"Aku tahu kalian tidak percaya padaku, tetapi aku mengatakan yang sebenarnya. Terserah kalian mau percaya atau tidak." Firman kini merasa sangat sedih. Kirana dan semua orang kemudian menyadari kalau mereka telah berbuat keterlaluan.
"Firman, maafkan kami ya. Bukannya kami tidak mempercayaimu tetapi kami sungguh terkejut karena semenjak kau berada disini kau tidak pernah bertemu dengan orang lain kecuali kami dan dokter Sinta." Rio masih menahan senyumannya begitupun dengan Dewi dan Kirana tetapi tidak dengan Ziyad yang kini tampak sedang berpikir.
"Firman, jangan bilang kalau kau akan menikah dengan dokter Sinta.." kata-kata Ziyad sukses membuat semua orang ingin pingsan. Menurut Dewi, Rio dan Kirana semua itu tidaklah mungkin. Mereka baru beberapa hari bertemu jadi mana mungkin mereka akan menikah?
"Tetapi apa yang dikatakan kak Ziyad adalah sebuah kebenaran, aku dan Sinta memang akan menikah dan kami ingin kalian membantu kami agar bisa segera meresmikan hubungan kami ini. Kalian semua mau kan membantu kami?" Rio dan Ziyad langsung memeluk Firman. Mereka juga mengucapkan selamat kepada Firman.
Firman menceritakan semua yang telah terjadi hari ini dengannya dengan Sinta, baik Ziyad dan semua orang menyetujui dan mendukung keduanya dan mereka memutuskan lusa mereka akan menikah. Ziyad adalah orang yang akan menikahkan Firman dan Sinta. Rio yang mengurus semua syarat-syaratnya sedangkan Kirana dan Dewi yang akan membantu Sinta merias wajahnya. Untuk itu, malam ini Rio dan Dewi akan bermalam dirumah Ziyad.
"Dewi, kita kekamar Sinta sekarang. Biar Rio dan kak Ziyad yang menemani Firman karena ada yang akan aku tanyakan kepada dokter Sinta." Dewi mwngangguk dan mengikuti Kirana kekamar Sinta setelah berpamitan kepada Rio, Ziyad dan Firman.
"Assalamu'alaikum Sinta, apakah kau masih terjaga?" Kirana mengetuk pelan pintu kamar Sinta.
"Iya bu, saya belum tidur. Ada apa bu...?" Sinta membukakan pintu untuk Dewi dan Kirana, dia tentu saja belum tidur dan juga Sinta sebenarnya tahu apa yang akan dibahas Dewi dan Kirana.
"Sinta, bolehkan kami masuk? Firman sudah menceritakan semuanya. Jadi kami ingin sedikit berbincang denganmu." Kirana tersenyum kepada Sinta lalu Sinta langsung mempersilahkan mereka masuk. Mereka berdua kemudian duduk di temat tidur Sinta. Si kecil Bintang yang sudah terlelap membelakangi Kirana dan Dewi. Sedangkan Sinta duduk di depan meja rias yang berada dikamar itu.
"Sinta, apakah benar kamu menerima Firman sebagai calon suamimu? kau sudah tahu kan keadaan Firman seperti ini? jangan karena kasihan kau terus mengorbankan dirimu seperti ini." Kirana dan Dewi sangat menyayangi sahabatnya itu, jadi mereka akan memastikan dulu karena tidak ingin Firman tersakiti dikemudian hari.
"Benar bu bahwa saya menerima lamaran pak Firman, tetapi ibu salah kalau menganggap saya menerima lamaran pak Firman karena kasihan." Sinta menghela napas berat. Sebenarnya dia malu mengungkapkan perasaannya kepada Kirana dan Dewi. Tetapi Sinta juga tahu kalau keduanya tidak akan mengijinkan mereka berdua menikah kalau dia hanya kasihan terhadap Firman karena suatu saat nanti pasti ada yang akan merasa tersakiti.
"Tetapi kami juga tidak semudah itu percaya kalau kalian saling jatuh cinta dalam waktu sesingkat ini dan juga kamu masih sangat muda. Apakah kau yakin dengan keputusanmu ini.?" Dewi ikut menasihati Sinta karena Dewi dan Kirana juga sebenarnya kasihan dengan Sinta kalau dia benar terpaksa menikah dengan Firman.
"Kami saat ini memang belum memiliki rasa itu bu, tetapi kami merasa senasib jadi tidak ada salahnya kalau kami menikah dan menghabiskan sisa hidup kami dengan saling melengkapi kekurangan kami masing-masing." Kirana dan Dewi sudah mulai bisa menerima alasan Sinta menerima lamaran sahabatnya.
"Baiklah Sinta, kami akan merestui pernikahan kalian kalau kamu bisa menjawab satu pertanyaan kami ini." Kirana memandang Dewi dan kemudian kembali mengeluarkan suaranya.
"Sinta, apakah kau bersedia menerima Firman apa adanya? bahkan dia lumpuh saat ini dan tidak bisa bekerja sedangkan kau memiliki seorang putri yang masih balita dan membutuhkan banyak biaya. Kalau sudah begini, apa yang akan kamu lakukan? padahal Firman jelas tidak bisa bekerja. Aku tahu kau seorang dokter, tetapi kalau kau bekerja, bagaimana dengan Bintang? sementara Firman juga tidak bisa menjaganya diumah." Kirana dan Dewi menunggu apa yang akan disampaikan Sinta.
"Saya akan mengembalikan Bintang kepada kedua orang tua kandungnya bu." Kirana dan Dewi sangat terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Sinta.
"Maksud kamu Bintang bukan putri kandungmu?" Kirana membelalakkan matanya sementara Dewi sampai menganga saking kagetnya. Sinta kemudian mulai menceritakan semuanya dan saat dia selesai bercerita. Kirana langsung menghampiri Bintang dan membalikkhan tubuhnya. Seketika Kirana menangis dan memeluk anak kecil yang sedang terlelap itu hingga kini si kecil terbangun. Bukannya menangis, Bintang malah memeluk dan menciumi Kirana. Tentu saja Dewi dan Sinta merasa sangat heran.
"Najma sayang, kamu ternyata masih hidup sayang! Alhamdulillah, terima kasih ya Alloh. Engkau kembalikan cucuku." Kirana menciumi Najma, kemudian dia juga menceritakan apa yang di alaminya. Sinta sangat terkejut, mereka pun akhirnya bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi selama ini. Lalu Kirana menelepon Kaif dan memintanya datang ke Bandung tanpa mengatakan kalau dia bertemu dengan Najma saat ini.
Kirana akan memberikan kejutan untuk putranya itu. Juga, Kirana tidak akan memberiahukan ini kepada Alif karena kalau sampai Alif tau dia pasti akan langsung pulang dan meninggalkan kuliahnya. Jadi, Kirana akan merahasiakan tentang Najma sampai kuliahnya selesai.
Kaif dan Ashila segera berangkat menuju Bandung, mereka sangat khawatir dengan keadaan umi dan abinya. Kaif mengira Kirana atau Ziyad sedang sakit jadi mereka segera meluncur malam itu juga. Mereka bahkan mengajak kang Usman yang kini menjadi sopir mereka.
Sementara di Bandung, Kirana, Zayn dan semua orang sedang berbahagia. Mereka semua sedang berbahagia dengan dua hal. Yang pertama karena pernikahan Firman dan Sinta yang kedua karena Najma sudah ketemu dan ternyata masih hidup.