webnovel

Seorang Pria

編集者: Wave Literature

Tuan Jiang dan Nyonya Jiang melahirkan empat putra dan satu putri. Putri bungsunya yang bernama Jiang Yu, ketika berusia tiga tahun tiba-tiba menghilang.

Nyonya Jiang meninggal karena sakit. Kemudian Tuan Jiang menikah lagi. Istri keduanya adalah seorang janda yang memiliki putri yang masih kecil, bernama Jiang Wan. 

Secara hubungan darah, Jiang Wan adalah saudara tirinya.

Seperti yang diceritakan dalam buku itu, Jiang Wan terlahir dengan wajah seperti buah melon, mata dan hidung yang besar, bibir kecil. Sungguh sebuah kecantikan yang sempurna.

Dia mengenakan rok bermerek namun tetap terlihat sederhana. Kainnya sangat indah, Jiang Wan pun terlihat sangat anggun ketika mengenakannya.

Dia adalah siswa populer di sekolah, dia menjadi wanita tercantik di sekolahnya selama tiga tahun berturut-turut, siswa laki-laki memandangnya sebagai seorang putri, bagaimana bisa Jiang Yu dibandingkan dengannya?

Jiang Yu bahkan tidak berani melihat Jiang Wan, karena hal itu akan membuatnya semakin minder, tapi sebaliknya Jiang Wan justru terlihat begitu baik dan ramah, tanpa pura-pura, melihat sikap Jiang Wan yang seperti itu, membuat Jiang Yu meruntuhkan pertahanan yang ia bangun selama ini.

Tapi sekarang jiwa yang ada di dalam cangkang itu telah berubah, Jiang Yu berkata dengan pelan, "Jiang Yu."

Jiang Wan tercengang saat mendapatkan respon dari Jiang Yu, walaupun Jiang Yu hanya mengucapkan sepatah kata, Jiang Wan tetap tidak peduli dengan sikap dingin kakaknya itu, "Kakak, bolehkah aku membantumu memindahkan barang?"

"Tidak usah."

Jiang Yu membawa barang bawaannya sendiri kemudian berbicara kepada pelayan di sebelahnya, "Bawa aku ke kamar."

"Kakak, kamu sudah menjadi Nyonya muda yang tertua dari keluarga Jiang, kamu bisa menyuruh pelayan untuk melakukan pekerjaan kasar seperti ini." Kata Jiang Wan setelahnya.

"Oh."

Jiang Yu memasuki ruangan, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan, kemudian menutup pintu hingga terdengar suara "bang".

Jiang Wan awalnya ingin mengikutinya masuk ke dalam kamar, tetapi Jiang Yu malah menutup pintu dengan keras hingga hampir menabrak hidungnya.

Dia menyipitkan matanya sedikit, senyum di wajahnya pudar, sambil berkata di luar pintu, "Kakak, kamu beres-beres saja dulu, aku akan menyuruh seseorang membawakanmu makan malam ke kamarmu."

"Hm."

Setelah kembali ke kamar, Jiang Yu langsung berbaring di tempat tidur.

Ayah dan ibu tirinya meninggal dalam kecelakaan mobil, dan mereka hanya menyisakan empat orang saudara dan seorang saudari tiri untuknya.

Hubungan antara empat saudara laki-laki dalam keluarga Jiang tidak terlalu baik. Ketiga saudara laki-laki semuanya telah pindah, jadi saudara laki-laki tertua Jiang Chenglang dan Jiang Wanlah yang saat ini tinggal di rumah tua keluarga Jiang.

Daripada harus berurusan dengan saudara tirinya, dia lebih nyaman untuk berbaring seperti ini saja.

Jiang Wan menyentuh hidungnya, tapi dia tetap tidak menunjukkan kemarahan di wajahnya. Dia berbalik kemudian berjalan ke bawah. Kebetulan teleponnya berdering tapi Jiang Wan tidak mengangkat telepon itu.

Saat dia berjalan ke dapur untuk menemui pelayan yang membawa makan malam, telpon kembali berdering akhirnya Jiang Wan mengangkat telepon itu.

"Kakak."

Yang menelpon adalah Jiang Chenglang. Dia belum pernah bertemu dengan Jiang Yu, jadi dia ingin mencari tahu pada Jiang Wan.

Jiang Wan menjawab, "Ya, kakak perempuanku sudah tiba di rumah. Tapi... kakak perempuan tampaknya sedikit menarik diri dan tidak terlalu menyukaiku..."

"Yah, begitu dia kembali, dia mengunci diri di kamar, dan dia tidak ingin turun untuk makan malam denganku ... Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, mungkin karena saudara perempuanku itu baru saja datang, aku hanya belum terbiasa dengan itu, aku hanya merasa sedikit takut ... "

"Kakak, jangan khawatir, aku tidak akan marah. Aku akan menjaga kakakku dengan baik."

"Hadiah?"

"Kurasa kakak perempuan baru saja tiba dan dia butuh proses untuk menyesuaikan diri. Jadi kurasa tidak perlu membeli hadiah yang terlalu mahal untuk saat ini..."

Jiang Wan menutup telepon.

Dia mengangkat sudut bibirnya dan mulai menikmati makan malamnya secara perlahan.

***

Di kamar, setelah berkemas Jiang Yu berbaring di tempat tidur. Dia mendengar suara angin dari jendela, dia menatap langit-langit sebentar, akhirnya dia memutuskan untuk bangun, lalu turun dari tempat tidur, dan melompat keluar dari jendela.

Ada sebuah vila tidak jauh dari sini vila tersebut memiliki dekorasi yang lebih indah daripada vila milik keluarga Jiang. Dalam keheningan Jiang Yu tidak sengaja terjatuh di dekat pohon yang ada di taman. Dari sudut matanya, dia bisa melihat ada seseorang yang berjalan keluar dari vila.

Tidak, itu bukan berjalan.

Hal pertama yang dia lihat adalah kursi roda, lalu sepasang kaki laki-laki, yang lurus, ramping,dan setelan celana abu-abu tua yang rapi tanpa lipatan.

Kemudian laki-laki itu mengangkat kepalanya.

Kulit wajahnya sehalus pisau, dengan garis rapi dan dalam, dia memiliki tulang hidung yang tinggi, dan bentuk bibir yang indah. Namun,yang paling indah adalah sepasang matanya, yang terlihat begitu dalam dan cerah, seperti bintang, tapi...