Sasya sedang menyusui iqbal pagi-pagi. Seperti biasa dia memangkunya. Sampai akhirnya dia mual, dia menaruh iqbal begitu saja dan melepaskan iqbal yang sedang menyusu. Hingga Iqbal yang dia tarus diatas tempat tidur menangis kencang. Rafael baru masuk setelah dari ruang kerjanya. Dia melihat iqbal yang menangis sendirian.
"Sasya, kemana sih?"
Terbesit kekesalan pada perubahan sikap sasya. Entah karena kehamilannya atau sasya mungkin sudah memilih dia akan lebih perhatian pada anaknya nanti. Rafael mengerti. Tapi ii bukan tujuan pertama dan utama dia menikah dengan sasya, tujuan awal untuk kebaikan iqbal. Kalau seperti ini, rafael tak bisa meneruskannya.
"sayang, cup cup jangan nangis ya."
Rafael menggendong iqbal dan menenangkannya. Dia ikut masuk ke kamar mandi dan mencoba memijat tengkuk leher sasya dengan satu tangan memegang iqbal dan satu tangan memijitnya. Selesai dengan mualnya, sasya langsug berkumur dan membersihkan mulutnya.
"Sini, maafin mama ya."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください