webnovel

Saya Keponakan Panglima Perang

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

"Anak haram?" Tanya Zhan Muqian sambil mengerutkan kening. Dia pun melanjutkan, "Siapa yang memberitahumu?"

Alasan lain kemarahan Jiang Mianmian juga berasal dari perilaku Zhan Muqian yang berani mempermalukannya seperti itu. Jika itu orang lain, dia pasti bisa memukul hidung serta wajahnya sampai bengkak dan berdarah. Memang benar semua orang di dunia ini adalah penindas! Menggertak yang lemah agar takut pada yang kuat! Batinnya.

Jiang Mianmian kemudian membalikkan badan dan tidak ingin melihat Zhan Muqian. Namun dia mengangkat dagu gadis itu dan memerintahnya dengan dingin, "Pakai rokmu, setelah itu ikut aku. Sudah cukup minum-minum malam ini, pulang dan kembali lah menghafal!"

Meski Zhan Muqian begitu galak, Jiang Mianmian tetap mengacuhkannya dan bahkan memberinya tendangan ringan. Wajah tampan sang panglima perang menunduk ke bawah, lalu jari-jari panjangnya mengambil rok denim di kaki Jiang Mianmian dan berkata, "Tidak ingin memakainya? Cepat pakai!"

Beberapa saat kemudian, Jiang Mianmian telah digendong di bahu Zhan Muqian dengan memegang pantat kecilnya. Gadis kecil itu berteriak tak karuan.

"Kamu gila! Zhan Muqian, turunkan aku!" Pinta Jiang Mianmian. Jika dia tahu apa yang akan terjadi setelah keluar dari kamar mandi, dia berpikir lebih baik bunuh diri saja sejak tadi. Dia belum menyerah dan masih berjuang untuk turun, tangannya memukul-mukul punggung Zhan Muqian sementara kakinya menendang-nendang di udara.

Tak lama kemudian, Jiang Mianmian pun diturunkan oleh Zhan Muqian, dia segera mengenakan roknya dengan tangan yang gemetaran. Saat dia akan meraih sabuk tali untuk mengikat roknya, pria itu terlebih dulu menjulurkan tangan untuk mengambilnya. Kejadian itu membuat wajahnya terasa panas, namun, saat keluar dari ruangan itu dia memasang ekspresi tenang dan menegakkan kepalanya.

"Mian… Mian…" Gong Xiaoqi melihat wajah Jiang Mianmian yang menjadi merah saat keluar. Berbagai gambaran akan peristiwa yang terjadi di dalam secara instan muncul dalam benaknya.

Jadi kekacauan di kamar mandi barusan, mungkin itu adalah suara tubuh paman Zhan. Ckck… mereka benar-benar pengantin baru, batinnya.

Lalu tiba-tiba… tanpa sepatah kata pun, Zhan Muqian menarik tangan Jiang Mianmian dan kemudian pergi. Dia membawanya langsung ke ruangan nomor 1, membuat semua orang yang ada di dalam pun melihat ke arah mereka. Begitu pula dengan Ruan Qingtong yang berkedip beberapa kali seakan penuh tanya, dia buru-buru bangkit dan bertanya dengan ragu, "Tuan Zhan, ini…"

Para tamu yang berasal dari keluarga kaya dan kalangan atas itu juga sedang menunggu Zhan Muqian untuk membuka mulut, wajahnya tampak acuh tak acuh. Saat akan berbicara, Jiang Mianmian tertawa centil dan tiba-tiba dia menarik lengan pria itu kemudian sedikit menggoyangkannya dengan pelan, lalu berkata dengan suara lembut, "Halo Semuanya! Saya adalah keponakan panglima perang."

Keponakan? Batin semua orang di dalam ruangan itu sambil mengerutkan kening. Meskipun mereka meragukannya, namun tidak mengherankan jika Zhan Muqian memiliki keponakan yang berusia remaja karena keluarganya merupakan keluarga terkenal dengan populasi besar.

Jiang Mianmian dengan jelas melihat wajah Ruan Qingtong penuh kelegaan setelah mendengar kata 'keponakan'. Dia tersenyum lembut, lalu menunjukkan sikapnya yang murah hati dan berkata, "Ternyata anggota keluarga Zhan yang masih kecil. Aku sudah lama mengenal Tuan Panglima, namun belum pernah melihatnya sebelumnya…"

Jiang Mianmian sambil memegangi tangan Zhan Muqian mengarahkan pandangannya pada Ruan Qingtong dan menjelaskan dengan suara sedikit berbisik, "Saya seorang siswi sekolah asrama, jadi saya jarang keluar untuk bermain. Saat ini, teman sekelas saya sedang merayakan ulang tahunnya di Hotel Huadu ini. Lalu kebetulan saya bertemu paman kedua…"

Pandangan mata Zhan Muqian menjadi suram dan nada suaranya sedingin es. Dia mendengus kesal dan berkata, "Hmm, itu benar-benar kebetulan."

Tiba-tiba Ruan Qingtong yang terlihat sedikit mabuk bangkit dan menatap Jiang Mianmian sambil tersenyum dan berkata, "Oh, ternyata ada adik perempuan cantik di keluarga Zhan yang belum pernah kutemui sebelumnya?"

Jiang Mianmian sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum malu-malu. Kemudian salah satu pria di dalam ruangan itu yang juga terlihat sudah mabuk menunjuk ke arah Ruan Qingtong dan berkata, "Izinkan saya memperkenalkan kepada Anda, adik perempuan, ini adalah Nona Ruan, tunangan paman kedua Anda. Bagaimana, apakah dia cocok dengan paman keduamu?"

Mendengar hal itu, Jiang Mianmian merasa sesak napas, tetapi masih berusaha terlihat biasa saja. Dia lalu mengangguk sembari berkata, "Oh, mereka sangat cocok. Aku dengar dia adalah bintang besar. Kakak, kapan kamu akan menikah dengan paman keduaku?"