Berkali-kali harus jatuh adalah bukan perkara yang mudah untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Seumur hidup barulah kali ini Sabrina rasakan betapa jiwa terancam dan merasa ketakutan mengingat sorot mata Azka dengan tajamnya hendak merenggut satu-satunya mahkota yang ia miliki.
Hancur itulah perasaan yang kini tengah ia rasakan. Polos adalah sebuah kata yang tak ingin diulangnya lagi. Pagi-pagi buta sekali terlihat sosok dua orang wanita tengah berjalan menyusuri jalan, melawan dinginnya angin di pagi hari yang kian menusuk pori-pori kulit. Kemana harus berpijak? Masih adakah tempat yang bisa ia raih kebahagiaan? Kepala Sabrina terasa berat dengan bertambahnya beban yang kian menumpuk.
'Aku tidak mungkin pulang ke rumah, Ayah. Sementara aku tak sudi melihat Cantika dan Reyno kembali membuat masalah, aku lelah!' Gumam Sabrina.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください