Aqsa menyentil kening Madina. Madina refleks mengusap dan menatap Aqsa sambil tersenyum.
"Kali ini yang ceroboh bukan kamu, melainkan aku. Aku sangat menyesal. Maafkan aku. Aku sangat bodoh."
"Syuttt. Jangan berkata seperti itu. Yakinkan aku. Ini bukan hanya sekedar khayalan ku atau mimpiku kan?!" Madina masih bertanya karena memang tidak percaya jika suaminya sudah berdiri di depannya.
"Kamu tidak sedang berkhayal, kamu tidak sedang berhalusinasi, kamu tidak sedang bermimpi. Apa kamu sangat merindukanku? Apa kamu selalu berhalusinasi, berkhayal dan memimpi kanku?" tanya Aqsa menatap lekat istrinya.
"Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku menangis karena rindu dan kata-katamu terngiang-ngiang. Aku selalu berpikir, benarkah aku sekejam itu? Benarkah aku berzina? Benarkah_"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください