Sampai di kampus, Felicia langsung keluar dari mobil Jeep milik Ryan. Gadis itu melangkah lebih cepat dari biasanya. Ryan pun hanya bisa menyandarkan punggungnya setelah mematikan mesin mobil. Ia menghembuskan napas panjang dan berusaha tenang menghadapi sikap Felicia yang kini sudah berubah seratus persen. Bisa ditebak dengan mudah, bahwa setelah ini Felicia tidak akan mau berbicara dan bertemu dengannya.
Tadi saat masih terjebak macet, pertanyaan Felicia itu langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Ryan. Pria itu memang tidak sedang bercanda, ia benar-benar serius memberitahukan atau mengakui bahwa ia memiliki perasaan lebih pada sepupu jauhnya itu.
Dan sampai mulut Ryan berbusa sekali pun, Felicia tidak akan percaya dengan pengakuan pria itu. Bukan karena tidak percaya, namun lebih tidak ingin mendengar pengakuan itu dan menganggap pengakuan Ryan tadi sebagai hal yang tidak pernah Felicia dengar semasa hidupnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください