Begitu tertata nan rapi sebuah janji belum bisa aku penuhi. Aku hanya bisa memberikan yang terbaik padamu yaitu ikatan suci akan menjadi bukti ketulusan. Karena itu datangnya bukan dari teman,sahabat melainkan, dari lubuk hati yang paling dalam.
Hatiku berkata bahwa engkau adalah penerang dalam setiap gelapnya langkah, engkau bagai lilin yang selalu memberi penerang setiap langkahku tak terarah.
Sungguh kehadiranmu takjub yang akan berujung dengan keihklasan penantian suci ilahi. Aku yakin, janji janji yang terucap oleh lisan dan goyangan bibir merah nerekah saat ini, belum bisa aku penuhi.
Kesabaran serta doamu yang aku butuhkan untuk meraih masa indah yang bernuansa keabadian suci pada negeri tercinta. Sekalipun aku berada diatas puncak gunung yang jauh dari keramaian serta dingin menggigil tulang tidak menjadi sebuah tantangan atau membuatku surut bersamamu. Aku adalah harapan penerang dari keluarga sehingga siap berdiri bersama walau selama ini batu - batu terjal menghalangi langkah kita. aku tetap tegar berusaha denganmu hingga keserjanaan akan menyapa sebagai kabar gembira keluarga. Itulah tekadku hidup denganmu, bukan karena harta dan tahta melainkan berawal dari ketulusan serta aku yakin engkau mampu menyusuri jalan berliku menuju kesuksesan, itulah bagian indahnya janjiku padamu.
Terbentang luas pandangan serta harapan, akan kebahagiaan yang menyapaku bersama keluarga di puncak gunung aik seleong apabila engkau tetap berada di belakang layar kedua orang tua sebagai pelipur lara penghantam badai.
kedamaian terus kurasa di akhir - akhir perpisahan denganmu, tetapi dihati nan suci ini berkata " janji suci dan abadi" yang pernah kau ucapkan di depan kedua orang tua selalu menghiasi pikiran kesuksesan.
dengan mengingat pada janji yang pernah di ucapkan itu menjadi sebuah berlian bagiku untuk terus bersamamu mengejar cita - cita dan harapan yang sejak awal kita bersama.
Terucap kembali saat kita kumpul di taman Timba Nuh, disana engkau berkata kata yang sangat menyejukkan hati " kamu adalah harapan keluarga" jadi, bersedialah bersamaku dalam bingkai kekeluargaan yang menyingkap tabir masa depan kian bercahaya melalui celah - celah istana keistimewaan toga kesarjanaan.
Aku akan tetap memutar air suling timba nuh sebagai pelepas dahaga disaat engkau dalam kehausan. menjauh darimu memang terasa sulit, karena ikatan janji yang pernah terucap itulah, pengikat selama ini untuk selalu hadir dalam relung hatimu.
seandainya waktu akan memisahkan diantara kita berdua, hati yakin akan tetap mengingat ucapan ketulusan diantara kita.
Untuk saat ini, biarlah diriku berlabuh untuk mengarungi samudera cinta sebelum masa dsn batas akan memisahkan kita. di dalam pertemukanku pada janji suci itu keabadian tidak akan bisa menjauh dari seseorang yang telah berani ikrarkan janji demi masa depan yang cerah cemerlang menuai keluarga sejahtera.
Akan aku buktikan setelah masa memisahksn kita tentang kesucian hatimu karena banyak orang berkata, manis di depan namun empedu di belakang. semoga hal itu jauh dari seseorang yang memberi harapan pasti.
dunia ini sungguh luas untuk kita menata hidup namun saja, keadaan yang akan membuktikannya.
aku tidak akan begitu melupakan semua keajaiban di antara kita selama di muara kisah kasih di smk.
Tali persaudaraan tidak akan memisahkan kita apabila janji belum terpenuhi. bagiku akan terus berintraksi di setiap gerak gerikmu dengan tujuan, ingin menggoyangkan memori terhadap apa yang pernah diucapkan.
Aku berusaha untuk menjadikanmu nakhoda dalam menyeberangi samudera yang cukup panjang. Bersamamu akan kudaki gunung yang tinggi, dan bersamamu pula lautan .luas akan ku seberangi. dengan itu cinta akan menjadi bukti dan mempersembahkan yang terindah pada masanya nanti.
Sekiranya, diakhir pendidikan sekolah menengah kejuruan ini aku belum bisa memenuhi janji yang pernah ku ucapkan, dari lubuk hati yang paling dalam mohon kiranya, untuk dimaafkan. dan aku beri janji padamu seperti kalinat yang kuuraikab diatas bahwa, walaupun aku tekah meninggalkan istana SMK, engkau akan tetap sebagai nakhoda yang akan mengantarkan aku ketepian.
Kefua orang tuaku pasrah serta menyetujui akan hadirmu di semak - semak jiwaku untuk memberi segenggam harapan kebahagiaan. aku yakin, engkau tidak berpaling dari ikrar sucimu.
Bagiku, tidak akan memberi secuil harapan kepada siapapun selain dirimu yang telah banyak makan garam bersama. suka atau duka kita jalani bersama dalam bingkai keemasan serta membungkam segala yang akan merusak tatanan keluarga.
Beribu ribu untaian kata mutiara yang pernah kau persembahkan kini menghiasi pada setiap denyutan nadi demi meraih mimpi yang kau janjikan. takdir ilahi akan menjadi penentu ikrar janjiku padamu, walau sekarang jarak diantara kita berbeda tidak seperti dulu, kita duduk bersama,sepiring berdua, namun, ranjang tidur kita berbeda.
Sungguh kepandaian yang kau miliki menjadi guru terbaik bagiku dalam melintasi pendidikan yang lebih tinggi. semuanya ini katena arahan serta bimbinganmu sehingga aku mampu bertahan dan bertahta padamu.
Hidup memang indah tetapi, yang terindah bagiku adalah apabila kita kembali menuai masa seindah dulu tapi apa daya, kini antara aku dengan kamu hanya bisa berbagi melalui handpon, dan itupun jika sudah larut malam.
Sepi sudah hampir menyelimuti, bagaikan langit yang ditutupi gumpalan awan - awan hitam. aku tak ingin hujan turun membasahi bumi pertiwi sebelum aku dapat memanen hasil yang telah lama kita jaga.
Kesunyian malam hari dari kejauhan sungguh aku rasakan setelah jauh darimu, apakah engkau merasakan seperti yang aku alami saat ini?, lelaki penghibur itu sembari berkata, aku juga merasakan namun, sukur tidak seperti dulu.
semakin membakar hatiku dengan ungkapan singkat dari bibir indahmu.
Percakapan yang biasa setiap kita duduk terbuka dan bernuansa seindah pelangi, sekarang hampir ditelan bumi pertiwi. aku ingin kehadiran dirimu pada setiap kesepian yang menghantuiku. sudah pantas untuk aku menari bersamamu dalam mengukir indahnya prestasi. bila dulu aku agak malu - malu namun, sekarang aku berusaha untuk siap berdiri tegak seperti tegaknya aku disaat engkau menjadi imam ketika sholat.
Aku ingin hidup ini terarah sesuai janjimu, jangan samakan diriku dengan teman - teman yang pernah engkau bina. aku lahir beda, tujuan aku juga beda. bagiku engkau satu - satunya pencerah dan penembus sukma merajut masa depan nan bahagia.
Ini selalu kuukir dan bahkan, saat duduk bersama keluarga di rumah,bibirku tak jarang membicarakan ketulusan serta niat sucimu.
keluarga semakin mendorongku untuk selalu bersamamu menata hidup yang lebih menjajikan akan masa depan akan tetapi, bukan memberimu harapan untuk sehidup semati bersamaku.
Kata - kata yang terucapkan itu adalah ikrar janji suci bahwa, engkau sanggup back uf untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. dan bukan hanya aku saha tempat engkau ikrar janji, orang tua juga mendengarnya jadi, engkau harus tetap ingat apa janji sucimu itu.