"Ah, lo masih hidup? Gue kira seorang penghianat bisa aja mati karena malam pertamanya," ucap Sadewa mengejek pada Argo yang baru bisa mengangkat telfonnya dari jam lima sore dari tadi pagi Sadewa menelfon. "Pikiran lo terlalu primitif," sahut Argo membuat Sadewa sedikit tertawa mendengarnya.
"Memang, tapi apa salahnya berpikir. Mana uang yang lo janjikan saat gue berhasil membantu lo menikah sama Nita? Gue menunggunya dari tadi pagi, gue kira lo mati," Argo memutar bola matanya malas. "Nanti," jawab Argo membuat Sadewa tersenyum cukup miring mendengarnya.
"Lo udah melakukannya?" tanya Sadewa menanyakan sesuatu pada sahabatnya dengan perasaan ingin tahu. "Lo pikir apa yang dilakukan pasangan pengantin baru pagi-pagi buta sampai siang hari?" tanya Argo pada Sadewa dengan suara lelucon.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください