webnovel

Bukan Hanya Aku

Kata-kata manis yang selama ini aku dengar membuat ku mabuk kepayang parasnya yang tak terbantahkan membuatku selalu teringat padanya hampir tak ada cacat yang kulihat pada dirinya. Tapi ternyata....

Chocolatte_Latt3 · 都市
レビュー数が足りません
10 Chs

Bukan Hanya Aku

Pagi ini terasa sangat dingin hujan yang turun dan membasahi tanah membuat ku semakin malas pergi bekerja. Angkutan umum yang padat dan juga jalanan yang basah semakin menurunkan semangatku di pagi hari. Setibanya di kantor suasana disana menjadi sedikit aneh terutama tatapan mereka

"Kenapa ada yang aneh?" Tanya ku pada mereka yang terus saja memandangiku

"Mba Mela nggak akan ngasih tahu cowok yang kemarin" salah satu juniorku bertanya dengan mata yang bersinar

"Mel jangan bilang dia pacar kamu iya" seniorku pun ikut berkomentar

"Ya ampun pantesan aku liat dia udah lama.  Pokoknya pas awal-awal kita sering lembur aku sering liat cowok itu ternyata cowok itu lagi nunggu mba Mela iya" juniorku kembali bertanya.  Semua terlihat antusias menanti jawabanku terkecuali Lisa yang tampak tak suka. Iya dari awal Lisa memang tidak setuju aku berpacaran dengan Lucas

"Jadi...., sekarang lebih baik kita kerja dulu iya. Itu meja aku udah penuh sama berkas-berkas yang harus di selesaikan" jawabku sambil berlalu menuju meja kerjaku, terdengar mereka kecewa dengan jawabanku tapi mereka menurut dan memilih mengerhakan pekerjaan mereka. Hari ini pekerjaan berjalan dengan lancar walau banyak dan menumpuk tapi semua lancar terkendali. Komputer tidak mati, mesin print dan photokopi juga lancar begitu juga dengan fax yang lancar jaya. Ahh rasanya senang sekali bila pekerjaan yang banyak dapat terselesaikan dengan baik. Kami bekerja sampai lupa waktu karena ke asikan bekerja sampai lupa sekarang sudah terlalu larut untuk pulang

"Siapa yang mau pesen taxi barengan dong jangan sendiri-sendiri sekarangkan udah malem banget"

"Lagian emang nggak ada besok lagi apa ? Kerjaan semua aja di beresin terus besok mau ngapain bengong" terdengar kehebohan dari para teman sekantor yang menyesali kerja mereka yang terlalu rajin. Ku ambil ponselku yang sedari tadi tak ku sentuh sama sekali karena saking sibuknya. Saat ku buka ponselku terdapat banyak pesan dan juga beberapa panggilan tak terjawab dari Lucas. Kenapa dia menelpon sebanyak ini tak seperti biasanya, apa terjadi sesuatu pada Lucas?. Walau aku kesal padanya tapi jujur sekarang aku jadi mengkhawatirkannya. Baru saja aku akan menelponnya, Lucas malah sudah menelponku duluan

"Halo kenapa cass ?"

"Halo Mel, kamu masih lembur di kantor ?"

"Sekarang mau pulang kok udah beres kerjaannya juga"

"Ohh syukur deh kalo gitu, aku ada di depan kantor kamu sekarang"

"Haa ngapain ? Udah lama diem di sana?"

"Cepet turun aja" lalu Lucas mematikan sambungan telponnya. Aku hendak mebereskan barang-barangku dan pergi menemui Lucas, tapi tangannku tertahan oleh Lisa

"Kamu pasti di jemput si Lucas kan? Sampe rusuh gitu"

"Iya Liss aku nggak tahu kalo dia bakal jemput. Aku juga nggak tahu dia udah nunggu berapa lama"

"Mel, aku kan udah pernah bilang hati-hati sama tuh cowok"

"Liss aku sekarang percaya sama Lucas, nanti aku jelasi  deh sekarang aku pulang duluan aja"

"Eh Mel..." aku langsung saja meninggalkan Lisa yang tampak akan mencegahku bertemu Lucas tapi aku sangat gesit jadi dia tak bisa menahanku lagi. Aku berlari menuju lift, rasanya benar-benar senang di jemput oleh Lucas. Padahal waktu itu aku sudah kesal dan membulatkan tekad agar berhenti menyukai Lucas. Tapi kenyataannya aku malah semakin menyukainya. Setibanya di depan gerbang masuk terlihat Lucas yang menungguku dengan mobil hitamnya. Lucas melambaikan tangannya padaku yang dengan bodohnya aku juga ikut melambaikan tanganku. Padahalkan kemarin kami bertengkar tapi sekarang aku malah girang melihatnya. Kucoba berjalan santai menuju ke arah Lucas, terlihat dia tersenyum lebar melihat kedatanganku. Rasanya jantungku mau meledak saking senangnya aku bertemu dengan Lucas.

"Kamu dari kapan nungguin aku?" Tanyaku dengan wajah yang terlihat rak perduli padanya

"Aku nunggu kamu dari jam 5 sore"

"Tapi sekarang udah jam 10 malem dan kamu masih nungguin aku?"

"Aku nggak tahu kapan kamu pulang habisnya aku telpon kamu nggak angkat aku kirim pesan nggak kamu bales"

"Aku tadi sibuk banget jadi nggak sempet pegang ponsel, kalo aku lama kayak tadi kamu langsung pulang ajavjangan nungguin aku"

"Oh berarti besok-besok boleh lagi ngejemput kamu?" Setelah Lucas memberi pertanyaan itu seketika aku lupa kalau aku kan sedang marah padanya. Aku mencoba memalingkan wajahku darinya karena merasa malu

"Iya udah ayo pulang" menyadari aku yang malu-malu Lucas membukakan pintu mobil nya

"Iya" jawab ku singkat. Kami pun akhirnya pulang dia mengantar aku sampai ke depan gedung apartemenku

"Mel besok pulangnya aku jemput lagi iya, kalo berangkatnya nggak bisa karena harus persiapan buka toko"

"Terserah kamu aja" jawabku singkat dan berpura-pura bersikap dingin padanya

"Iya udah aku pulang dulu iya" kemudian Lucas pergi. Setelah melihat mobilnya sudah cukup jauh wajahku sudah bisa meperlihatkan senyuman bahagia yang sedari tadi aku sembunyikan. Dengan langkah yang ringan aku memasuki gedung apartemenku. Rasanya senang sekali sekarang ini begitu pikirku.

---------------

Pagi kembali datang seperti biasa sebelum pergi ke kantor aku mandi terlebih dahulu, begitu aku selesai mandi terdengar suara bel yang berbunyi. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini pikirku, tapi ternyata yang datanh adalah seorang kurir yang mengirimiku sarapan pagi. Aku merasa aneh  karena aku tak memesan sarapan, tapi begitu mendengar sarapan ini yang memesan adalah Lucas rasanya senang sekali bagaimana dia begitu manis pikirku. Setelah hari itu Lucas setiap pagi mengirimi aku sarapan lewat kurur dengan menu yang berbeda-beda dan juga dia selalu menjemput aku pulang padahal tidak ku minta. Sepertinya aku luluh lagi oleh sikapnya yang manis ini. Tapi Lisa terlihat masih khawatir tentangku, aku mencoba mengerti bagaimana pun dia adalah temanku tentu saja dia akan merasa khawatir bila temannya berpacaran dengan seorang seperti Lucas. Hari itu kami tidak lembut jadi kami saat masih bisa melihat matahari terbenam. Hal yang langka terjadi setelah sekian lama aku hanya bisa melihat bintang ketika pulang. Seperti biasa Lucas sudah ada di depan kantor tapi terlihat Lisa juga di sana. Aku tak berani mengganggu mereka karena Lisa dan Lucas terlihat membicarakan hal yang serius

"Lucas aku tahu kamu ganteng dan kaya, tapi kalo kamu cuman mau mainin Mela udah deh lebih baik kamu ngilang aja"

"Kamu Lisa kan temennya Mela, dia sering kok ceritain tentang kamu. Mungkin bagi kamu aku terlihat hanya bermain dengan Mela tapi sebenernya aku serius sama dia"

"Buktinya apa?"

"Aku mau ngelamar dia, itu juga kalo kamu ngerestuin kita berdua"

"Kenapa harus minta restu sama aku?"

"Karena bagi Mela kamu itu penting, jadi aku harap kamu nggak salah paham tentang aku lagi. Aku memang pernah salah tapi aku serius sama Mela" aku yang tak sengaja mendengar percakapan itu kaget bukan main sampai-sampai tas yang ku pegang jatuh sehingga Lisa dan Lucas melihat ke arahku. Menyadari aku ketahuan, ku perlihatkan saja senyum manisku. Yang di balas oleh Lucas tapi Lisa malah menutupi wajahnya mungkin dia malu padahal dia lagi serius sama Lucas tapi aku malah merusak suasana.

"Karena kamu udah denger jadi gimana jawaban kamu" tanya Lucas padaku

"Haa apaan?" Aku pura-pura saja tidak tahu

"Kamu mau aku berlutut di depan kamu?" Pertanyaan Lucas membuatku semakin jantungan

"Jangan apaan sih ngapain juga mau ngelamar orang pake berlutut segala"

"Nah tuh kanu tahu, dasar caper" Lisa meledeki aku karena keceplosan ngomong

"Gimana? Kamu mau nggak menghabiskan sisa hidupmu sama aku? Aku emang bukan orang yang baik tapi aku mau berusaha jadi lebih baik buat kamu, dan juga aku mungkin bakal ngerepotin kamu tapi bisa nggam kamu jadi pasangan seumur hidup aku?" Lamaran yang sangat romantis dan juga cincin yang di sodorkan padaku juga cantik membuatku tak kuasa menahan tangis bahagia. Ku anggukan kepala menyetujui lamaran tersebut, Lucas yang melihat reaksiku tersenyum bahagia dan memelukju erat. Mungkin kalau di negeri dongeng ini adalah akhir bahagia tapi bagi kami ini adalah awal baru dari hidup kami yang akan selalu di penuhi warna.

...........

_TAMAT_

Terima kasih kepada para pembaca yang sudah membaca cerita saya sampai akhir ^_^

Mohon terus dukung karya aku

berhubung aku penulis baru dan juga ini pertama kalinya aku nulis novel mohon maaf bila banyak penulisan yang salah. Sekali lagi terima kasih ^_^