Kanaya melangkahkan kakinya disepanjang trotoar jalan, ingin pulang naik Taxi tapi tidak ada uang. Karena dompetnya tak tahu ada dimana.
Sejauh dia mengingat, dompet berwarna hitam itu ia letakan diatas meja sembari minum wine.
Sebuah mobil yang tak sengaja mengikutinya dari belakang, bukankah pria yang mengemudikannya itu Roxi?
Roxi kakak kandungnya, dia menekan klakson mobilnya, "Naya?" serunya memanggil.
"Hm?" dia menoleh kebelakang, 'Kak Roxi, kenapa bisa ada ditempat ini?' diam terpaku.
"Naya, masuklah.. dan jangan kabur atau pun memberontak." Roxi segera keluar dari mobil, dia berjalan mendekat mencengkram pergelangan tangan adiknya, "Ayo.. seperti apa pun kau menolaknya, tapi pernikahan kalian akan tetap berlangsung."
"Aaaa... tidak, aku tidak mau kak. Ku mohon mengertilah sedikit bagaimana bisa aku menikahi pria tua itu? Aku tidak mau menghabiskan masa mudaku dengan si tua itu!"
Naya berusaha untuk meloloskan diri dari cengkraman kakaknya, angin kuat berhembus menyibak rambut panjangnya yang berwarna cokelat itu.
Membuat kiss mark di lehernya terlihat oleh mata Roxi, "Apa ini?" menyentuh leher Naya, "Cepat katakan tanda apa ini?" dia geram dan langsung menampar Naya sebelum mendapatkan penjelasan.
"Hal ini jangan sampai tercium oleh siapa pun, kau ingin agar aku bisa sedikit mengerti bukan? Ya baiklah, kalau begitu anggap saja hal yang telah terjadi padamu ini adalah sebuah rasa pengertian dariku." lalu dia menyeret Naya sekuat itu.
"Dan sekarang kau yang harus mengerti kami. Perusahaan ayah sudah hampir pailit dan hanya kau satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan kami dari kurang kemiskinan." lanjut Roxi.
"Kak, sakit tolong lepaskan tanganku.."
"Diam!" bentak Roxi sembari mendorong adiknya itu masuk kedalam mobil, "Awas saja kalau sampai rekan bisnis ayah mengetahui dirimu yang sudah tidak perawan.."
Brak!
Dia membanting pintu mobilnya dengan kuat, setelah Roxi duduk di jok kemudi lalu memasukan kunci mobil dan menyalakannya.
Melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Anggara.
Aditya Anggara, adalah nama ayah mereka selian menjabat sebagai walikota, ternyata pria paruh baya itu juga memiliki sebuah perusahaan yang hampir pailit.
Jadi, pihak keluarga Anggara memutuskan untuk menikahkan Naya kepada rekan bisnis ayahnya demi menyelamatkan perusahaan.
***
Mereka pun akhrinya sampai juga di kediaman Anggara, "Cepat turun, jadilah anak gadis yang baik dan penurut.. jangan menyusahkan kami yang sudah merawat dan membesarkanmu dari bayi."
'Aku bahkan tidak minta dilahirkan ke dunia ini, bukankah aku ini hanya kalian anggap sebagai anak haram?'
Ya, semua itu berawal dari hubungan gelap Aditya dimasa lalu hingga menyebabkan seorang wanita muda melahirkan bayi mungil yang cantik.
Bayi itu kini tumbuh besar dengan pesonanya yang indah dipandang mata, bahkan dia diberikan nama yang sesuai dengan kecantikan wajahnya, Kanaya.
Naya mengikuti langkah kaki Roxi dari belakang dengan sangat baik, melangkah pelan hingga akhirnya mereka berdua bersitatap dengan sang ayah di ruang keluarga.
Di tempat itu juga ternyata sudah ada calon sumai Kanaya, pria berperawakan tinggi dengan sedikit kumis yang bermunculan diatas bibir.
Dia tinggi dan bertubuh besar, namanya tuan Dion.
"Roxi, kau menemukannya? Syukurlah..." ucap Aditya penuh dengan syukur. "Tuan Dion, saya perkenalkan dia adalah putri saya yang akan menikah dengan anda."
"Wah tidak kusangka jika kau memiliki seorang anak gadis yang sangat cantk."