webnovel

Siapa yang Mau Melakukan ‘Itu’? Aku Mengantuk!

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Jiang Mianmian menatap Zhan Muqian, telinganya menghangat karena malu tetapi dia tidak ingin menunjukkan hal itu. Dia memilih mengangkat dagu kecilnya yang indah dan menyipitkan matanya, lalu berkata, "Paman Zhan, ucapanmu jorok!"

Setengah detik kemudian, Zhan Muqian sudah kembali ke mode wajah dinginnya. Dia tampak tidak memedulikan ucapan Jiang Mianmian.

"Rok pendek milikku itu sangat cantik dan kamu membuangnya begitu saja. Kamu harus menggantinya!" ujar Jiang Mianmian.

Zhan Muqian lalu menyeret pergelangan tangan ramping Jiang Mianmian menuju ke ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan pakaian, dia kemudian mendorong pintunya agar terbuka. Gadis itu terkejut, dia mengulurkan tangan dan mengamati deretan gaun di dalamnya dengan penuh kekaguman. Ruangan besar untuk menyimpan pakaian itu berwarna putih dengan sisi dindingnya yang penuh dengan gaun wanita terbaru musim ini, merah muda muda, biru muda, ungu muda dan putih, semuanya ada di sana.

Meskipun dari namanya dia tampak seperti gadis yang lembut, tetapi dia tidak memiliki sifat itu sama sekali. Aku adalah iblis dunia, bagaimana aku bisa bertarung ketika memakai pakaian yang feminin seperti ini? Batinnya. 

Zhan Muqian bersandar di pintu dan menatapnya sambil tersenyum, lalu berkata, "Aku akan membayarmu untuk semua ini, sebagai hadiah pengantin wanita."

"Ini… Apa ini? Dan itu… itu tampak sangat tua dan yang ini sangat kekanak-kanakan."

"Sangat cocok untukmu kok." ujar Zhan Muqian sambil berbalik dan keluar dari ruangan itu.

Jiang Mianmian merasakan sakit pada kepalanya hingga seperti akan meledak. Rubah tua nan lick ini sudah merencanakannya sejak lama. Memangnya dia akan menikahi seorang istri atau membesarkan seorang anak perempuan? Katanya dalam hati.

***

Bagaimanapun, pakaian hanyalah masalah kecil. Jiang Mianmian menyadari betapa seriusnya konsekuensi dari menjual dirinya sendiri untuk menikah dengan Zhan Muqian saat malam tiba. Dia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi yang lembut, tampak air masih menetes dari rambut keritingnya yang berwarna cokelat muda yang masih basah. Dia kemudian duduk bersila sambil mendengarkan alunan musik heavy metal, sementara tangannya sibuk menggunakan pengering rambut. Saat rambutnya sudah setengah kering, dia tiba-tiba dikejutkan oleh pantulan sosok di cermin rias.

Sosok itu adalah Zhan Muqian yang mengenakan baju tidur berwarna abu-abu muda dan membawa segelas minuman yang berwarna kuning. Dia melangkah dan segera duduk di tepi ranjang Jiang Mianmian.

Tak disangka Jiang Mianmian berteriak padanya karena kaget, "Paman Zhan, apakah kamu pura-pura jadi hantu di tengah malam? Tidak ada suara sama sekali."

Zhan Muqian lalu menyisihkan gelas yang dipegangnya dan mendekati Jiang Mianmian tanpa alas kaki. Gadis yang didekatinya itu rupanya takut dan mencoba bersembunyi.

"Paman Zhan, apa yang kamu lakukan?!"

Mudah bagi Zhan Muqian untuk memegang pinggang kecil Jiang Mianmian, lalu menggendongnya ala bridal ke tepi tempat tidur. Tubuh lembutnya terlihat sangat menyegarkan setelah mandi, dia lalu menekuk lututnya dan mengapit kedua kaki kurus gadis itu dan tangannya menekan jari-jari gadis itu di kiri dan kanan. "Mianmian, memangnya apa lagi yang bisa aku lakukan di kamar pengantin denganmu selain 'itu'?"

Jiang Mianmian tercengang mendengarnya. Tadi dia terlambat untuk berpikir, kemudian setelah sadar, dia menggerakkan tangan juga kaki secara liar dan melakukan perlawanan ganas. "Tidak! Siapa yang akan melakukan itu denganmu? Aku mengantuk, aku akan tidur!" ujarnya. Dia lalu menarik selimut untuk menutupi dadanya dan menatap pria itu dengan waspada.

Zhan Muqian tersenyum tipis, dia lalu mengulurkan tangannya untuk menarik selimut itu. Tanpa ragu-ragu, dia menarik paha Jiang Mianmian dan melingkarkannya di pinggangnya.

Saat ini, Jiang Mianmian menyadari bahwa Zhan Muqian tidak bercanda. Dia ditindih di bawah tubuh pria itu, lalu dengan nada sedih berkata, "Paman, jangan… boleh ya?"

Zhan Muqian menepuk pelan wajah Jiang Mianmian dengan tangan besarnya, lalu berucap, "Kamu sangat berani dan tidak terkendali saat di dalam pesawat perang. Sekarang bagaimana bisa kamu menolaknya?"

Jiang Mianmian mengedipkan matanya, seolah-olah air mata akan segera keluar, lalu dia beerucap, "Aku… aku masih sakit. Gadis-gadis yang pertama kali melakukannya pasti merasa kesakitan. Aku masih sakit dan tentunya itu tidak enak, Paman Zhan, bisakah kita melakukan 'itu' di lain hari?"