webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · 都市
レビュー数が足りません
292 Chs

Bab 147-Kembalinya Bu Yeni

Setelah ke tiga orang pria sangar itu berlalu pergi meninggalkan caffe, dengan cepat Azka meraih tubuh Bu Yeni dan memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku, Mah," ucap Azka lirih saat ia tengah mendekap ibunya.

"Mamah takut, Ka," lirih Bu Yeni seraya meneteskan kembali bulir beningnya. Ia serasa baru saja melewati ancaman kematian. Namun, saat Azka berada dalam pandangannya, maut itu seketika berubah serasa pergi dan menjauh darinya.

"Mamah tidak tahu apa yang akan terjadi pada, Mamah. Jika kamu telat menjemput," sambungnya diiringi isak tangis di dalam dada.

Azka tampak melonggarkan pelukannya kemudian ia mengusap pipi Bu Yeni dengan lembut. "Jangan takut, Mah. Semua akan baik-baik saja," ucapnya.

Setelah memeluk tubuh ibunya, Azka kemudian mendorong kursi roda Bu Yeni dan membawanya menuju kendaraan roda empatnya terparkir. Akhirnya, usahanya tidak sia-sia, Azka membawa Bu Yeni kembali pulang ke kediaman Assegaf.