada semua unit di bawah kendali Davy Jones, Operasi Crystal diluncurkan."

[. . .]

"Di ulangi, Operasi Crystal diluncurkan."

[Roger.]

[Roger.]

[Roger.]

. . . . .

Selesai meluncurkan perintah operasi, Vex segera meminta Letnan Hess untuk melepas borgol di tangan Kapten Rasser dan anak buahnya. Sementara ia sendiri menghampiri Lady Erien dan berkata.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang harus Anda lalui, tapi kami harus memastikan elemen Buriek Guard mengincar perkubuan ini sebelum kami bisa mengambil sikap."

Lady Erien hanya bisa mengangguk-angguk sementara ia menata isi benaknya, di saat yang sama siulan panjang demi siulan panjang tiba-tiba saja memenuhi udara.

*****