webnovel

Change To Other Side

Apa yang akan kau lakukan? Jika suatu malam kau bangun di sebuah ruangan gelap yang tidak kau kenal? Takut? Bimbang? Atau malah suatu perasaan khusus yang belum pernah kau rasakan sebelumnya? Ya, ini adalah ceritaku. Dimana setiap aku tidur, jiwaku akan terpindahkan ke tubuhku yang ada di masa depan. >>Other Side

HigashiSasaki · ファンタジー
レビュー数が足りません
20 Chs

Kembali ke ruangan itu

Other Side

Chapter 2: Kembali ke ruangan itu

Aku melihat seisi ruangan dengan panik, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku kembali lagi ke ruangan menakutkan ini! Aku menunduk mencari cara bagaimana untuk kabur. Tapi tanganku terlingkari oleh kunci besi yang ada di pegangan kursi, begitu juga kakiku. Jika aku ingin kabur, aku harus menghancurkan besi sialan ini.

Di sisi lain, kursi ini sangat berat dan terlihat tertanam di lantai, mungkin di las? Aku terus menerus mencari cara untuk kabur, dan takut kalau-kalau wanita itu kembali lagi.

Namun, semuanya terlambat. Seseorang menendang pintu ruangan itu dengan kesal, kemudian berjalan masuk.

Aku terpaku ketakutan, benar-benar ketakutan. Saat wanita yang waktu itu, masuk kedalam ruangan dengan wajah kesal.

Bukan hanya itu, dia membawa kepala seseorang yang di pegang di tangan kiri, dengan dahi orang itu yang hancur, mata di kepala orang itu sudah tidak ada, kemungkinan besar matanya sudah di congkel kaluar. Tidak berhenti di situ, darah yang mengucur kebawah melalui leher kepala itu terlihat sangat deras, itu artinya mayat itu adalah mayat segar yang baru saja di bunuh.

Aku kemudian dengan ketakutan melirik ke tangan kanan wanita itu yang sedang menyeret tubuh dari kepala tadi. Terlihat punggung dari badan orang tersebut terbuka lebar, seperti terkena pukulan kapak, serta kaki yang terlihat sudah tidak memiliki bentuk karena terlipat-lipat.

Wanita tadi yang memasang wajah sangat kesal dan seluruh tubuh yang sudah dipenuhi darah. Melirik ke arahku, diapun sadar kalau saat itu aku sudah bangun dan menatap ke arahnya.

Wajahnya yang tadi kesal dan terlihat menyeramkan, berubah seketika saat melihatku.

"Ahhh, ini baru 4 jam semenjak kau tidur. Apakah kau sudah bangun, dar-ling?" ucapnya dengan nada halus sambil tersenyum ke arahku.

"Tu-tunggu, apakah kau baru saja membunuh?" tanyaku dengan terbata-bata karena ketakutan.

"Ahhh, soal itu. Aku kesal dengan detektif ini yang selama seminggu ini dia selalu menyelidikiku, ku hitung Minggu ini dia sudah ke rumahku sebanyak 13 kali. Itu benar-benar menyebalkan, jadi tadi saat dia datang lagi aku melempar sebuah palu ke kepalanya yang membuatnya pingsan, lalu menyeretnya ke ruangan lain dan menyiksanya. Hehehehe!" tawa nya ketika menjawab pertanyaanku dengan senang membayangkan apa yang tadi ia lakukan.

"Eh? Ngomong-ngomong tumben kau bertanya seperti itu darling?" tambahnya sambil menyeret mayat itu dan berjalan mendekatiku

Aku menatapnya dengan sangat ketakutan, dan tidak menjawab pertanyaanya tadi. Karena itu, diapun berhenti.

"Huft, darling? Kenapa kau hari ini terlihat sangat aneh? Bukankah seharusnya kau sudah biasa melihat hal seperti ini?" Perempuan itu berhenti, kemudian memasang wajah cemberut.

"Te-terbiasa apanya! Maksudmu dengan membunuh orang? Mana mungkin seperti itu!" seruku dengan nada tinggi dan ketakutan.

Perempuan itu memiringkan kepalanya dengan kebingungan.

"Kamu kenapa sih! Padahal aku sudah baik membiarkan bagian dada tubuh ini tidak tersentuh. Agar kau bisa mengambil organ tubuh tubuh dari mayat ini yang kau sukai untuk menambah koleksimu!" teriak wanita itu kesal dan benar-benar kebingungan dengan sikapku.

"A-apa, apa maksudmu dengan koleksi? Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu!" jawabku yang dengan ketakutan sambil membantah tegas.

Perempuan itu kaget ....

"Lalu, yang ada di pojok kananmu itu sekarang apa!?" balasnya dengan kesal.

Saat itu aku tersentak, aku ingat bahwa aku belum mengecek bagian belakangku di dalam ruangan ini. Saat itu aku dengan sangat berharap bahwa di sudut ruangan bagian kanan ku tidak ada apa-apa. Tapi, saat aku menoleh ke kanan, disana terdapat sebuah rak yang cukup besar. Dan di sana tersusun berbagai jenis bagian tubuh. Mulai dari mata, jantung, hati, ginjal, dan usus yang di taruh di dalam sebuah toples dan di isi air, sehingga bagian-bagian tubuh itu akan mengapung-ngapung dan terlihat cukup jelas.

"Tidak, ini tidak mungkin. Itu pasti kau kan yang mengoleksinya dan kemudian menuduhku!" bantahku dengan cepat dan mencoba tidak mempercayai apa yang ku lihat.

Perempuan itu menghela nafas, ia kemudian melepaskan pegangannya di badan mayat itu, dan melempar kepala yang di pegangnya tadi kedepan.

Kepala itu kemudian menggelinding ke arah kakiku. Kemudian menabrak kaki kiriku dan berhenti dalam posisi terbalik. Aku melihat bagian atas kepalanya dan sadar kalau disitu terdapat belahan yang sangatlah besar. Dan aku bisa melihat kedalam kepala itu, semua organ di dalam kepala itu sudah tidak ada, yang tersisa hanya tengkorak dan kulit serta rambut yang menutupinya.

"Darling, apa yang sebenarnya terjadi padamu? Apakah kau benar-benar lupa ingatan?" ucap wanita itu pelan sambil menunduk sedih.

"Kesempatan!" ucapku di dalam hati dengan bersemangat.

"Y-ya, aku benar-benar tidak ingat sama sekali, bahkan aku tidak tau siapa diriku ini dan kenapa aku bisa di sini," jawabku dengan nada ragu.

Namun, perempuan itu membalas perkataanku dengan tersenyum licik.

"Bercanda," ucapnya singkat sambil menatapku.

Aku tersentak, secara perlahan wanita itu berjalan ke arahku. Melihat itu tubuhku kembali kaku karena ketakutan. Tanpa sadar, wanita itu sudah ada di depan mataku.

Ia kemudian menunduk dan memegang pipiku dengan tangannya yang penuh darah. Kemudian tangannya bergerak turun ke daguku. Lalu ia mendongakkan kepala ku ke atas agar bisa menatap matanya. Ia tersenyum saat mata kami berpapasan, senyumnya terlihat sangat menakutkan. Ia kemudian bergerak maju dan mendekati telingaku.

"Tidak peduli cara apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah lepas dariku, Dar-ling," bisiknya dengan nada lembut yang bisa menghanyutkan. Namun di saat yang sama terdapat aura mematikan di sekelilingnya.

Aku pun terdiam mendengar kata-kata itu. Beberapa saat kemudian, ia berdiri tegak.

"Baiklah, sekarang saatnya makan," ucapnya sambil berdiri dan tersenyum ke arahku.

Sontak aku kaget.

"Makan? Jangan bilang, kalau makanannya adalah ...." Aku terdiam menatap wanita itu saat memikirkan makanan.

"Ya, kau benar darling. Itu adalah otak! Serta organ-organ dalam lainya yang ada di kepala seperti mata dan lidah! Hahaha, pasti sangat nikmat bukan," tawa nya dengan keras. Kemudian langsung menatapku.

Saat itu aku hanya memasang wajah yang begitu kaget, namun di dalam pikiranku aku benar-benar mual dan hampir muntah, bahkan badanku tidak bisa kugerakkan.

Wanita itu kemudian tersenyum lagi.

"Hehehe, bercanda. Tentu saja itu adalah masakan normal, aku tidak mungkin kan memberikan hal-hal menjijikan itu kepada darling ku sayang. Lebih baik kalau darling memakan masakanku yang lezat, aku juga sudah memasak tadi kok," tambahnya saat melihat aku yang benar-benar ketakutan.

Namun, aku masih terdiam. Mencoba tidak menjawabnya atau wanita itu akan membahas hal yang lebih buruk lagi.

"Baiklah, karena kau diam darling. Maka aku akan keluar dulu dari gudang ini dan mengambil makanan spesial untukmu di dapur. Dadah," ucapnya sambil berjalan pergi dan tersenyum ke arahku.

**

Dia pun keluar, aku langsung merasa tenang dan menghela nafas. Saat itu juga dengan reflek aku melihat sekitar untuk mencari apa yang bisa digunakan untuk kabur. Namun, daripada menemukan hal yang bisa membuatku kabur, aku malah menemukan tengkorak-tengkorak manusia yang tersusun di belakang kiri ku sebagai koleksi, tengkorak itu memiliki berbagai ukuran. Dan jumlahnya ada 9. Aku tidak tau sudah berapa banyak orang yang dia bunuh. Namun yang pasti adalah. Aku tidak bisa kabur dari sini.

Beberapa saat kemudian bau menyengat mayat itu mulai menyentuh hidungku, baunya benar-benar busuk dan membuatku mual

Aku melihat-lihat sekeliling lagi. Dan sadar bahwa di sana ada sebuah kalender, yang menyatakan bahwa itu adalah tahun 2027, tunggu? Bukanya ini tahun 2022? Kenapa 2027? Apakah kalender itu salah dan sengaja di buat salah?

Beberapa saat kemudian, wanita itu masuk sambil membawa rantang di tangan kiri dan membawa pel dengan kedua tangannya yang dalam posisi menggunakan sarung tangan.

Aku diam saat itu, mencoba tidak membuat perhatian, setiap saat ia sadar aku menatapnya. Ia akan tersenyum manis. Wanita itu kemudian membawa mayat itu keluar, tidak tau akan di apakan.

Lalu, saat ia kembali ia langsung membersihkan seluruh ruangan dari darah. Dan menyemprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau mayat. Setelah semuanya selesai. Ia berjalan ke arahku sambil membawa rantang yang di taruh di atas meja tadi.

Ia kemudian duduk di kursi kayu yang ada di sebelah kursiku. Yang kemudian mulai membuka rantang dan menyusun masakanya. Ia saat itu terlihat seperti wanita normal yang feminim dan terlihat cantik. Pikirku sesaat, namun itu adalah pikiran sesat yang akan dilihat orang-orang yang tidak tau jati dirinya seperti apa.

"Tunggu, aku tidak tau bahwa ia akan benar-benar membawa masakan yang normal, terlebih lagi masakan itu terlihat benar-benar menggoda," gumamku di dalam hati yang melihat ke arah masakan wanita itu.

"Ini, Aaaaaaa," ucapnya sambil mengangkat sendok yang di tujukan ke mulutku.

Saat itu sontak aku terkejut.

"Bagaimana jika makanan ini memiliki racun di dalamnya? Atau obat-obatan? Atau normal? Tidak, tidak, tidak. Berpikir wanita sepertinya menyajikan makanan normal akan sangat aneh," pikirku dengan keras sambil menatap sendok itu.

"Huft, ayolah Agi, buka mulutmu, saatnya makan atau kau akan sakit," ucapnya lembut sambil terlihat agak cemberut, hal itu membuatnya cukup imut.

"Tunggu, bagaimana dia tau namaku? Tidak, tidak. Sudah pasti dia tau jika dia mencari data-dataku. Masalahnya seberapa banyak dia tau tentangku?" gumamku terus menerus berfikir sambil menatap kebawah yang mengacuhkan wanita itu.

Wanita itu cemberut, ia kemudian memakan makanan yang di tujukan kepadaku, lalu mengunyah nya.

Wanita itu kemudian bangun, dan berjalan ke arahku.

Aku kaget, kemudian melihat ke atas. Saat melihat ke atas, wanita itu langsung menciumku di saat yang bersamaan memasukkan makanan yang ada di dalam mulutnya ke dalam mulutku.

Aku yang kaget tanpa sengaja langsung menelan makanan itu.

"Bagaimana? Enak?" tanyanya sambil merangkulku.

"A-apa yang kau!? Pasti makanan ini memiliki obat-obatan di dalamnya kan!" seru ku dengan marah namun juga bimbang.

"Hey, sebarap tidak percayanya kau padaku darling? Jika itu memiliki efek obat-obatan, aku tidak akan memakainya kan?" Ia kemudian kembali ke kursinya

"Ma-masuk akal juga," jawabku dengan agak malu.

"Oke, saatnya untuk yang kedua," tambahnya sambil mengangkat sendok yang kedua.

Aku yang memang sudah lapar sejak pertama kali disni, dengan berat hati memakan masakanya. Tidak bisa di pungkiri bahwa masakanya terasa sangat enak. Namun, hatiku benar-benar cemas dan berfikir bahwa akan ada sesuatu yang terjadi di sini.

**

Beberapa saat kemudian, makanku selesai. Aku yang sudah kenyang dan kembali berenergi mendongakkan kepalaku dan menatap ke atas.

Saat itu juga secara tiba-tiba, lingkaran besi yang menahan tangan dan kakiku terbuka. Aku kaget dan secara reflek melihat ke arah wanita itu. Aku melihat wanita itu memegang sebuah remote yang barusan di tekan nya.

"Oke, sudah saatnya," ucapnya tersenyum ke arahku.

Aku yang dengan bingung tanpa pikir panjang langsung bangun dan lari ke arah pintu keluar. Namun, tiba-tiba saja kedua kakiku tersengat listrik yang sangat kuat.

"Arghh!" teriakku yang kemudian terjatuh. Saat itu juga aku berbalik dan memasang posisi telentang lalu melihat kedua kakiku. Saat itu aku baru sadar bahwa di atas pergelangan kedua kakiku, terdapat sebuah logam yang melingkari betis kakiku, yang kupikir logam itu bisa mengantarkan listrik jika di aktifkan tombolnya, listrik itu akan mematikan saraf kakiku untuk sementara yang membuatnya mati rasa dan tidak bisa bergerak.

"Si-sialan," gerutuku kesal kemudian sadar bahwa wanita itu berjalan ke arahku.

"Bukan waktunya kabur, dar-ling. Tapi waktunya untuk-" sebelum menyelesaikann perkataanya, ia kemudian duduk di atas perutku. Yang secara perlahan membuka bajuku.

Aku yang panik mencoba mendorongnya, dan tanpa sengaja menyentuh dadanya, karena itu juga aku reflek melepaskan tanganku dari tubuhnya. Ia tersenyum senang karena aku melakukan hal itu.

Namun, di saat yang bersamaan, tiba-tiba saja mataku mulai berat.

"Sialan, benar-benar ada yang salah dengan makanan tadi," ucapku dengan lemas yang mulai tertidur.

<Other Side>

Aku langsung bangun dengan cepat di dalam kamarku dan menggenggam selimut.

"Sialan! Apa yang sebenarnya terjadi!!" ucapku dengan sangat kesal dan meninju lantai.

>>Bersambung<<

~Higashi