Budi yang melihat Yudha menggendong Gina dengan darah didahinya pun merasa kan sakit.
"Semoga kamu tidak kenapa - kenapa Gina.
Lagi - lagi ayah tidak bisa melindungimu" Budi bergumam dengan raut wajah sedih.
Hendri yang melihat Yudha menggendong Gina dengan sedikit darah dan memar di dahi langsung membukakan pintu mobil.
Raut wajah khawatir dan panik Yudha seketika berubah ketika mereka hanya berdua.
Gina masih terus meringis kesakitan
"Sudah cukup sayang.
Apakah lukanya parah?
Hendri, ambilkan kotak P3K!"
Gina memalingkan wajah karena salah tingkah.
Yudha menatap Gina dengan lembut, kemudian memalingkan wajah pada Hendri, mengambil kotak p3k yang diberikan Hendri.
"Bagaimana kamu bisa tahu kalau lukanya tidak parah dan aku hanya berhong?"
tanya Gina malu - malu karena telah berbohong
"Tentu saja aku bisa membedakan ekspresi diwajahmu, jika aku tidak cepat - cepat menggendongmu keluar dari rumah itu. Mungkin kebohonganmu sudah terbongkar saat itu juga"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください