" aku tidak apa-apa ras, sekali lagi selamat ya untuk kalian berdua. kita pergi dulu, bye " lidya
" yuk mas. " ajak lidya dengan menggandeng tangan arya
arya hanya mengikuti lidya dengan senyum-senyum melihat tangan yang digandeng lidya. mereka berangkat menuju tempat dimana rahman dan annisa mengadakan pernikahan. arya sesekali melirik lidya yang duduk di sebelahnya dengan melamun menatap jendela. dia tau bagaimana perasaan lidya saat ini. akan menghadiri pernikahan mantan pacarnya, lebih tepatnya si pacarnya yang di jodohkan.
setelah 30 menit perjalanan mereka sampai di parkiran. arya yang melihat lidya masih sibuk dengan lamunannya berhasil menyadarkan lidya.
"lid, " panggil arya
" iya mas " lidya tersadar dan menoleh ke arya
" are you okay? kita sudah sampai. " arya
lidya hanya menjawab dengan senyuman.
" jika kamu tidak sanggup, lebih baik kita pulang. "arya
" tidak mas, ayo kita masuk. " lidya
mereka masuk berdampingan melalui karpet merah. mata lidya menatap lurus kedepan melihat pria yang saat ini masih dia cintai. pria yang pernah berjanji untuk setia, pria yang pernah bilang akan melamarnya, pria yang dia impikan menjadi pendamping hidupnya hingga ajal yang memisahkan. tetapi takdir mereka seperti ini, lidya sekedar menjadi tamu di pernikahan bukan mempelai wanita.
Lidya dan arya duduk di meja yang dekat dengan pelaminan. arya selalu menggenggam tangan lidya menguatkan. Rahman dan annisa sibuk dengan banyak orang yang mengucapkan selamat atas pernikahannya. ia belum menyadari kehadiran lidya karena terlalu banyak tamu disana.
Suasana hening seketika, pembawa acara mengumumkan acara selanjutnya yaitu berdansa. bukan sekedar dansa biasa melainkan berganti pasangan jika pembawa acara menyebut kata "ganti".
Arya mengulurkan tangan ke arah lidya, meminta izin untuk berdansa dengannya. awalnya dia tidak setuju, tapi arya terus saja membujuknya, hingga akhirnya lidya pun setuju.
Rahman dan annisa yang menjadi pusat perhatian dalam acara dansa tersebut. seperti pangeran dan putri di negri dongeng. dansa pun dimulai setelah pembawa acara menghitung dari tiga sampai satu.
" tiga, dua, satu " pembawa acara berhitung
semua pasangan mulai berdansa dengan alunan musik yang indah. gerakan yang seirama membuat yang melihat terpesona dengan acara kali ini.
rahman dikagetkan dengan sosok wanita yang ia cintai berada di sini dan berdansa dengan arya. rahman berdansa mendekat ke arah mereka, tujuan rahman ketika pembawa acara itu bilang ganti, dia akan berdansa dengan lidya dan akan berbicara padanya.
"GANTI" suara pembawa acara dengan lantang
rahman segera memegang tangan lidya untuk berdansa, setelah mendongak lidya kaget dengan pria yang berdansa dengannya. pria yang masih sangat dia cintai, namun di bersikap biasa saja agar tidak terlihat oleh rahman.
" lidya, dengarkan penjelasanku " rahman
" tidak ada yang perlu dijelaskan tuan rahman. selamat atas pernikahan anda. " lidya
" jangan seperti ini lidya, aku mencintaimu. " rahman
" cintailah istrimu!. " lidya
" GANTI " pembawa acara
lidya langsung melepaskan tangannya dari rahman dan segera mencari arya. ternyata sejak lidya di tarik rahman, arya sudah keluar dari aula dansa dan berdiri tidak jauh dari sana memperhatikan.
" kita pulang yuk mas " ajak lidya dengan menggandeng tangan arya.
" baiklah tuan putri. " arya dengan senyum mengembangnya
" hahaha tuan putri bagi orangtuaku " lidya tertawa dengan lepas
" bagi ku juga " gumam arya.
" kamu bicara apa mas? " lidya
" tiiiidak apa-apa " arya dengan senyuman manisnya.
mereka sudah sampai di rumah lidya, arya segera berpamitan karena sudah malam. lidya masuk ke rumah dengan gontai. kembali ke kamar dan membersihkan badan setelah selesai dia merebahkan badannya di kasur dan mulai sibuk dengan pikirannya sendiri tentang semua yang terjadi hari ini. perlahan lidya tertidur karena kelelahan.
Mentari sudah mulai sedikit menampakkan cahayanya. Semua orang mulai melakukan aktivitas kembali, begitu juga Lidya. Ia sudah rapi dengan setelan yang biasa dikenakan untuk bekerja, sarapan di meja makan sendiri.
" sepi juga yaa ga ada kamu Ras, " gumam lidya yang merasa kesepian.
toktoktok
suara ketukan pintu menyadarkan Lidya dari lamunannya.
" iya sebentar " lidya bergegas membukakan pintu.
" assalamualaikum... " pria di luar sana memberi salam
" waalaikumsalam... " lidya membuka pintu dan terkejut dengan sosok pria yang berdiri di hadapannya.
Pria yang masih dia cintai, tetapi tega menikah dengan orang lain.
lidya segera masuk dan menutup pintu, tetapi sebelum pintu itu tertutup sempurna pria itu menahannya dan berhasil membukanya kembali.
" lidya, tolong dengarkan aku. " ucap pria itu yang tak lain adalah Rahman
" tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi mas, silahkan pergi dari sini dan jangan pernah temui aku lagi. " tegas Lidya
" Lidya, aku sungguh mencintaimu. " ucapnya lirih
" Cih, cinta? aku tidak butuh cinta dari suami orang mas. " Lidya tersenyum kecut
" Sudahlah mas pergi dari sini, aku akan pergi bekerja. " lanjut lidya lagi
Rahman tidak dapat berkata apa - apa, apa yang dikatakan Lidya benar dia sudah menikah. Tapi hatinya tidak dapat di paksakan untuk mencintai Annisa.
Lidya segera masuk dan menutup pintu tanpa menunggu Rahman menjawab apapun. Dia mengambil tas dan ponselnya di meja makan. Lidya sudah tidak selera untuk sarapan lagi, mood nya sudah berantakan sepagi ini.
Lidya kembali membuka pintu, dan dilihatnya masih ada Rahman di sana. Dia dengan cepat mengunci rumahnya dan pergi bekerja dengan berjalan kaki.
" tunggu lid, " Rahman memegang pergelangan tangan lidya
" lepaskan mas, jangan seperti ini. " Lidya berusaha melepaskan tangan Rahman.
" tidak lid, aku ... " ucapan rahman menggantung saat ada tangan yang menarik tangan lidya agar terlepas darinya.
" jangan memaksa wanita. " ucap arya
" kau jangan ikut campur, ini masalahku dengan lidya. " Rahman
" aku berhak ikut campur dengan masalah calon istriku. " Arya
DEGG
Rahman seketika melemah mendengar kata CALON ISTRI yang di ucapkan Arya.
" jangan ganggu Lidya lagi, baru kemarin kau menikah dan se pagi ini sudah pergi mengganggu Lidya. " Arya dengan nada tinggi
" ayo kita berangkat SAYANG " Arya menekankan kata sayang agar Rahman percaya bahwa mereka sudah menjalin hubungan.
Arya menggandeng tangan Lidya hingga ke mobilnya, mereka sudah masuk dan mobil mulai melaju menuju suatu tempat yang Lidya tau ini bukan jalan ke tempatnya bekerja.
" kita mau kemana mas? ini bukan jalan ke perusahaan. " tanya lidya
yang di tanya sibuk dengan kegiatan mengemudinya, tidak menjawab pertanyaan Lidya.
" MAS " Lidya kesal karena Arya tidak menjawab pertanyaannya.
Beberapa menit berlalu, mobil Arya memasuki kawasan A'col. Pria itu ingin mengajak lidya meluapkan segala kesedihan dengan cara bermain berbagai wahana di D'fun.
Lidya bingung kenapa dia di ajak ke sini, bukannya ke kantor untuk bekerja.
" mas, mau apa kita kesini? " tanya lidya penasaran