webnovel

Crystal Grains

Kekacauan antar kekaisaran elemen mengakibatkan runtuhnya berbagai sekte dari berbagai kekaisaran di benua. Benua Tianshu, dimana terdapat banyak master bela diri berkembang diantara kekaisaran dan sekte yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu. Perang dimana mana, pengorbanan dimana mana, tidak ada yang tahu kapan peperangan akan berakhir. Di abad ini, seorang gadis yang belum berusia 20 tahun menginjakan kaki di benua dengan tidak terduga. Seorang gadis modern dari Shanghai, Fang Yin, menjadi seorang master bela diri dengan dasar spiritual kosong yang dianggap lemah. Tapi siapa sangka bahwa teknik bela diri yang ia bawa dari Shanghai begitu unik ditambah lagi beberapa rahasia tentang dirinya sendiri perlahan terungkap. *** "Namaku Fang Yin, panggil aku Crystal. Siapapun yang menganggap dasar spiritual kosong hanyalah pajangan di pintu gerbang, bersiaplah dengan kekalahan." - Fang Yin -

Chintyaboo · ファンタジー
レビュー数が足りません
13 Chs

Ceritalah!

Fang Yin terbelalak dan menarik kembali kekuatannya. Dia merasa lega bahwa itu adalah Gu Xuan, bukan orang lain yang ingin menyergapnya.

"Xiao Lanhou, kau sangat ganas." Gu Xuan memasang ekspresi terkejut.

"Salah siapa datang diam diam?" Fang Yin mengerang kesal apalagi ketika Gu Xuan mengatainya Kukang.

"Kau juga pergi diam diam. Aku tidak salah." Gu Xuan melipat kedua tangannya di dada bermaksud merajuk.

Fang Yin memutar bola matanya kemudian mengingat bahwa dia tadi mengerjai Gu Xuan. Dia melirik Gu Xuan dengan rasa bersalah apalagi telah menyerangnya tiba tiba, dia sebenarnya tidak berniat seperti itu, tapi itu karena dia kesal, tentang serangan tadi, dia melakukannya karena waspada. Kejadian di hutan Laowai membuatnya sedikit trauma akan sesuatu yang diam diam.

"Yah, kau menangis?" Gu Xuan mendekati wajah Fang Yin yang terdiam, melihat mata jernihnya yang padahal tidak berkaca kaca, hanya menampilkan penyesalan. "Jangan menangis, aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Siapa yang menangis?" Fang Yin memukul bahu Gu Xuan merasa kesal dengan ejekannya. Tadinya dia berniat minta maaf, tapi karena Gu Xuan membuatnya kesal lagi, dia tidak jadi minta maaf dan malah pergi dengan kesal. Sekarang Fang Yin yang merajuk.

Gu Xuan mendesah dan mengejar Fang Yin yang merajuk. "Xiao Lanhou, aku salah apalagi? Seharusnya aku yang kesal karena kau membuatku menunggu lama."

"Jangan panggil Lanhou!" Fang Yin semakin merajuk.

Gu Xuan bingung bagaimana cara menenangkan Fang Yin yang merajuk. Jika Fang Yin merajuk, hanya bisa disogok dengan makanan. Tapi masalahnya, Gu Xuan tidak punya makanan. Dia harus mengambil makanan di kamp lagi.

Namun, bukan itu yang harus dia lakukan sekarang. Ini masalah keselamatannya juga. Jiak dia tidak bisa selamat dari takdir menyakitkan itu, dia tidak bisa bertemu orang penting yang tinggal sangat jauh.

"A Yin, ikut aku." Gu Xuan menyambar lengan Fang Yin dan membawanya tanpa menunggu respon Fang Yin.

Tadinya Fang Yin ingin pulang kerumah dan bertemu dengan Fang Yan. Tapi sepertinya Gu Xuan tergesa gesa membawanya ke pusat desa entah ada keperluan apa. Gu Xuan tidak menggunakan kecepatan maksimal, atau Fang Yin akan curiga.

Setelah sampai, Gu Xuan berhenti di dekat kediaman klan Qing dan saat itulah Fang Yin memprotes.

"Kenapa langsung tarik begitu saja? Setidaknya beritahu aku jika ingin kesini. Untung saja aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung, atau kau harus bertanggung jawab atas rumah sakit yang ku tempati!"

Gu Xuan tidak mempedulikan omong kosong Fang Yin yang sedang merajuk. Dia mengisyaratkan Fang Yin untuk memperhatikan para anggota dan tetua klan Qing di depan kediaman.

Fang Yin melihatnya, tapi tidak tahu apa maksudnya. "Ada apa disana? Kau ingin mengambil makanan disana? Kebetulan aku lapar." Membicarakan makanan, mendadak suasana hati Fang Yin berubah menjadi semangat. Di sana memang banyak makanan enak daripada di kamp.

Gu Xuan berdecak sebal. "Yang kau tahu hanya makan. Kau akan mendapatkannya nanti, sebelum itu bantu aku dahulu."

"Bantu? Untuk apa? Demi dapat makanan? Aku bisa ambil sendiri disana dengan kekuatanku tanpa bantuanmu." Efek lapar, kadang Fang Yin sulit merespon sesuatu dengan benar. Apalagi wajahnya menampilkan wajah polos yang tidak tahu apapun, itu menjengkelkan.

"Apa kau tidak bisa sekali saja tidak memikirkan makanan?" Gu Xuan sudah jengkel.

"Kenapa? Makan adalah peristiwa besar dalam hidup. Aku tidak boleh berhenti memikirkannya." Fang Yin lagi lagi menyahuti tanpa dosa.

"Aku tahu kalimat itu, kau pernah mengungkapkannya, aku tidak lupa. Lalu, bagaimana dengan 'berbagi itu indah'? Kau masih menerapkannya?"

"Jika dengan rakyat jelata iya, aku sudah memikirkannya. Aku ingin jadi alkemis!"

"Menjadi alkemis, harus menjadi dokter juga. Mereka tidak akan membuatmu dengan uang atau makanan."

"Benar, kalau begitu, akan kulakukan di kota. Tidak, aku akan melakukannya secara sukarela disini dan akan bekerja sebagai dokter di kota. Itu adalah cita citaku!"

Mendadak pembicaraan mereka menjadi ringan dan santai. Entah bagaimana itu terjadi, mereka melupakan sesuatu yang lebih penting daripada membicarakan makanan. Sesuatu yang berhubungan dengan hidup seseorang!

"Siapa disana?"

Suara itu mengejutkan mereka berdua dan membuat mereka bungkam seketika dan bersembunyi dibalik semak semak. Selesai sudah percakapan unfaedah itu.

Orang itu tidak menemukan apapun yang mencurigakan selain suara bisik tadi. Mungkin itu suara angin mengingat angin disini cukup kencang. Jadi dia pergi tidak menghiraukan dua manusia yang sedang sembunyi seperti tikus.

"Sebenarnya kau ingin menunjukkan apa? Kenapa tidak bergerak sejak tadi?" Fang Yin bertanya. Dia sendiri bingung.

"Bukankah kau bicara sejak tadi?"

"Kau juga bicara."

"Sudahlah, jangan berdebat lagi. Kekuatan spiritualmu adalah bunga beku, seharusnya kau bisa melihat apa yang terjadi disana menggunakan kekuatanmu. Biar kau sendiri yang lihat daripada dijelaskan." Sebenarnya Gu Xuan sudah tahu apa yang terjadi disana tapi tidak bisa menjelaskannya langsung, jadi dia menyuruh Fang Yin melihat sendiri.

Fang Yin menurutinya dengan enggan. Mengeluarkan kekuatan spiritualnya dan menajamkan matanya. Cahaya keluar dari tangannya dan matanya berubah menjadi biru muda. Cahaya itu berbentuk butiran kristal dan melayang ke arah dalam kediaman.

Fang Yin menelusurinya dengan cermat, tidak ada hal yang menarik dan semua tampak normal kecuali satu hal. Terdapat sebuah kristal biru didalam kotak yang memancarkan kekuatan yang kuat dari dalam. Sifatnya sama seperti kalung Fang Yin, tapi memiliki fungsi yang berbeda. Melalui energi yang dia transfer, dia dapat merasakan energi yang terlalu kuat dari dalam bahkan Fang Yin tidak dapat mengetahui kekuatan apa itu.

Tidak mau ketahuan master spiritual lain, Fang Yin menarik kembali kekuatannya. Pikirannya dipenuhi pertanyaan. Apa hubungan kristal itu dengan Gu Xuan? Apa kristal itu? Apa fungsinya? Seberapa berharga itu?

Gu Xuan melihat Fang Yan tampak bingung. Dia terkekeh dan menarik Fang Yin keluar dari tempat persembunyian dan kembali ke desa. Namun, sebelum benar benar kembali ke desa, seseorang menghentikan mereka.

"Nona Fang, senang bertemu dengan anda."

Orang yang menyapa itu adalah Tuan Muda Qing, Qing Wei. Fang Yin dan Gu Xuan bersamaan berbalik melihat manusia yang 'katanya' Tuan muda sekaligus penerus klan Qing terakhir. Tidak ada rasa hormat Dimata mereka berdua hingga salah satu pengawalnya merasa geram.

Pengawal itu menggertak. "Tidak tahu etika! Berani sekali kalian menatap Tuan muda Qing seperti itu. Tunduklah!"

Siapa kau? Ibuku? Bukankah dia yang sembarangan memerintah? Fang Yin tidak suka orang yang menggertak orang lain dengan kasar. Itu membuat kesan pertama Fang Yin terhadap Tuan muda ini tidak baik, bahkan Gu Xuan tidak terkecuali. Jika ini adalah pertama kali Fang Yin bertemu Qing Wei, maka Gu Xuan yang ketiga kalinya. Qing Wei selalu latihan didalam kediaman dan jarang keluar kecuali untuk masalah penting.

Sebelum Fang Yin berkomentar, Gu Xuan lebih dulu menangkupkan kedua tangannya dan menerobos bicara. "Tuan Muda Qing."

Itu adalah bentuk sapaan yang tidak terlalu formal untuk orang seusia atau orang dekat. Kemudian Gu Xuan menyenggol Fang Yin untuk mengikutinya. Fang Yin memutar bola mata dan mengikuti apa yang dilakukan Gu Xuan dengan tidak bersemangat.

Qing Wei masih terlihat santai mengabaikan sikap Fang Yin. "Tidak perlu sopan," katanya kemudian melirik pengawal disebelahnya. "Bao Shan, tidak perlu menggertak mereka. Bagaimanapun, kedudukannya lebih tinggi dariku." Yang dia maksud adalah Gu Xuan. Itu membuat Fang Yin mengerut dan bertanya tanya lagi, siapa Gu Xuan sebenarnya.

"Maaf Tuan muda." Bao Shan hanya minta maaf sama tuan mudanya saja, bukan pada Gu Xuan.

"Nona Fang dan Tuan muda Gu, ada yang bisa aku bantu?" Ucapan Qing Wei tidak bisa dibilang sopan tidak bisa juga dibilang tidak sopan. Dia mengatakan embel embel tuan muda pada Gu Xuan, bukan untuk formalitas atau penghormatan melainkan hal lain. Fang Yin dapat melihatnya, itu benar benar menjijikkan.

"Bukan apa apa, hanya sekedar jalan jalan. Sudah lama tidak lihat Tuan muda Qing, apa pelatihannya lancar?" Gu Xuan bersikap normal. Dia seakan tidak memiliki masalah apapun dan mengabaikan nada mengejek Qing Wei.

"Agak sulit untuk menembus ranah king realm. Aku sudah berada di puncak ranah elder realm dan mengalami kemacetan. Setelah melakukan pelatihan tertutup lagi, hanya masalah waktu untuk menembus ranah king realm." Qing Wei memamerkan. Setahunya, orang dihadapannya lebih rendah darinya kecuali Gu Xuan yang hanya beda setingkat. Itu sebabnya dia menggunakan panggilan Tuan muda untuk Gu Xuan apalagi mengingat latar belakangnya.

Jika diukur berdasarkan kemampuan spiritual, Fang Yin jelas kalah. Fang Yin masih berada di tahap awal ranah master realm dan itu adalah ranah dasar, hanya mencangkup kekuatan fisik dan serangan dorongan saja. Namun, mungkin akan berbeda jika adu kepintaran atau adu kekuatan mental. Sebagai master dasar spiritual kosong, Fang Yin memiliki mental yang lebih kuat walau fisiknya lemah.

"Kalau begitu, selamat untuk tuan muda," kata Gu Xuan bersikap ramah. Gu Xuan bisa bersikap ramah, tapi Fang Yin tidak. Kemudian Gu Xuan melanjutkan lagi. "Aku dan Nona Fang, ada urusan sebentar. Jika tuan muda ada kepentingan, bisa beritahu aku."

"Kebetulan juga, aku memiliki urusan dengan Nona Fang. Tapi karena Tuan muda Gu sudah terlebih dahulu, maka aku akan bicara besok. Nona Fang, aku menunggumu di paviliun." Qing Wei tersenyum pada Fang Yin. Antara senyuman atau seringaian, tapi jelas itu lebih ke seringaian di mata Fang Yin.

Setelah Fang Yin mengangguk pelan tanpa bicara, Qing Wei pergi dengan pengawalnya kembali ke kediaman. Semakin jauh Qing Wei pergi, Gu Xuan menghela napas lega.

"Kenapa menghela napas?"

"Orang sepertinya, wajar jika aku menghela napas."

"Kau tampak akrab. Apa kalian kerabat?"

Gu Xuan tertawa mendengar ucapan Fang Yin. "Jika aku kerabatnya, mana mungkin aku tinggal di gubuk jelek." Selagi mengatakannya, Gu Xuan melanjutkan perjalanan.

"Benar juga," gumam Fang Yin kemudian berlari mengikuti Gu Xuan. "Lalu, kau siapa? Darimana? Kenapa dipanggil Tuan muda? Apa hubunganmu dengan kristal aneh itu? Dasar spiritualmu? Dan peringkat berapa kekuatan spiritualmu?"

Fang Yin terus bertanya bertubi tubi sepanjang perjalanan. Dia benar benar penasaran pada pemuda ini yang begitu misterius. Bisa saja pemuda ini menggunakan nama samaran karena dia tidak pernah mengungkap identitasnya, hanya orang itu yang tahu identitasnya itupun sepertinya tidak akurat. Fang Yin hanya bisa bertanya, tapi Gu Xuan malah menjawabnya dengan kekehan hingga akhirnya mereka sampai di tanah lapang.

"Sejak tadi kau terus bertanya, apa tidak lapar?"

"Aku master spiritual sekarang. Aku bisa mengisi energi tanpa makan, hanya perlu kultivasi. Cepat katakan tentangmu!" Fang Yin terus mendesak seakan tidak pernah lelah bicara. Seorang dengan cita cita dokter bagaimana bisa secerewet itu? Seharusnya dia bercita cita sebagai pengacara atau detektif atau sales marketing atau reporter. Bayangkan dia menjadi dokter, pasiennya akan semakin sekarat mental karena terlalu banyak bicara.

Gu Xuan mendesah pelan. Entah bagaimana dia bisa bertemu seseorang yang lebih cerewet darinya. Sudah lebih cerewet, mengatainya cerewet pula.

"Kalau begitu, aku akan menceritakan. Tapi sebelum itu, kau harus melakukan sesuatu."

Cepat cepat Fang Yin menjawab. "Aku janji."

Mata Gu Xuan membulat tidak percaya dengan Fang Yin yang begitu antusias. "Aku belum memberi syarat dan kau sudah berjanji. Bagaimana jika orang jahat yang bicara padamu? Kau juga akan berjanji seperti itu?"

"Apapun akan kulakukan. Asal tidak melanggar prinsip. Lagipula, aku yakin kau tidak akan minta sesuatu yang berlebihan seperti nyawa. Aku masih sayang nyawa." Fang Yin menyahuti dengan wajah polosnya itu.

"Kau begitu penasaran padaku," kata Gu Xuan kemudian tertawa pelan. "Aku dengar, penasaran adalah awal dari rasa suka."

Fang Yin menatapnya kosong. "Suka? Pada apa?"

Gu Xiang mengerut. Dia jadi ragu apa dihadapannya adalah gadis dengan usia 18 tahun. "Kau benar benar tidak tahu?"

Fang Yin menggeleng dengan polosnya. Gu Xuan merasa percuma saja dia bicara sesuatu tentang pria dan wanita dengan Fang Yin kalau jawabannya Fang Yin tidak tahu apapun. Anak ini benar benar baru lahir!

"Lupakan. Kau ingin mendengar ceritaku?"

Fang Yin kembali bersemangat dan mengangguk. Dia sudah seperti anak kecil yang akan dibacakan dongeng pengantar tidur. Fang Yin sudah siap dan duduk diatas batang pohon yang tumbang sedangkan Gu Xuan bersandar disana.

"Ceritalah."