Dinginnya malam menyapu ruang sepi dan keheningan di sudut kamarku kala itu, angin berhembus masuk dari celah celah lubang udara, suara bising mulai terdengar di atap rumah yang diterpa hujan disertai angin yang mulai membesar.
Hatiku di rundung gundah dan gelisah karena kesepian aku takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan, nada teleponku berdering dengan nyaring tertanda panggilan masuk dari seeorang sedikit ku lirik kearah panggilan itu dan benar saja, satu panggilan masuk dari "abimanyu", yang membuatku sedikit merasa tenang.
Dia menemaniku hingga ketakutanku kian menghilang sampai aku tertidur, walau perbincangan kami hanya lewat telepon aku merasakan ketenangan darinya ia selalu begitu setiap malamnya membacakanku dongeng dan mengucapkanku selamat tidur yang tidak pernah di ucapkan oleh siapapun kecuali, dia dalam tidurku.
Namaku "lalita zainira" usiaku 17 tahun saat ini, aku masih duduk di bangku SMK kelas XII sedangkan "abimanyu", duduk di bangku perkuliahan semester lima, kami mempunyai hobi yang sama mandengarkan musik kelasik dari musisi legen iwan fals karena di setiap lirik lagunya mempunyai makna yang mendalam baik dari kehidupan sampai kisah percintaannya, rumahku dan "abimanyu" terbilang cukup jauh sehingga kami jarang bertemu itulah sebabnya kami hanya berbicara lewat panggilan suaru dan terkadang jika kami ingin bertemu kami akan melakukan panggilan vidio namun, karena signal di desaku kurang lancar jadi aku harus keluar ke jalan atau akan menyenderkan handpone ku di jendela kamarku.
Aku dan abimanyu baru kenal sebulan yang lalu ketika dia lewat di depan rumahku dan tak sengaja menjatuhkan telepon genggam yang aku temukan di pinggir jalan dan kembali mengamblinya saat aku menelepon salah satu dari kontak temannya yang pada hari itu, sedang bersamanya dan dari situlah aku dan abimanyu bertemu dan berkenalan.
Pagi itu aku mencuci baju- baju kotor yang sudah menumpuk karena tak sempat aku cuci dari sabtu kemarin, dinginnya air pagi itu menusuk sampai tulang membuatku tak mampu berlama lama di kamar mandi namun, karena cucian yang terlanjur aku basahi malam harinya.
A ku tahan rasa dingin yang membuat tangan ku berkerut dan memucat, suara gemuruh terdengar dari bawah tanah dan di susuli dengan getaran hebat yang membuat semua orang berlari kalang kabut dan berhamburan keluar dari rumah mereka untuk menyelamatkan diri. Semua pohon dan tiang listrik terlihat seperti berjalan , tidak sedikit rumah orang runtuh akibat gempa pagi itu, aku bersyukur aku dan keluargaku baik baik saja dan rumah kami hanya mengalami keretakan ringan, dan malamnya semua warga membangun tenda karena takut akan ada gempa susulan.
Aku dengar suara telepon ku berdering rupanya itu dari abimanyu untuk menanyakan kabarku karena ia hawatir akan kejadian pagi tadi, kamipun mengobrol sampai larut malam karena kebetulan ayahku membangun tenda di pinggir jalan dengan warga yang lainnya sehingga aku mudah mengakses signal.
Pukul 06:00 aku bersiap siap pergi ke sekolah namun sesampainya ku di sekolah guru mengumumkan bahwa sekolahan akan di liburkan untuk sementara waktu, karena takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan, akupun pulang dengan sepeda motorku dan tak sengaja aku bertemu dengan abimanyu yang juga baru pulang dari kampus.
Kami berdua pun berencana keliling sebentar untuk menikmati hari yang masih pagi itu kami berkeliling melewati rumah rumah yang runtuh akibat gempa kemarin pagi.
Setelah cukup lama berkeliling kamipun bergegas pulang karena takut akan adanya gempa susulan dan berpisah di pertigaan menuju rumah kami masing masing.
Tak terasa hampir dua bulan kami saling mengenal tapi sayang hubungan kami tidak ada ikatan ataupun kepastian darinya tetapi kemanapun aku pergi hampir setiap kali aku selalu bertemu dengannya hal itulah yang membuat aku yakin kalau kami memang di takdirkan untuk bersama. Hari itu aku pergi menemani bibikku pergi bertemu dengan sahabatnya di sebuah tempat wisata yang terbilang cukup populer dan ketika aku lewat tak sengaja aku bertemu dengan abimanyu yang sedang duduk bersama teman temannya sambil memainkan gitarnya.
Ia pun sempat memanggilku namun, aku tidak mendegarnya sampai aku buka telepon genggam milikku .
Satu pesan yang belum aku baca darinya yang berisi sebuah kiriman lagu berjudul " pesawat tempur" aku tersenyum kecil ketika aku mulai memutar lagu yang ia kirimkan.
Dalam pesan itu juga berisi kalau dia akan menyusulku, aku pun menunggunya dengan sabar sampai ia datang menemuiku, kamipun duduk sambil mengutarakan kerinduan sambil menyanyikan lagu yang diiringi dengan petikan gitar.
Tiupan angin lembut semakin memperindah suasana satu kenangan yang tercipta yang tidak akan terlupa.
Tiupan angin lembut sore itu menciptakan ketenangan dalam kalbu, warna jingga yang nampak di ufuk barat menandakan matahari akan segera ke peraduannya,
Laju sepeda motor aku percepat sampai saat mobil di depanku berhenti mendadak dan aku yang terlanjur membawa motorku dengan kencang membuat motorku tidak dapat ku kendalikan sehingga akupun menabrak mobil yang ada di depan yang membuat aku terjatuh dan tersungkur pada aspal,
Mukaku tergores aspal akibat benturan, semua orang berkumpul untuk membantu dan kebetulan "abimanyu" sudah lewat jauh dariku namun ia memutar balik sepeda motornya karena mendengar keributan di belakangnya.
Semua warga menyuruh "abimanyu" untuk membawaku ke klinik terdekat. "abimanyu", membawaku ke klinik dengan sepeda motor yang mengalami sedikit kerusakan.
Saat dalam perjalanan "abimanyu" mencoba menenangkan ku sambil sedikit menghibur. sembari berkata " Lalita", kenapa gamu gemetar?,
" aku hanya sedikit gugup karena baru kali ini aku di bawa oleh laki laki selain ayahku" kata lalita.
" anggap saja ini sebagai latihan sebelum kita hidup bersama setelah aku lulus kuliah nanti"
"bagaimana jika kita tidak di takdirkan untuk bersama bim?"
" sudahlah kamu terlalu sering membahas tentang takdir"
Aku menyanderkan kepalaku di pundaknya karena aku tidak dapat menahan perih akibat luka yang aku alami di pelipis dan pipiku. Kamipun berhenti di sebuah polindes atau lebih tepatnya di rumah bersalin.
" kamu kenapa membawaku ke rumah bersalin? "
" kamu ternyata tidak berfikir kalau bidan juga bisa membalut luka ? "
" iya sih tapi terasa lucu saja jika aku kesini hanya akan membalut luka "
" ya... terus kamu mau bersalin juga ?"
" ya tidak juga sih, kita putar balik saja ya? nanti aku obati di rumah saja lagi pula disini sepi mungkin bidannya lagi ship di puskesmas kita beli obat di apotek saja di depan "
" ya udah terserah tuan putri saja " ujar abimanyu.
Kamipun memutar balik motor dan bergegas untuk pulang kerumah dan berhenti sejenak membeli obat di apotek, sambil memperbaiki sepion yang lepas dia mengendarai motor dengan satu tangan,
" udah bimm kamu mau ngajak aku mati ya...!! "
" ya... tidak apa apa jika takdir menyuruhku mati bersamamu"
Aku tersenyum kecil mendengar abimanyu mengatan seperti itu sehingga aku terlalu terbawa suasana dan tertidur di punggungnya.
Setelah kami sampai di rumah abimanyu, aku pun berpamitan kepada ibuku untuk pulang karena hari sudah malam, sesampainya ia di rumah, ia langsung menanyakan kabar lewat pesan singkat,
" hai lit lukamu sudah di obati? "
" iya terimakasih abim"
Satu minggu berlalu dengan hanya tidur di rumah sehingga membuatku suntuk dan merasa bosan dengan kondisiku yang hanya bisa berbaring di tempat tidur oleh karena itu rencananya hari senin besok aku ingin masuk sekolah karena banyak mata pelajaran yang tertinggal dan sembari melepas rindu dengan teman ku di sekolah bernama "danira" yang sering menjadi teman curhatku yang sangat aku percaya dan menceritakan bagaimana aku bisa kecelakaan dan bagaimana seorang pahlawan menyelamatkanku. Tapi sayangnya setelah satu minggu berlalu aku mendengar kabar bahwa abimanyu sudah di jodohkan dengan orang tuanya dengan seorang wanita bernama maudia yang memiliki paras yang cantik dan jenius yang sedang kuliah kedokteran semester tiga di kampus paforit di daerahku dan seketika aku merasa insecure dengan wanita yang tidak mungkin akan di tolak oleh lelaki manapun, akupun kembali mencurahkan isi hatiku kepada temanku danira karena hal itulah yang bisa membuat hatiku merasa lebih tenang.
Tak terasa aku sudah mau lulus dari sekolah dan rencananya aku akan melanjutkan pendidikanku di kampus yang sama tempat abimanyu kuliah namun tak sengaja aku mendengar berita dari teman sekolahku yang merupakan sepupu dari abimanyu yang kabur di acara tunangannya dengan maudy, sontak aku terkejut mendengar hal tersebut.
" tidak ada yang akan membuat aku kecewa', bim selagi aku bisa melihat kamu bahagia walau tidak bersamaku"
"abim.. pilihan orang tua tidak ada yang salah untuk anaknya mungkin jika kamu di takdirkan bersama "maudy", kamu bisa menemukan kebahagiaan yang lebih dari apa yang telah kita lalui bersama "