webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · 都市
レビュー数が足りません
721 Chs

Keluarga Bertambah

Waktu berlalu dengan cepat, dan Samael yang terbangun dari tidurnha langsung disambut oleh sinar panas matahari di luar sana.

Setelah menguap dan duduk dengan lemah, Samael melihat jam, dan sudah pukul 10 pagi...

"Entah kenapa rasanya aku tidur sangat nyenyak. Ngomong-ngomong, kenapa mereka tidak membangunkanku?"

Dengan pikiran ini, Samael pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menyikat giginya.

Setelah itu dia turun ke lantai pertama, dan yang menyambutnya adalah dua sosok cantik yang hanya menunjukkan kepala mereka ke arah Samael, karena mereka sedang menonton TV sambil memakan makanan ringan disana.

"Sudah siang, dan kalian tidak membangunkanku? Hei? Apa yang kalian makan? Bagi denganku."

Melihat Samael yang secara langsung menggeser keduanya dan duduk di tengah-tengah sebelum akhirnya mengambil snack di atas meja, Laelia dan Atira masih tertegun.

Kemudian sebuah dengusan terdengar dari samping kanan, "Humph! Babi kita sudah bangun, dan sekarang lapar?"

"Menyebut suamimu babi, benar-benar kejam tahu?" Samael mengatakan, "Ditambah, bagaimana bisa seekor babi dibandingkan denganku?"

"Aku masih muda, tampan, dan penuh energi. Paling tidak, bandingkan aku dengan harimau atau singa?"

"Kita musuh." kata Laelia, tapi dia masih menempelkan kepalanya ke pundak Samael dengan cemberut.

Samael menggelengkan kepalanya berkali-kali: "Baiklah sayang, botol cuka ini sudah cukup bukan? Ini sangat masam, dan kau jelek jika terus seperti ini."

"Bahkan jika aku jelek, kau masih akan mengincarku. Artinya kau lebih jelek, bodoh."

"Haha...."

Perbincangan ini memang penuh bubuk mesiu dan asam cuka, tapi itu tidak dapat menutupi kemanisan terselubung diantara keduanya.

Sementara itu, Atira sedikit memberikan senyumannya pada keduanya, dan diam-diam dia menggeser pantatnya agak menjauh dari Samael.

Meskipun Laelia menyetujui, dan dia sedikit memiliki kesan pada Samael, itu belum sampai ke titik dia menyukai dan bernafsu padanya

Tapi Samael segera melingkarkan salah satu lengannya ke pinggang sempit Atira dan menyeretnya diam-diam ke sisinya.

" !!! "

Atira terkejut, terutama saat dia melihat Samael yang sengaja tersenyum padanya.

Ini membuatnya tersipu sejenak sebelum akhirnya dia hanya bisa menerima ini dengan tenang, tapi diam-diam melirik Laelia dengan takut.

Laelia hanya mengangkat alisnya dan menurunkannya lagi.

– Benar saja, masih tidak terbiasa....Terlalu lama di Dunia ini, kognisiku agak condong ke sisi hukum sini.

Dia menghela nafas dan akhirnya menyusut ke paha Samael, dia meringkuk seperti kucing dengan paha Samael adalah bantalnya.

"Kucing yang gemuk dan malas, kau ingin menjadi Garfield?"

"Meow, kucing ini menggigit pemiliknya! Mmm..."

"Sss, kau benar-benar menggigitnya!" Samael mendesis, dan Laelia tertawa bahagia disana.

Mungkin dengan menghukum Samael, dia menjadi sedikit lebih tenang~

Samael sendiri, dia mengelus rambut emas istrinya, sementara kepalanya dia benamkan ke rambut Atira.

Dia berbisik: "Ini harum, sama seperti kemarin malam."

"....Samael, tolong jangan mengusikku...Kita masih orang asing..."

"Tidak, tidak mau." Samael berbisik di telinganya, lalu menggigit ringan telinganya: "Kau akan menjadi milikku, cepat atau lambat~"

Laelia yang bertelinga tajam hanya menggosok pipinya ke paha Samael beberapa kali dengan kasar, lalu berbalik dan membenamkan kepalanya ke perut Samael yang kokoh.

Samael yang melihat ini langsung menarik dagu Atira dan memberikan ciuman panas secara langsung!

"Mmmmm!!..."

Meskipun tersentak, tapi anehnya bibir Atira menerima ciuman ini dengan panas, tapi alam bawah sadarnya berusaha menjauh dari Samael sehingga membentuk erangan aneh disana.

"Atira, apakah kau sakit? Suaramu aneh." kata Laelia dengan tenang disana.

Atira tercengang, dan Samael menyudahi ciuman dengan isyarat mata berisi kata "Jawab"

"T-Tidak...Masalah, Lia. Hanya saja aku menggigit lidahku, ya, itu...saja...Mmmnn...Nmmmn, puahh, nchu...."

Setelah selesai menjawab dengan terengah-engah, Samael langsung menciumnya lagi, dan Atira segera memeluk leher Samael dengan hati-hati.

Laelia tahu apa yang terjadi disana, dan dengan gertakkan gigi, di menjawab: "Ohh, begitu..."

– Apa ini, kau sudah tahu tapi bermain bodoh? Apakah sengaja bermain seperti ini? Gadis pintar...

Pikir Samael saat tangan yang bebas mengelus rambut emas istrinya dengan penuh kasih sayang.

Sisi kanan penuh kelembutan dan kasih sayang, sementara sisi kiri penuh akan hasrat dan nafsu yang jahat!

Dua sisi saling berlawanan yang sangat indah sekaligus menggoda!

Setelah mencium Atira agak lama, dia melepaskannya dan alhasil Atira terengah-engah dengan pipi memerah, badan memanas dan mata yang agak berair....

Tangan samael sejak tadi juga tidak menganggur. Dia meraba-raba setiap jengkal tubuh Atira...

Tubuh yang sudah lama matang tapi tidak pernah disentuh oleh Tris setelah sekian lamanya pada saat ini bergetar karena sampak sentuhan Samael yang nakal!

Itu memberikan bekas kuat pada tubuhnya, dan karena inilah Atira tanpa sadar jatuh lembut ke pelukan Samael.

Samael memeluknya dengan lihai, dimana dia tidak memberikan ruang agar bersentuhan dengan Laelia dibawah.

Kemudian dia menempatkan kepalanya ke atas kepala Atira dan dengan lembut menggosoknya dengan pipinya: "Aku akan menjagamu dengan sangat baik. Sebagai gantinya, kau juga akan mengurusku dengan baik oke, sayang?~"

"...."

Tubuh Atira bergetar mendengar kata terakhir. Dia kemudian memejamkan matanya dan tidak mau menjawab.

Tubuhnya sangat jujur, tapi hatinya masih belum terbuka sepenuhnya.

Samael tidak terburu-buru, pengalamannya yang banyak memberitahunya seperti itu. Ditambah, dia masih harus memenuhi kesombongan si botol cuka asam keluarganya di Dunia ini dulu.

Maksudku Laelia, aku tahu kau marah, tapi lama kelamaan, kau akan menggigit adik kecilku di bawah sana!

Tapi tetap saja...

Samael bersandar malas di sofa sambil memeluk keduanya di sisi kiri dan kanannya saat berkata:

"Keluarga kita bertambah besar~"