Karena khawatir akan Aurel, dia meluangkan waktu untuk memeriksa istrinya. Dia ingat berpikir bahwa Aurel telah berubah. Dengan apa yang dia lakukan sebelumnya, dia pikir Aurel tidak akan membiarkan keluarganya menyiksanya lagi. Menilai dari memar di wajahnya, dia sadar bahwa Aurel tetap tidak berubah dan masih cukup murni untuk terus-terusan dilukai oleh keluarga jahatnya.
Pipi kiri Aurel merah dan bengkak. Dan cetakan tangan terlihat jelas di wajahnya yang cantik. Kevin mengerutkan alisnya ketika dia memikirkan betapa sakitnya perasaan Aurel. Hampir seolah dia bisa merasakan sakitnya.
Aurel tidak ingat berapa kali Kevin mengernyit sejak pernikahan mereka. Biasanya Kevin mengerutkan kening ketika dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang mengganggu Kevin. Namun, kali ini, Aurel sangat senang dan bersyukur bahwa kerutan yang terlihat sekarang itu karena Kevin khawatir tentang dia. Itu menghibur Aurel.
"Kevin, kurasa ada kesalahpahaman di antara kita. Aku tidak tahu apa yang dikatakan putriku kepadamu, yang membuatmu menghentikan proses pengalihan tanahnya."
Karena Kevin lah yang akan menentukan apakah tanah akan tetap dialihkan atau tidak, Harris harus bermain baik padanya. Meskipun dia sangat kesal, Harris harus menahan amarahnya dan menunjukkan rasa hormat kepada Kevin.
Namun, Kevin tidak memperhatikan Harris. Fokusnya adalah pada pipi Aurel. Harris menyadari bahwa dia seharusnya tidak menampar Aurel tadi. Dia punya firasat sekarang bahwa akan jauh lebih sulit baginya untuk mendapatkan kembali tanah itu.
"Ayo kita masuk. Aku akan mengurangi memarnya." Kevin berkata dengan nada lembut. Kevin sendiri bahkan terkejut dengan keprihatinannya dan kelembutan yang ditunjukkannya kepada Aurel. Meskipun dia tahu bahwa dia peduli pada Aurel, namun tetap saja besarnya perasaannya terhadap Aurel mengejutkan dirinya sendiri.
Setelah mendengar apa yang dikatakan Kevin dan melihat ekspresi khawatir Kevin, Kinan, yang berdiri di samping mereka, menjadi kesal. Dia iri pada Aurel karena memiliki suami yang penuh perhatian, tampan, dan kaya. Jadi dia merengut pada Aurel.
Jika kebencian di mata Kinan bisa membunuh, Aurel mungkin sudah mati ratusan ribu kali.
Aurel sangat menyadari apa yang dipikirkan Kinan hanya dengan wajah masam yang diberikan saudara tirinya tersebut.
Namun, dia mengabaikan Kinan. Dia tidak lagi ingin terlibat.
Aurel tidak sanggup berbicara lagi. Dia mengangguk singkat untuk memberi tahu Kevin bahwa dia setuju untuk pergi dari sana.
Kinan menyaksikan dialog sunyi antara Aurel dan Kevin ini. Setelah memahami niat kakaknya, dia memutuskan untuk berbicara.
"Kakak, kamu tidak bisa pergi. Jika kamu pergi tanpa menyelesaikan ini, bagaimana papa akan mendapatkan tanahnya?"
Kinan tahu bahwa berbicara tentang tanah pada saat seperti ini mungkin mengganggu Kevin, tetapi dia tidak bisa membiarkan kesempatan bagus seperti itu lepas dari jari-jarinya. Jika Aurel pergi sekarang, dan dalam suasana hati ini, mustahil bagi mereka untuk mendapatkan kembali sebidang tanah itu.
Lebih penting lagi, jika dia telat berbicara, Kinan takut dia tidak akan pernah menemukan kesempatan lain untuk berbicara dengan Kevin.
Kinan berpendapat bahwa Kevin dan Aurel menikah hanya untuk tujuan komersial keluarga. Mereka tidak saling mencintai dan akan bercerai suatu hari nanti.
Kevin sangat luar biasa dan menawan. Dia tidak akan pernah jatuh cinta pada Aurel, yang sama sekali tidak ada baik nya.
Kinan sudah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ada begitu banyak manfaat yang akan datang jika dia berbicara dengan Kevin. Dia benar-benar yakin bahwa hubungan Kevin dan Aurel tidak nyata.
Pada saat itu, Kevin melingkarkan lengan penuh pelindung di bahu Aurel sebelum membawanya masuk kembali ke vila.
Harris membeku ketika dia menyadari bahwa dia telah kehilangan semua peluang untuk mendapatkan tanah itu lagi. Kevin bahkan tampak tidak peduli dengan semua yang dikatakan keluarga Nugraha.
Untungnya, setelah Kinan memanggil Aurel, Kevin berhenti di jalan mereka.
Harapan Harris melonjak ketika dia berpikir reaksi Kevin barusan mungkin menjadi gambaran kesempatan bahwa Kevin akan mempertimbangkan kembali keputusannya sebelumnya.
"Kevin, ada beberapa kesalahpahaman antara aku dan Aurel." Harris dengan cepat menawarkan alasan meminta maaf atas tindakannya pada Aurel. Mungkin sedikit kerendahan hati akan bisa mempengaruhi Kevin sepenuhnya.
Kevin membalasnya dengan nada dingin, "Simpan napasmu dan bicara dengan pengacaraku. Kami akan menentukan apakah semua ini kesalah pahaman nantinya ketika kami melihat rekaman cctv yang ditempatkan di luar vilaku."
Kevin melanjutkan jalannya menuju ke dalam vilanya setelah pernyataannya tersebut. Bahkan sebelum Harris dan Kinan dapat memproses apa yang dikatakan Kevin barusan, pintu di depan mereka dibanting menutup.
Harris dan Kinan tidak percaya bagaimana mereka berakhir dalam situasi seperti ini. Mereka datang dengan maksud meminta maaf kepada Aurel dan memanipulasi dia untuk berbicara dengan Kevin lagi tentang menyelesaikan proses pengalihan tanah. Namun, di sini mereka berdiri, di luar vila tanpa Aurel atau Kevin yang tidak mau berbicara dengan mereka.
"Pa, kenapa Aurel tampak sangat berbeda? Apakah itu karena Kevin mendukungnya? Apakah dia pikir dia bisa melakukan apa saja sesuka hati?"
Kinan tidak terlalu peduli pada Aurel. Dia sepertinya menikmati kemalangan orang lain. Namun, dalam kasus ini, tampaknya memang harus diakui mustahil untuk bisa meyakinkan Kevin untuk menyerahkan tanah itu tanpa bantuan Aurel.
Harris memelototi Kinan. Menurutnya, semua ini tidak akan terjadi seandainya bukan karena ide Kinan.
"Ini semua salahmu. Jika kamu tidak menyarankan datang ke sini, aku tidak akan harus menanggung penghinaan seperti itu dari Kevin."
"Ermm …."
Kinan mendengus sebelum menjawab, "aku tidak tahu bahwa Kevin akan pulang ke rumahnya begitu tiba-tiba. Aku mendengar bahwa Kevin pergi ke perusahaan lebih awal setiap hari dan dia akan jarang kembali ke rumah."
Informasi tersebut telah diperoleh Kinan dari seorang karyawan di perusahaan Kevin. Orang yang melapor pada Kinan bersumpah bahwa rutinitas Kevin tidak pernah berubah.
"Kamu tahu? Aku seharusnya tidak datang ke sini hari ini. Kalau bukan karena kamu bertengkar dengan Aurel, Kevin masih akan menghormatiku, bahkan jika itu hanya karena ketertarikan nya semata pada Aurel. Tapi sekarang …"
Tampaknya Harris tidak bisa lagi menemukan cara untuk menyelamatkan situasinya. Kebanggaannya juga tidak akan membiarkan dia mengakui bahwa dia bersalah karena telah menampar Aurel. Karena lebih mudah menyalahkan orang lain.
"Pa, tidakkah menurutmu ini aneh? Bagaimana Aurel bisa berubah begitu banyak seperti itu hanya dalam semalam?"
Sejujurnya, Kinan masih tidak percaya wanita sombong itu adalah kakak perempuannya. Aurel sudah sering diam-diam menderita semua intimidasi selama ini.
Harris menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya Kinan begitu terpaku pada masalah yang satu itu. Dia berjalan menuju mobilnya dan mengabaikan apa yang baru saja dikatakan Kinan.
Hanya setelah Harris berjalan setengah jalan, Kinan menyadari bahwa dia sendirian. Dia begitu tenggelam dalam pikirannya tentang Aurel dan Kevin sehingga dia tidak memperhatikan ketika ayahnya pergi. Dia berbalik dan dengan cepat mengikuti ayahnya.
***
Begitu mereka masuk ke ruang tamu, Kevin melonggarkan cengkeramannya di lengan Aurel. Dia mendudukkannya di sofa sebelum menghilang masuk ke dapur.
Aurel tidak tahu apa yang akan dilakukan Kevin. Dia terkejut dengan kepulangan awal Kevin hari ini dan dirinya tidak mungkin tidak ingin tahu tentang perubahan dalam rutinitas Kevin tersebut.
Kenapa Kevin sudah pulang?
Bagaimana bisa Kevin muncul tepat ketika dia membutuhkannya?
Mungkinkah dia pulang untuk mengambil beberapa dokumen penting yang mungkin dia tinggalkan di rumah?
Ya, itulah alasan yang paling masuk akal untuk sekarang. Alasan yang sangat rasional.