webnovel

Aku Tidak Mau Disuntik Obat Penghilang Rasa Sakit, Kamu Sangat Kejam!

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Jiang Mianmian memalingkan mata putihnya dan dengan penuh kekesalan berkata, "Bagaimana kamu bisa merendahkan orang seperti itu? Aku ingin menjadi tentara yang bisa berperang. Bagaimana kalau aku menjadi tentara pasukan khusus?"

Zhan Muqian saat ini tidak sedang ingin bercanda, sebenarnya dia masih sangat terkejut melihat banyaknya pecahan kaca yang tertempel pada lutut Jiang Mianmian yang menjadikannya berlumuran darah. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya jika pecahan kaca itu sampai melukai saraf kakinya. Jiang Mianmian benar-benar orang yang besar hati, batinnya.

***

Rumah Sakit Militer.

Dokter terkejut melihat Zhan Muqian menggendong seorang gadis cantik dan bergegas ke ruang gawat darurat. "Panglima, ini…"

Zhan Muqian meletakkan tubuh Jiang Mianmian di ranjang rumah sakit. Ekspresi wajahnya datar, namun bicaranya sangat cepat. "Ketika terjatuh, lututnya mengenai pecahan kaca dan masih ada sisa pecahan kaca di dalamnya. Segera atasi itu!"

Para dokter di ruang gawat darurat tidak mengetahui identitas gadis itu, tetapi mendengar nada bicara Zhan Muqian, mereka merasa bahwa sang panglima sangat khawatir kepadanya. Dan terlihat panglima itu juga merasakan sakit melihat gadis itu terluka.

Adik perempuan? Keponakan? Kekasih muda? Para dokter di ruang itu saling menduga di dalam hati mereka.

Ahli bedah yang paling mahir di wilayah militer bergegas menangani luka Jiang Mianmian. Setelah ditangani dokter, terlihat perawat membalut lukanya dengan sangat hati-hati, sembari tersenyum dia berkata, "Ini bukan masalah besar, hanya cedera kulit, tidak ada cedera pada otot dan tulang. Luka orang yang masih muda biasanya bisa sembuh dengan cepat, lututmu akan baik-baik saja, tetapi akan tetap ada rasa sakit yang muncul pada beberapa saat, jika rasa sakitnya parah di malam hari, minumlah beberapa obat penghilang rasa sakit."

Sebelum Jiang Mianmian yang terluka berbicara, Zhan Muqian sudah membungkuk, mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Seberapa besar sakitnya?"

Jiang Mianmian berkedip nakal, dia menyunggingkan bibirnya dan menjawab, "Tidak begitu sakit. Aku baik-baik saja, hanya cedera kecil kok. Apa kamu tahu… Saat bertarung, biasanya aku melawan tiga sampai lima orang. Bukankah itu hal yang biasa?"

Semua dokter bertepuk tangan dan tersenyum, "Gadis kecil itu memiliki karakter yang hebat!"

Zhan Muqian menatap wajah pucat Jiang Mianmian, saat ini bibirnya pun terlihat pucat, biasanya kedua sisi daging itu berwarna merah muda dan tampak lembut. Beraninya kamu bilang itu tidak sakit? Katanya dalam hati. Wajahnya yang sangat muram membuat suasana di ruang gawat darurat juga tiba-tiba menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Dokter dan perawat tidak mengerti apa yang sedang terjadi, mereka semua terdiam. Dia lalu memerintah dengan dingin, "Berikan dia suntikan penghilang rasa sakit, jangan sampai dia meraung kesakitan dan menangis di tengah malam."

Mendengar perintah itu, seketika emosi Jiang Mianmian meledak, dia berubah menjadi singa dan merengek, "Apa? Meraung kesakitan? Ini hanya cedera kecil, kenapa aku akan meraung dan menangis di tengah malam? Aku tidak mau disuntik, aku tidak mau disuntik! Paman Zhan, kau terlalu berlebihan untuk masalah kecil ini!"

Para perawat yang tidak berani menentang perintah panglima perang segera pergi untuk menyiapkan suntikan penghilang rasa sakit. Dokter juga mencoba untuk menenangkan Jiang Mianmian dan membujuknya, "Akan lebih baik jika disuntik, dengan begitu, fungsi dari penghilang rasa sakit akan bertahan lebih lama, gadis kecil…"

Belum selesai dokter menjelaskan, Jiang Mianmian yang berada di ranjang rumah sakit itu telah berubah menjadi macan tutul gila, dia mencoba menghindar dari Zhan Muqian, tangan dan kakinya berusaha sekuat tenaga agar bisa sampai ke lantai, "Zhan Muqian, pergilah! Aku tidak mau disuntik! Aku mau pergi! Aku tidak ingin mendapat suntikan penghilang rasa sakit! Kau sangat kejam! Aku muak denganmu!"

Udara di ruang gawat darurat tampak mengembun dalam sekejap. Sebenarnya apa status gadis ini? Berani-beraninya dia memarahi panglima perang? Para dokter dan perawat bertanya-tanya dalam hati. Ketika para dokter dan perawat khawatir bahwa sang panglima perang akan marah, mereka malah dikejutkan dengan pemandangan saat ini. Zhan Muqian membuka tangannya, dia memegangi Jiang Mianmian yang penuh kegelisahan itu, tatapan matanya tidak dapat diartikan, lalu dia berkata dengan nada yang sangat lembut, "Tidak takut pisau, tidak takut pistol, tidak takut terluka, tapi takut pada suntikan?"

Jiang Mianmian diliputi rasa sakit di kakinya, namun tidak mengekspresikan rasa sakitnya sama sekali, dia malah menatap Zhan Muqian dengan tatapan tajam. Akan tetapi, wajah kecilnya perlahan berubah menjadi lembut dan terkendali.