“Kenapa dia tidak mau bangun?” tanya Mia dengan alis berkerut kepada sang manajer.
Tak tega melihat keresahan sang gadis, pria berpakaian rapi itu pun melangkah maju. Tanpa aba-aba, ia menjepit jempol kaki Julian dengan tangannya. Dalam sekejap, sang CEO tersentak dan menendang apa yang telah menariknya kembali dari dunia mimpi.
“Engh!” erangnya sembari menarik pelupuknya. Mata yang teramat merah sontak menyapa gadis yang terbelalak tak percaya.
“Tuan? Anda baik-baik saja?” desah gadis itu, membingungkan sang pria.
Melihat wajah sang kekasih begitu dekat dengannya, kesadaran Julian mendadak utuh. Tanpa memedulikan kepalanya yang masih berat, pria itu beranjak duduk.
“Mia? Apakah ini mimpi?” gumam sang CEO dengan mata terbuka maksimal. “Kau sudah mau bicara denganku?”
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください