Sesosok perempuan jatuh ke dalam lautan yang dingin dan gelap. Tatapan matanya terkejut dan ketakutan. Tubuhnya menghantam permukaan laut lalu lenyap ditelan gelombang laut yang beriak karena laju kapal pesiar.
Gadis itu hanya bisa memandang sebuah cahaya yang makin menghilang saat air mulai memenuhi rongga hidung dan dadanya. Dia akan mati. Sesaat sebelum pandangannya gelap, matanya menangkap sesosok bayangan hitam berenang ke arahnya. Diarahkan tangannya ingin menyentuh bayangan gelap itu, tapi tubuhnya tak mampu lagi bergerak selain makin tenggelam. Mungkin itu malaikat maut yang menjemputnya. Gadis itu pasrah.
Sosok bayangan gelap yang menyelam ke arah gadis itu menyentuhkan jarinya hendak menangkap tangan si gadis yang tenggelam. Tiba-tiba sebuah cahaya memancar saat kedua ujung jari mereka saling bersentuhan. Sosok bayangan hitam itu pun membawa tubuh sang gadis berenang ke permukaan.
"Nona ... hei Nona. Bangun ... bangun ...kau tak apa-apa?" gadis itu mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
Gadis itu spontan membuka matanya lalu terbatuk-batuk. Air yang memenuhi rongga dada dan mulutnya seketika muncrat keluar dan dimuntahkannya. Tubuhnya basah kuyup. Dia ingat kalau dia baru saja tenggelam ke dalam lautan. Dia menyentuh pipinya. Ternyata dia masih hidup.
"Nona, kau tak apa-apa?" tanya seseorang lelaki tiba-tiba di depan wajahnya.
Gadis itu membelalakan matanya karena terkejut. Sosok lelaki itu memakai baju kuno, itu yang ditangkap akalnya terlebih dahulu. Gadis itu melihat sekeliling, Ada yang aneh. Dia jatuh ke laut pada malam hari, mengapa saat ini dia berada di pinggir sungai, dan harinya begitu terang.
"Apakah ini di surga?" tanya gadis itu pada lelaki yang ada di hadapannya. Lelaki itu hanya tersenyum aneh dengan raut tak paham.
"Ya Tuhan, Kak Shan Bo, mengapa kau memakai baju seperti ini?" tanya gadis itu menyadari lelaki yang ada di hadapannya mirip seseorang yang dia kenal. Kakak lelakinya, Liang Shang Bo.
Lelaki berbaju tebal memakai topi aneh itu mengerutkan alisnya tak paham.
"Apa maksud, Nona?" tanya lelaki itu tak mengerti.
"Apa kau sedang kerja paruh waktu dengan main film?" tanya gadis itu lalu memeriksa baju dan wajah lelaki yang ada di depannya dengan seksama.
Lelaki yang mirip Shan Bo itu menepis tangan si gadis lalu menjauh.
"Aku menolongmu yang tenggelam di sungai. Namaku memang Shan Bo, tapi aku tak mengenalmu," terang lelaki itu.
Gadis itu masih terlihat kebingungan. Dia memeriksa dengan seksama baju yang dipakainya. Dia juga memakai baju yang aneh. Gaun kuno berwarna putih.
"Ada apa ini? Apa yang terjadi? Dimana aku?" batinnya masih dengan ekspresi bingung.
"Kau tahu saat ini era apa?" tanya gadis itu.
"Era? Aku tak paham maksudmu. Saat ini tahun ketiga Raja Sima Rui berkuasa," terang lelaki yang bernama Shang Bo itu.
"Apaaaa?" ucap gadis itu dengan suara tinggi karena terkejut dan tak percaya atas apa yang terjadi.
Gadis itu memeriksa pipinya dan lengannya.
"Ini nyata. Bagaimana bisa aku di masa Dinasti Jin Timur? Masanya ribuan tahun dari saat aku jatuh ke dalam laut?" batinnya,
"Kau tahu siapa aku?" tanya gadis itu bingung.
Lelaki itu spontan menggeleng.
"Ya Tuhan. Aku mengalami time slip," ucapnya dalam hati lalu gadis itu berdiri menuju pinggir sungai yang jernih.
Dia pun memandang ke arah air yang tergenang. Dia menatap wajah gadis yang tak asing lagi memang dirinya dalam balutan baju dan gaya rambut kuno. Siapa aku? tanyanya dalam hati.