Setelah Azka menutup teleponnya, ia kemudian memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya. Menatap Bu Yeni dengan sendu, betapa pun hatinya bagai terisi pisau, perihnya bahkan melebihi luka sayatan karena menyaksikan mamahnya yang seakan depresi dengan kenyataan pahit ini.
Azka kemudian mambalikan badan menghadap Sabrina lalu mengangkat sebelah tangannya, mengusap lembut pipi Sabrina dengan ibu jarinya dan berkata. "Aku akan keluar sebentar. Titip, Mamah. Kabari aku jika ada sesuatu yang terjadi dengan, Mamah," ucapnya pada Sabrina.
"Kamu mau kemana, Mas?" Sabrina tampak cemas.
"Aku akan bertemu orang, membahas mengenai penyelidikan tentang kecelakaan, Papah dan Mamah," jawab Azka. Kini, tak nampak guratan senyuman di bibirnya. Wahahnya terlihat sendu. Ada banyak beban di benaknya yang tengah ia tanggung.
Sabrina mengangguk pelan. "Iya, Mas. Aku akan jaga, Mamah. Kamu hati-hati ya!" balasnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください