webnovel

Chapter 16

"Jangan kabur kalian!" teriak Pak Satpam sambil terus berlari mengejar Romeo dan Juliet yang justru semakin jauh meninggalkan langkahnya. Tidak bisa dipungkiri, usianya yang sudah tak lagi muda membuatnya kesulitan untuk menangkap Romeo dan Juliet yang kini berlari semakin kencang.

"Bagaimana ini, Romeo? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Juliet dengan napas terengah-engah, lelah nampaknya. Rambutnya yang awalnya tertata rapih bahkan sekarang sudah berantakan tak karuan. Napasnya memburu, jantungnya berdetak tak terkendali, dan wajahnya terlihat pucat pasi.

Gadis itu menoleh ke belakang, saat melihat Pak Satpam yang masih jauh dari posisi mereka saat ini, ia kemudian menghentikan langkah untuk mengatur napasnya sejenak. Sambil berpegangan pada salah satu pohon yang berada di sisi koridor, ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan. Hidungnya kembang kempis dengan mata memerah karena menahan kantuk.

Romeo yang menyadari pujaan hatinya menghentikan langkah lantas ikut menghentikan langkahnya. Tangannya bergerak untuk memegang bahu Juliet dan mengelusnya agar Juliet bisa sedikit merasa lebih tenang.

Ada satu hal yang sangat ingin Romeo lakukan saat ini; meluapkan amarahnya kepada Arthur. Jika saja tadi Arthur tidak berteriak kepada Pak Satpam dan mengorbankannya kembali, tentu saja kini ia pasti sedang bermesraan dengan Juliet, bukan malah berlari dari kejaran satpam sekolah seperti ini.

Hari ini, Arthur sudah dua kali mengkambing hitamkannya. Pertama, saat razia ponsel yang membuat ponselnya disita oleh Edward. Dan yang kedua, tadi saat Alice hampir ketahuan oleh Pak Satpam. Romeo bahkan heran sendiri dibuatnya, bagaimana bisa ia masih bersabar berteman dengan Arthur jika ia harus terus-terusan menanggung nasib buruk seperti ini?!

"Ini semua gara-gara, Arthur!" runtuknya. Tak lupa laki-laki itu juga menyumpah serapah karena kesal dengan sikap Arthur akhir-akhir ini.

Romeo bersumpah, setelah sampai di asrama nanti, ia akan langsung meluapkan kekesalannya kepada Arthur dan meminta laki-laki itu untuk minta maaf kepadanya. Ia sudah terlalu banyak berkorban demi Arthur bisa terbebas dari hukuman.

"Aku tidak mau tertangkap, Romeo!"

Romeo menangkup wajah Juliet lalu mengusap pipinya perlahan. "Julietku sayang, jangan khawatir, kita pasti bisa kabur dari Pak Satpam," ujar Romeo untuk menenangkan Juliet.

Namun, saat laki-laki itu menoleh, matanya membulat sempurna saat ia mendapati Pak Satpam yang sudah semakin mendekat ke arah mereka. Ia lantas mengajak Juliet untuk kembali berlari. "KABUR!!!" begitulah teriaknya sembari menarik Juliet untuk segera pergi.

Bukannya menarik tangan Juliet, laki-laki itu justru menarik salah satu ranting pohon yang membuatnya justru tertahan di titik yang sama mau sekencang apa pun ia menggerakkan kakinya untuk berlari. Ia bahkan tak menyadari jika Juliet sudah berlari mendahuluinya dan meninggalkannya seorang diri.

"Mau kabur ke mana kamu sekarang?" tanya Pak Satpam saat jarak mereka hanya tinggal dua meter. Pak Satpam berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arah Romeo.

Romeo menoleh ke belakang, lalu menoleh ke arah tangannya yang memegang ranting pohon. Ia merutuki dirinya dan kebodohannya, lalu melepaskan genggaman tangannya. 'Bodoh!' umpatnya dalam hati. Bagaimana mungkin ia tak menyadari jika yang ia pegang bukanlah Juliet melainkan ranting pohon? Jika Juliet tahu, gadis itu pasti akan marah karena kulit halusnya disamakan dengan ranting pohon yang kasar!

Laki-laki itu meringis ke arah Pak Satpam. Tanpa aba-aba ia berteriak, "PAK, ADA SERIGALA!!" sambil menunjuk ke belakang Pak Satpam.

Begitu Pak Satpam menoleh, Romeo lantas kembali berlari menyusul Juliet yang kini tengah berbelok di ujung koridor dan menaiki tangga menuju lantai dua gedung sekolah laki-laki.

"Mana serigalanya?" tanya Pak Satpam dengan polos sambil celingukan. Ketika menyadari jika Romeo telah mengelabuinya, Pak Satpam menepuk dahinya lalu kembali berlari mengejar Romeo sambil berteriak, "Awas kamu, ya! Berani-beraninya nipu orang tua!"

"Maaf, Paaaaak!" teriak Romeo sambil terus berlari menyusul Juliet.

Saat hendak menaiki tangga, Romeo mendapati Juliet yang tengah duduk di ujung tangga sambil memijat kakinya. Terlihat sekali jika gadis itu sudah kelelahan dan tak punya tenaga lagi. Jangankan untuk berlari, untuk menopang tubuhnya saja rasanya Juliet sudah tidak sanggup!

"Aku capek, Baby! Aku sudah tidak sanggup lagi," keluh Juliet dengan manja sambil mengerucutkan bibirnya.

Sambil merentangkan tangannya, Romeo berlari menaiki anak tangga kemudian menarik Juliet dalam pelukannya. "Kita harus sembunyi, Baby Juliet," ucap Romeo,

Juliet mencebikkan bibirnya. "Tapi aku sudah tidak sanggup untuk berdiri. Capekkkkk!"

Romeo menghela napasnya, lalu mengangkat tubuh Juliet ke dalam pelukannya. Juliet sontak mengalungkan tangannya di leher Romeo agar ia tidak jatuh. Keringat yang membasahi tubuhnya tak membuat Romeo menyerah begitu saja. Ia lantas berlari menuju ke salah satu ruang kelas dan membawa Juliet untuk bersembunyi di bawah kolong meja bersamanya.

"Aku takut kita akan tertangkap, Baby Romrom," ucap Juliet. Matanya menatap awas ke arah jendela, ingin memastikan jika Pak Satpam tak lagi mengejar mereka.

"Tenanglah, Sayangku. Kita pasti bisa kabur," balas Romeo lalu mengecup pipi Juliet singkat.

Juliet mengangguk, berusaha mempercayai ucapan Romeo. Namun, ketika ia melihat Pak Satpam yang sedang celingukan di luar jendela, napasnya tercekat. Ia tak bisa membayangkan apa jadinya jika sampai mereka tertangkap. Satu hal yang pasti, jika mereka tertangkap, hal terburuklah yang pasti akan terjadi mengingat mereka sudah berkali-kali melanggar peraturan sekolah.

Perlahan, suara langkah kaki terdengar menjauh bersamaan dengan Pak Satpam yang menghilang dari pandangan Romeo dan Juliet. Romeo keluar dari kolong meja, lalu mengintip ke luar dan mendapati koridor yang sepi. Matanya menyipit. Bahkan tanda-tanda keberadaan Pak Satpam pun tidak terlihat sejauh matanya memandang.

"Sepertinya Pak Satpam sudah pergi. Ayo kita keluar!" ajak Romeo.

Setelah memastikan jika kondisi sudah aman, ia mengajak Juliet untuk keluar dari ruangan dan kembali ke asrama masing-masing. Namun naas, baru saja keduanya melangkah ke luar ruangan, seseorang yang lain juga keluar dari ruang kelas sebelah.

"Jangan kabur kalian!" teriak Pak Satpam sambil berlari ke arah mereka. Siapa sangka jika Pak Satpam bersembunyi di kelas lain untuk memancing mereka berdua agar mau keluar dari tempat persembunyian.

Juliet dan Romeo lantas bergegas untuk kabur dari kejaran Pak Satpam. Begitu mereka menuruni tangga, keduanya memilih untuk berpencar agar Pak Satpam kebingungan dalam mencari mereka. Hanya ini satu-satunya cara agar Pak Satpam berhenti mengejar setidaknya salah satu dari mereka.

Romeo dan Juliet terus berlari dengan peluh yang membasahi tubuh mereka. Mereka berdua yakin sekali jika saat ini Arthur dan Alice sudah kembali ke kamar dan tidur nyenyak sementara mereka masih harus mencari cara untuk kabur dari kejaran satpam sekolah yang sepertinya tak kenal lelah sama sekali.