webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · 若者
レビュー数が足りません
280 Chs

Sarapan Dan Berdebat

Pagi hari tiba, Adisty terbangun dari tidurnya dan membangunkan sang suami yang masih memeluknya dengan erat.

"Kak, bangun sudah subuh!" panggil Adisty sambil menepuk pelan tangan suaminya yang melingkar di perutnya.

Beberapa kali Adisty memanggilnya Fasya, sampai akhirnya pria itu bergerak dan membuka kedua matanya.

"Kenapa sayang?" tanya Fasya pada sang istri dengan suara berat dan seksi khas bangun tidur.

"Bangun, sudah jam 5. Kita terlambat solat subuh loh," jawab Adisty memberitahu.

Fasya menatap pada jam di ponselnya, ternyata benar sudah menunjukan pukul 5 lebih 5 menit. Fasya pun melepaskan Adisty dari pelukannya, tanpa menunggu lagi Adisty melangkah ke kamar mandi sambil memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai. Fasya bangkit dari posisi baringnya, lalu duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Menunggu Adisty selesai dengan bersih-bersihnya, hingga 10 menit kemudian Adisty melangkah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi aset-aset pentingnya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください