Bell sekolah berbunyi, tanda pelajaran telah selesai, anak- anak berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Vio dan Lia berjalan bersama menuju gerbang sekolah, Lia terbelalak meliat motor yang tadi pagi, ada di depan gerbang.
"Vi... Vi... tuh pangeranmu ada di depan gerbang," tangan Lia menunjuk ke arah orang yang di maksud, Vio melotot menggosok- gosokan matanya setengah tidak percaya, dan Lia menepuk bahu Vio,
"Ini nyata... kamu ga lagi mimpi." membuat Vio sadar,
"Ya sudah aku duluan ya Vio... selamat berperang..." Ledeknya sambil berbisik,
"Perang hati...." Vio mendelik, tapi belum Vio ngomong Lia udah ngilang, berbarur dengan teman yang lainnya.
"Vi.... ayo pulang bareng!" Dony senyum sambil menyodorkan helm pada Vio, Vio membalas senyuman Dony, karna gugup Vio tidak sanggup bicara apa- apa, hanya mengangguk saja.
"Vi.... kita ketempat temenku dulu ya, aku di suruh kesana dulu!" Dony meminta izin sama Vio, Vio mengangguk lagi.
Motor berhenti di salah satu perumahan yang cukup mewah tak jauh dari sekolah Vio,
"Sudah sampai, ayo turun...!" ajak Dony sambil membantu membuka helm Vio, tatapan mereka beradu, ada keteduhan di mata Dony, tatapan yang dirindukan Vio dari Dony.
"Oke..." hanya jawaban pendek yang keluar dari mulut Vio. Dony melingkarkan tangannya di pinggang Vio, lalu masuk kedalam rumah, walaupun agak canggung di gandeng Dony, Vio tidak menolak, dari dalam rumah, teman Dony serempak menyambut kedatangan Vio.
"Hai Vi... ayo masuk!" mereka semua tersenyum ramah, ada lima anak cewek di situ dan ada lima anak cowok juga, mereka duduk mengelilingi makanan yang udah tertata rapih di meja, salah satu cewek mempersilahkan Vio duduk,
"Duduk Vi..." Vio hanya mengangguk, dan secara bersamaan Vio dan Dony duduk berdampingan, sangat dekat dengannya, membuat Vio harus beberapa kali menahan nafas karena sangat gugup.
Salah satu anak dari mereka nyeletuk "cocok Don..." kata- kata itu membuat Vio tertunduk malu.
Dony hanya tersenyum. Sebelum suasana menjadi kaku salah satu temen Dony bicara,
"Aku ultah Vi hari ini, jadi aku ngundang kalian kesini..." mmm... sapaan hangat itu membuat Vio bingung karena selama ini Vio tidak mengenal mereka, kenapa nada bicaranya bukan seperti orang asing? fikir Vio...
Dony yang melihat raut wajah bingung Vio langsung bilang, "Aku udah menceritakanmu sebelumnya sama mereka." Dony berbisik lembut di telinga Vio membuat Vio merinding....
"Kenalin namaku Yudi, itu Yuda, Vino, Dika dan Tio trus itu Vera, Ina, Eva,Feby dan Yuli..." mereka memberi senyum pada Vio, dan Vio membalasnya,
"Aku Vio... senang mengenal kalian, met ultah Yudi do'a terbaik untukmu..." ucap Vio ...
"Makasih Vi... Ayo dimakan temen-temen... Aku merasa seneng Vi hari ini, karena untuk pertama kalinya Dony bawa cewek ke hadapan kita, aku kira dia Homo." sambil, melirik Dony yang hanya tersenyum kecut. Vio penasaran dengan ucapan temen Dony tapi, enggan bertanya dan seterusnya semua larut dengan acara masing masing.
"Ayo pindah!" ajak Dony, Vio hanya mengangguk, mereka pindah ke taman belakang rumah, menikmati matahari sore dan hembusan angin pantai kebetulan rumah Yudi tak jauh dari pantai, tangan Dony menggenggam tangan Vio dan berbisik.
"Makasih Vi, sudah nemenin aku hari ini..." bola matanya teduh, tapi menatap lembut Vio, membuat Vio gugup, Vio sadar dan melepas genggaman Dony dengan sopan senyumnya mengembang, membuat Dony juga sedikit gugup, "Sama-sama kak,Vio tidak keberatan...." Jawab Vio lalu menundukan kepalanya, menghindari tatapan Dony yang membuat jantungnya serasa mau copot.
"Ayo pulang, sudah hampir senja..." kata Dony, meraih tangan Vio dan menggandengnya, masuk kembali kedalam rumah, setelah berpamitan sama yang punya rumah dan teman Dony yang lain, Dony sama Vio pulang.
Sampai rumah, Vio merebahkan tubuhnya di tempat tidur, menatap langit- langit kamar dan memikirkan kejadian hari ini...
"Vio... sadar...Vio... ini cuma jalan biasa bukan kencan..." Vio ngomong sendiri... akh... lalu Vio menghela nafas panjang dan pergi membersihkan diri....
"Bi, kapan Ibu dan Ayah pulang?" Vio bertanya sama asisten rumahnya,
"Minggu depan baru pulang Non,"
"Mmm..." cuma itu yg keluar dari mulut Vio dan berlalu,
Vio duduk di meja belajar dengan membawa secangkir cokelat panas, Vio meraih diary dan mulai menulis.
Diary...
hari yang mengesankan, melihat dari dekat, dan dapat menyentuhnya adalah mauku
sudah lama Diary...
aku menginginkannya, tapi aku tak tau apakah dia merasakan hal yang sama
1 tahun sudah cukup untuk mengenalnya
tapi Diary....
aku tak pernah tau isi hatinya, bahkan hari ini dia bermain- dengan perasaanku...
....
malam sudah larut Vio menutup buku Diarynya dan beranjak tidur.
Setelah mandi, Vio memakai seragam, lalu sarapan. Vio berjalan keluar rumah, dihalaman udah parkir motor Dony, membuat Vio gugup, apalagi melihat Dony senyum...
"Kenapa tidak masuk rumah kak?" tanya Vio menatap Dony, Dony hanya menggeleng dan memakaikan helm di kepala Vio,
"Ayo berangkat...!" cuma itu yang keluar dari mulut Dony selebihnya diam.
Saat masuk kedalam kelas Vio melihat Lia udah duduk di bangkunya, Vio duduk di sebelahnya, Lia melirik dengan muka penasaran "Vi... kemaren kamu kemana, pasti tidak langsung pulang kan?" Lia ngorek keterangan dari Vio.
"Aku cuma kerumah temen Dony aja Li..." jawab Vio sambil sibuk menata pulpen warna warninya yang dia beli dari toko sebrang sekolah ke kotak pensilnya.
"Hah kamu jalan sama dia... ?? dia romantis tidak orangnya?" Lia makin penasaran, Vio menoleh dan menjawab,
"Enggak, biasa aja..." jleeb... Lia diam sebentar mengerutkan keningnya, tapi tidak bertanya lagi, mungkin Vio belum mau cerita fikirnya.
Setelah membuka tokonya dan bersih-bersih Vio duduk di sofa sambil dengerin musik kesukaannya, lagu BcL yg Vio pilih.
Lagi asyik dengerin lagu Reno datang, Reno waktunya sering di habiskan di toko Vio, bahkan Reno yang sering melayani orang yang datang membeli alat tulis ataupun mau potocopy. Reno menatap Vio yang cuex, Reno kira Vio ga sadar dengan kehadirannya.
"Kebisaan ni anak, dia kira aku apa."
gumamnya...
"Kamu jaelangkung...." teriak Vio, mengagetkan Reno, sampai-sampai Reno melompat ke sofa yang lain saking kagetnya, Vio terkekeh tanpa rasa bersalah melihat reaksi Reno.
"Vi... kamu jahat," Reno mendelik melihat Vio.
"Abisnya kamu tuh memang mirip jaelangkung, gantengan kamu tapi dikit..." Vio menggoda sahabatnya,
"Kalau aku ganteng, kamu pasti suka sama aku," dengan pedenya, membuat Vio tertawa ngakak, Reno cemberut. Nada pesan berbunyi di handphone Vio, Vio baca pesan yang masuk dan terbelalak melihat isi pesannya.
"Ren.... Dony ngajak aku Dinner." Vio tidak percaya, tapi Reno tak heran dengan semua ini, Reno dan Dony rumahnya berdekatan walaupun bukan sahabatan tapi, mereka cukup dekat, Dony ternyata yang menitipkan Vio pada Reno untuk menjaganya tanpa Vio ketahui.
"Iyain aja Vi.... ini saatnya kamu deket sama dia." Tanpa menunggu lama Vio membalas pesan Dony dengan balasan
"Ya." Senyumnya mengembang dari bibir merahnya. Setelah menjelang senja Vio menutup tokonya dan bersiap-siap.
"Bi... Vio malam ini keluar ya, mau jalan." Bi Imah mengangguk. Vio mengenakan gaun putih di atas lutut sedikit, memakai sepatu hitam dan memakai riasan natural, tidak mencolok tetapi anggun,
"Non cantik," puji Bi Imah, "Ah Bibi bisa aja," Vio tersenyum malu, "Apa ini sopan Bi?" Vio menatap Bi Imah, "Sopan Non tapi, terlihat santai," Vio merasa lega mendengar penilaian Bi imah, Vio tidak mau terlihat berlebihan atau terkesan tidak sopan dengan pakaian yang dia kenakan, karena pasti akan memberi kesan tidak baik.