Beberapa saat kemudian sebuah mobil memasuki halaman pesantren. Najma dan Kang Hisyam yang merupakan santri kepercayaan Abi Kaif dan juga kang Santri yang selama ini membantu Abi Kaif dan Umi Ashila. Kang Hisyam selalu mengantar kemanapun Abi Kaif dan Umi Ashila juga Aghnia dan Najma kemanapun mereka pergi. Saat ini, Najma turun dari dalam mobil dan segera masuk ke ndalem menemui kedua orangtuanya dan mengatakan kalau semua yang mereka pesan sudah di ambil.
"Abi, Umi, semuanya sudah Najma ambil, kalian bisa membagikannya kepada para santri. Tadi pemilik toko juga berpesan kalau masih ada yang kurang Abi harus segera memberitahunya karena waktu pelaksanaan khataman masih agak lama." ucap Najma yang langsung di angguki oleh Abi dan uminya. Dia kemudian segera berpamitan untuk menuju ke dalam kamarnya. Najma juga membawa barang-barangnya yang masih berada di ruang tamu.
"Abi, Umi, Najma masuk dulu ya!" ucap Najma kemudian meninggalkan ruang tamu menuju ke dalam kamarnya. Kini dia sudah masuk ke dalam kamar. Najma kemudian mengunci pintunya karena dia akan mandi dan berganti pakaian. Dia sangat lelah setelah melakukan perjalanan dari Malang ke Blitar, terus setelah sampai tadi mengambil pesanan kitab dan seragam untuk khataman di pesantren milik Abinya satu bulan lagi. Najma segera mengambil handuk dan langsung menuju ke kamar mandi.
Sementara itu, Alif yang berada di dalam kamar Najma tersenyum saat melihat calon istrinya sudah kembali. Najma tidak menyadari dirinya yang sejak tadi duduk di sofa kamar Najma karena terhalang oleh tempat tidurnya yang masih tertutup tirai. Najma segera selesai mandi dan saat keluar dia sudah memakai pakaiannya di dalam kamar mandi. Najma sudah kebiasaan kalau dia akan selalu membawa pakaian ganti dan memakainya di dalam kamar mandi. Najma sudah kebiasaan seperti itu. Dia membalutkan handuk di kepalanya untuk mengeringkan rambuhnya yang masih basah karena baru saja keramas lalu membuka jendela kamarnya.
Najma mengambil napas saat jendela sudah terbuka. Dia kemudian membuka tirai yang melindungi tempat tidurnya dari nyamuk selama dia tidak berada di dalam kamarnya yang merupakan kamar Alif. Najma lupa kalau ini adalah kamar Alif, dia sudah menganggap kamar ini adalah miliknya. Betapa terkejutnya, Najma, saat melihat Alif yang duduk di sofa dan terus menatapnya. Dia segera masuk kembali ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras. Alif tersenyum geli saat melihat tingkah Najma yang sangat menggemaskan. Dia segera mengetuk pintu kamar mandi dan meminta Najma keluar dari dalam kamar. Alif ingin mengajak Najma ke suatu tempat.
"Najma, kenapa masuk lagi? apa kamu nggak kangen sama Aku?" tanya Alif gemas. Dia sudah menahan kerinduannya begitu lama, tetapi gadis kecilnya malah bersembunyi didalam kamar mandi. "Gus Alif kenapa berada di dalam kamar Najma?" tanya Najma akhirnya. Dia bertanya dengan suara bergetar karena merasa sangat malu karena menemukan Alif di dalam kamarnya sementara Najma tidak memakai hijabnya.
"Tentu saja aku menunggumu. Aku sangat merindukanmu, Najma. Sudah satu bulan kita tidak bertemu. Aku bahkan tadi sudah menuju ke Malang untuk bertemu denganmu." ucap Alif menjelaskan kepada Najma yang kemudian meminta maaf kepada Alif. "Kalau begitu aku minta maaf Gus, aku akan keluar tetapi aku minta tolong ambilkan jilbabku dulu di dalam lemari." Najma merasa risih saat dia harus berhadapan dengan Alif tetapi tidak memakai jlbab. Alif segera mengambilkan jilbab Najma.
"Najma, bukalah pintunya. Ini jilbabmu." Alif mengetuk pintu kamar mandi dan segera menyerahkan jilbab milik Najma kepadanya dan beberapa saat kemudian, dia keluar dari kamar mandi dengan wajah menunduk karena masih malu dengan kejadian tadi. "Terima kasih Gus Alif. Sebaiknya kita berbicara di luar, jangan di dalam kamar." ucap Najma yang langsung keluar dari dalam kamarnya terlebih dulu diikuti Alif. Keduanya kemudian segera menuju ke taman di halaman belakang rumah Alif. Keduanya kini duduk di sebuah batu sambil melihat ikan yang berenang dengan gembira.
"Najma, bagaimana kabarmu? apakah kamu merindukanku?" tanya Alif kepada calon istrinya. Dia kemudian menatap wajah Najma yang memerah saat mendengar apa yang di tanyakannya. "Alhamdulillah, Gus. Aku baik-baik saja. Tangan dan kakiku juga sudah sembuh dan aku sudah bisa beraktifitas kembali. Sebentar lagi aku akan melaksanakan tes kenaikan kelas jadi harus fokus belajar." ucap Najma merasa canggung saat ada lelaki dewasa yang kini menatapnya dengan tatapan penuh cinta.
"Syukurlah! kalau begitu sekarang ikutlah denganku. Aku akan membelikan sesuatu untukmu." ajak Alif yang langsung beranjak dari tempat duduknya sedangkan Najma mengikutinya dari belakang. Aghnia yang melihat hal itu segera mendekati mereka berdua yang saat ini sudah berada di depan mobil Alif. "Assalamu'alaikum, Gus Alif. Kalian mau kemana?" tanya Aghnia kepo. Dia merasa ridak rela kalau Alif bersama dengan Najma. "Wa'alaikum salam, Aghnia. Kami mau pergi ke suatu tempat. Aku minta tolong sampaikan kepada Abi dan Umi kalau kami akan keluar sebentar." ucap Alif sambil membukakan pintu untuk Najma. Aghnia kemudian segera ikut membuka pintu belakang mobil Alif dan langsung duduk di dalamnya. Najma menatap wajah Alif yang sangat kesal dengan menahan senyumnya.
"Aghnia, kenapa kamu masuk ke dalam mobil? aku tidak mengajakmu, kenapa kamu ikut?" tanya Alif kesal. Najma hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat Alif dan Aghnia berdebat. "Aku mau ikut karena kalian belum menikah, aku takut kalau nanti kalian khilaf kalau hanya pergi berdua saja. Atau aku akan laporkan kepada Abi dan Umi agar kalian tidak boleh pergi." ancam Aghnia kepada Alif yang akhirnya mengalah ats permintaan Najma. Mereka akhirnya berngkat ke toko buku. Alif akan membelikan buku pelajaran untuk Najma. Alif juga membelikan beberapa alat tulis yang di perlukan oleh Najma.
"Gus Alif, apa ini tidak merepotkan? aku masih punya banyak buku dan alat tulis." Najma merasa tidak enak pada Alif. Dia memang calon suaminya, tetapi baru calon. Najma merasa tidak enak pada Alif, dia tidak ingin merepotkan calon suaminya. Alif baru saja akan menjawab pertanyaan Najma tetapi Aghnia dengan tidak tahu malu langsung mengambil semua yang sudah di belikan oleh Alif dan langsung membawanya. "Najma, kalau begitu semua ini buat aku saja, terima kasih banyak Gus, aku senang sekali dengan barang-barang ini." ucap Aghnia sambil meninggalkan Najma dan Alif yang kini bengong melihat apa yang di lakukan Aghnia yang tidak tahu malu.