webnovel

Crystal Grains

Kekacauan antar kekaisaran elemen mengakibatkan runtuhnya berbagai sekte dari berbagai kekaisaran di benua. Benua Tianshu, dimana terdapat banyak master bela diri berkembang diantara kekaisaran dan sekte yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu. Perang dimana mana, pengorbanan dimana mana, tidak ada yang tahu kapan peperangan akan berakhir. Di abad ini, seorang gadis yang belum berusia 20 tahun menginjakan kaki di benua dengan tidak terduga. Seorang gadis modern dari Shanghai, Fang Yin, menjadi seorang master bela diri dengan dasar spiritual kosong yang dianggap lemah. Tapi siapa sangka bahwa teknik bela diri yang ia bawa dari Shanghai begitu unik ditambah lagi beberapa rahasia tentang dirinya sendiri perlahan terungkap. *** "Namaku Fang Yin, panggil aku Crystal. Siapapun yang menganggap dasar spiritual kosong hanyalah pajangan di pintu gerbang, bersiaplah dengan kekalahan." - Fang Yin -

Chintyaboo · ファンタジー
レビュー数が足りません
13 Chs

Margaku Gu, Namaku Xuan

Fang Yin menunjukkan pedangnya yang mengkilap. Tanpa noda darah atau debu, itu sangat bersih dan haus darah hingga membuat siapapun bergidik ketika melihatnya.

Mata pemuda itu membulat. Tiba tiba saja pemuda itu merintih kesakitan di bagian tangannya yang terkena tapak Fang Yin tadi. Reaksinya seperti dibuat buat, itu membuat Fang Yin geram. "Adik kecil, aku mengaku kalah."

Awalnya Fang Yin pikir dengan ini pemuda itu akan menggunakan kekuatan sesungguhnya. Namun siapa sangka dia akan menyerah? Fang Yin benar benar kesal, untuk pertama kalinya diaa merasa kesal seperti ini. Dia hanya kesal, tidak marah seperti ketika berhadapan dengan pria besar.

"Kenapa menyerah? Kau bisa mengambil pedang di manapun." Fang Yin merasa jengkel.

"Hei, apa otakmu kemasukan air?" Dia berkata dengan sebal kemudian menghampiri Fang Yin sedangkan Fang Yin hanya mengerutkan kening dibilang otaknya kemasukan air. "Jika ingin ditemukan, jangan menarikku kedalam masalah."

Fang Yin mendesah kesal. Walau pemuda ini mengatakan kebenaran, tapi Fang Yin tetap tidak terima. "Kau meremehkanku?"

Pemuda itu terkekeh selagi memikirkan cara untuk mengalihkan topik. Dia tidak ingin terus berdebat tentang kekuatan atau rahasianya terungkap. "Berapa banyak yang kau ambil?"

"Apa?" Tidak mungkin motifnya akan ketahuan, 'kan? Lagipula, Fang Yin tidak masalah jika ketahuan. Dia bisa berbagi makanan untuk kedua kalinya pada pemuda ini.

"Kau datang mengendap endap tidak mungkin mencuri uang di dapur, sangat mudah ditebak bahwa kau mencuri makanan."

Fang Yin tertegun. Pemuda ini lebih pintar daripada orang orang desa kebanyakan. Ketika Fang Yin sedang membual di depan kerumunan waktu itu, pemuda ini seharusnya sudah mengetahui kalau Fang Yin benar benar membual sembarangan. Hanya orang bodoh yang akan tertipu.

"Hanya beberapa daging dan bumbu. Makanannya tidak sesuai seleraku jadi tidak ambil banyak. Lagipula, hanya untuk diriku sendiri." Fang Yin bicara dengan malu. Untuk pertama kalinya dia mencuri dan ketahuan, dia tidak tahu harus bagaimana menebalkan wajahnya.

Pemuda itu mendesah. "Seharusnya kau ambil lebih banyak. Tenang saja mereka tidak akan kehabisan daging, jika tidak suka kau bisa ambil mentahannya." Tiba tiba pemuda itu menarik Fang Yin ke arah dapur.

Fang Yin hanya diam tidak memprotes lagi. Jarang jarang ada yang mengajaknya mencuri seperti ini apalagi seorang pria tampan. Jika ini di dunianya dulu, Fang Yin merasa diberkati. Tapi ini di dunia lain, Fang Yin tidak punya cara lain selain pasrah dengan keadaan. Walau dia akan jual mahal, bagaimanapun dia juga perempuan, perempuan mana yang tidak terpaku pada pria tampan?

Pemuda itu membawa Fang Yin mengendap endap. Keterampilannya tidak kalah dari Fang Yin dan sepertinya dia sudah sering melakukannya. Sesampai di dapur, pemuda itu mengeluarkan kain ddari sakunya kemudian mengambil beberapa daging dan bumbu tak terkecuali Fang Yin. Walau Fang Yin sudah mengambilnya, bagaimanapun Fang Yin selalu makan banyak tanpa memperhatikan berat badan.

Perkataan pemuda ini benar, mereka memiliki banyak daging asap baik mentahannya ataupun yang direbus. Bukan di tempat Fang Yin ambil saja, ditempat lain juga ada. Setelah selesai mencuri, mereka berdua keluar dari dapur. Mereka tidak mengambil semuanya karena akan menimbulkan kecurigaan. Untuk menutupi kesalahan mereka, pemuda itu mengambil sebuah kotak kayu dan meletakkannya di depan pintu dapur. Kotak dibuka dan mengeluarkan sekitar 4 tikus sebagai kambing hitam perbuatan mereka.

Fang Yin terbelalak. Dia sedikit menjauh karena terkejut akan keluarnya tikus kecil. Hewan yang ia takuti adalah tikus, dia sama sekali tidak menyukainya karena trauma masa lalu digigit tikus.

Setelah melepaskan tikut tikus itu, si pemuda mundur keluar dapur dan melihat Fang Yin yang memucat. Dia mendengus dan menunjukkan senyuman ejek. "Kenapa? Takut tikus?"

Fang Yin terkesiap dan melirik pemuda itu sekilas. "Siapa yang takut?" Fang Yin bicara dengan lantang walau sebenarnya dia sedikit tergagap. "Aku hanya tidak suka melihat hewan menjijikkan itu ... Darimana kau mendapatkannya?"

"Diluar sana adalah hutan belantara, ada banyak tikus seperti ini. Kebetulan ada rumah yang sedang menangkap tikus, aku membelinya dari anak anak."

Fang Yin mendengus ejek. "Aku pikir kau ternak tikus."

"Tidak ada waktu lagi. Sebelum mereka datang, kita harus pergi." Pemuda itu menarik lengan Fang Yin dan pergi melompat dari atap. Caranya melompat, seakan dia memiliki sayap di punggungnya. Itu membuat Fang Yin semakin penasaran siapa sebenarnya orang ini.

Mereka berdua pergi bersamaan ke atas gunung. Dari sana, pemandangan tampak begitu nyata dari atas. Fang Yin belum pernah ke atas gunung sebelumnya, dia hanya mencapai setengah bukit untuk memetik herbal karena tidak berani terlalu tinggi. Bagaimanapun, kultivasinya belum mencapai tahap itu. Melihat cara pemuda ini lompat tadi, Fang Yin dapat menyimpulkan bahwa kultivasinya melebihi Fang Yin.

Tapi bagaimana bisa orang biasa yang tinggal di desa terpencil memiliki kultivasi sebaik itu? Bahkan Qing Wei harus memaksa rakyat bekerja demi kultivasinya yang mengalami kemacetan awal. Bagaimana dengan pemuda ini? Tidak ada harta yang bisa dia gunakan, bahkan kehidupannya tampak santai tanpa harus kultivasi.

Pemuda itu melemparkan beberapa kayu bakar kemudian menyalakan api. Dia menyiapkan semua bahan "curiannya" tadi dan mulai memasaknya. Fang Yin memperhatikan dengan teliti, pandangannya tidak terlepas dari lelaki di depannya dengan penuh pertanyaan.

Merasa terus diperhatikan, pemuda itu meliriknya dan terkekeh kecil. "Apa aku terlalu tampan untuk diperhatikan seperti itu?"

Fang Yin mengejap ngerjap matanya dan ekspresinya berubah menjadi gelap. Dia terbatuk kemudian mengambil air minum dari cincin ruang. Dia melakukan ini untuk menguji pengetahuan pemuda di depannya. Tidak banyak yang tahu tentang cincin ruang, apalagi orang desa sepertinya. Orang desa bahkan tidak pernah melihat cincin ruang apalagi mengetahuinya.

Dengan perlakuan Fang Yin barusan, cukup untuk membuat reaksi orang desa terkejut dan bertanya tanya. Namun, pemuda ini tampak tidak terkejut atau bingung, dia malah tersenyum miring seakan tidak terjadi apapun.

Ekspresi Fang Yin semakin penasaran. Dia tidak bisa memendamnya lagi. "Pada umumnya, rakyat biasa akan terkejut melihat tindakanku barusan. Memunculkan botol tiba tiba, bukan hal yang bisa dilakukan orang biasa. Kenapa kau tidak terkejut?"

Pemuda itu terdiam sejenak. "Sejak awal aku sudah menduga kalau kau bukan orang biasa. Jadi untuk apa terkejut untuk kesekian kalinya? Aku sudah terkejut dengan pedang besimu."

Pedang besi dia bilang? Fang Yin menyipitkan matanya dengan kesal dan mengeluarkan pedangnya. Pemuda itu tampak kaget dan sedikit mundur dengan konyolnya.

"Wow wow, nona, bagaimana kau bisa menghunuskan pedang besi sekarang? Aku hanya asal bicara, masukkan kembali." Dia sedikit mengangkat tangannya seperti orang tolol.

"Kau bilang ini besi? Sepertinya matamu rabun," kata Fang Yin dengan kesal. "Ini terbuat dari kristal es gunung salju kering di utara, bagaimana kau bisa menyebutnya besi biasa?" Fang Yin tidak terima.

Pemuda itu menghela napas dan sikapnya mulai biasa seperti tadi. "Adik kecil, kau terlalu terbuka pada seseorang. Aku pikir kau akan mengatakan itu berasal dari kayu putih untuk membodohi orang desa. Jika kau mengatakan seperti itu, lebih baik katakan pada keluarga Qing langsung."

Ucapannya benar. Itu membuat Fang Yin tertegun dan memasukkan kembali pedangnya. Untung saja pemuda ini cerdas mengingatkan Fang Yin akan kesalahan penyamarannya. Dia datang kesini untuk menyamar dan latihan, bukan untuk memamerkan senjata. Karena emosi sesaat, Fang Yin melupakan penyamarannya.

"Lupakan hal tadi. Aku yang bodoh." Fang Yin sedikit malu. Untuk menutupi rasa malunya, dia mengeluarkan semua bahan curiannya ke tanah untuk dimasak. "Kau bisa memasaknya?"

"Daging ini sulit di lunakkan lagi. Kau yakin ingin memakannya? Bukankah kau bilang tidak ada yang sesuai seleramu?"

"Aku tidak sebodoh itu membiarkanku mati kelaparan," kata Fang Yin dengan penuh tekanan. Dia memperhatikan cara pemuda ini memasak, memanggang daging langsung diatas api setelah mengoleskan bumbu, Fang Yin tidak terbiasa akan hal ini. Tapi kelihatannya, pemuda ini pintar masak dibanding Fang Yin.

"Siapa namamu?"

Pemuda itu melihat ke arah Fang Yin dan tersenyum. "Pada akhirnya kau menanyakannya. Margaku Gu, namaku Xuan. Karena kau lebih muda dariku, kau boleh memanggilku Xuan Ge."

Kenapa aku harus memanggilmu dengan sopan jika kau sendiri tidak sopan? Fang Yin mencibir dalam hati kemudian menenggak minumannya lagi. Perutnya sudah kembung penuh air.

"Kau tidak ingin mencoba masak?" Gu Xuan menawarkan.

Fang Yin menggeleng canggung. "Aku ... Tidak pernah memasak daging. Aku hanya bisa memasak sesuatu yang vegetarian." Fang Yin tidak ingin mengakui bahwa dia takut terciprat ketika memasak daging. Dulu dia pernah memasak ikan dan hasilnya tangannya memerah karena cipratan minyak.

"Oh...." Gu Xuan bergumam dan melanjutkan masakannya.

Gu Xuan memasaknya dengan teliti sedangkan Fang Yin hanya memperhatikan. Sebenarnya Fang Yin bisa saja pergi dari sini, tapi dia masih penasaran dengan Gu Xuan yang tampak tidak biasa. Apakah dia dari dataran tengah? Apa dari sekte atau klan ternama? Tidak mungkin dari keluarga kekaisaran. Mana ada keluarga kekaisaran yang singgah ke desa terpencil dan kasar ini. Bahkan Fang Yin sebagai orang dari hutan enggan tinggal disini. Tempat ini penuh darah, tangan Fang Yin masih bersih dan suci dari darah, dia tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Siapa sangka, gadis arogan yang selalu membawa senjata dan alat spiritual sepertinya memiliki tangan yang masih bersih dari darah?

Beberapa saat kemudian, daging selesai di masak. Gu Xuan menyajikannya di piring yang terbuat dari tanah liat. Satu untuknya dan satu untuk Fang Yin. "Makanlah. Jika tidak mau, beri saja padaku."

Fang Yin sedikit ragu, tapi perutnya sudah memarahinya. Jadi dia langsung menarik piring dan memakan daging yang baru saja di bakar. Rasanya unik, tidak seakan hanya sekedar ditabur garam seperti makanan di kamp. Bahkan panggangannya tidak seburuk saat Fang Yin memanggang daging di atas panggangan BBQ. Ini benar benar sesuai selera Fang Yin yang tinggi.

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dibanding makan makanan enak. Fang Yin sudah tersiksa selama beberapa hari ini dengan makan makanan hambar. Makan gandum di pagi hari, itu hal yang bisa dimaklumi. Tapi ketika malam hari, dia harus makan gandum lagi dan itu hal yang berbeda ketika pagi. Bahkan di siang hari adalah saat saatnya perut Fang Yin terus mencaci, tapi tidak ada asupan yang masuk sebelum malam. Kini, dia bisa makan siang enak, perutnya tidak lagi mencacinya dan dunia seakan memihaknya.

Makanan sudah habis, Fang Yin sudah memasukkan kembali sisa daging kedalam cincin ruang untuk dimakan besok. Dia akan meminta Gu Xuan lagi untuk memasaknya karena Fang Yin termasuk tidak pintar masak. Dia hanya bisa merebus air, masak sayur, mie, dan nasi. Dia pernah ingin membuat shushi atau kimchi, tapi hasilnya jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Walau pembuatannya tidak banyak dimasak, tapi tetap saja ketika menggulung dengan Nori, hasilnya lebih kacau dibanding daging gosong.

Tepat setelah membereskan piring piring, Fang Yin bertanya, "Sebenarnya kau berasal darimana? Bela dirimu bagus, kau bahkan bisa memasak masakan yang tidak ada disini, kau bahkan tahu banyak hal."

Gu Xuan terdiam sejenak memikirkan kata kata yang tepat. "Aku hanya berkeliling, jadi semua yang kau katakan berasal dari itu. Untuk pertanyaan intimu, aku sendiri tidak tahu aku berasal dari mana."

"Apa yang terjadi?" Fang Yin merendahkan nada suaranya. Dia pikir masa lalu Gu Xuan ini sangat rumit dan menyedihkan hingga Gu Xuan harus berkelana sendirian.

Gu Xuan menyentil dahi Fang Yin. "Kau masih kecil, jangan terlalu ikut campur masalah orang lain." Tepat setelah mengatakannya, dia tertawa samar dan pergi.

Fang Yin menyentuh bagian dahi yang disentil, untuk pertama kali seseorang menyentil dahinya dan membuatnya linglung sejenak. Beberapa detik setelahnya, raut wajah Fang Yin menggelap dan beebalik ke arah Gu Xuan yang semakin menjauh. "Hei! Aku bukan anak kecil!"