“Sebastian? Kenapa kau ikut masuk? Keluarlah! Peneror itu bisa membatalkan pertemuan jika dia tahu aku bersama seseorang,” desak Gabriella dengan suara pelan. Wanita polos itu sama sekali tidak curiga dengan ekspresi santai sang pria.
“Tenang saja. Dia tidak akan membatalkan pertemuan. Bukankah dia berada di ruang tengah?”
“Ya, tetap saja ....” Kata-kata sang wanita mendadak terhenti oleh akal sehat. Dengan kedipan cepat di bawah kerutan alis, ia memiringkan kepala. “Dari mana kau tahu bahwa peneror itu mengungguku di ruang tengah?”
Sudut bibir yang semula tinggi seketika turun. “Apakah aku salah dengar? Itulah yang dikatakan oleh pelayan tadi kepadamu.”
Sembari menimbang-nimbang, Gabriella menatap sang sekretaris dengan guratan bimbang di dahi. “Kalau begitu, tunggulah di sini. Aku tidak ingin kehadiranmu membuat peneror itu marah.”
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください