webnovel

Bab40. Kena Lagi

Mikayla dan Niara telah ada di tengah Citra dan kawannya, mereka berkumpul di sana sesuai dengan keharusannya.

Lapangan basket memang tempat mereka berkumpul, ruangan besar itu akan terasa sangat menyenangan bagi mereka penikmatnya.

Devan juga telah ada diantara Aljuna dan kawannya, semua ada di sana hanya saja memang terpisah.

Devan sedang berlatih bermain basker di sana, sedangkan Mikayla sedang membahas apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam team, Mikayla mengikutinya dengan malas karena itu memang bukan keinginannya.

Mikayla sempat menemui Aljuna dan meminta agar menghampus namanya dalam daftar, tapi Aljuna menolaknya dengan tegas dan mempertahankan Mikayla agar tetap ada di daftar itu.

"Kalian mengerti?" tanya Citra.

Mereka mengangguk, termasuk juga Mikayla meski pun anggukan itu hanya asal anggukan saja.

Mikayla ingin cepat keluar dari sana dan bisa cepat pulang juga, lebih baik Mikayla membantu Nina di rumah dan itu pasti akan lebih menyenangkan dari pada ada bersama mereka sekarang.

"Mika, apa yang sedang kamu fikirkan?"

Mikayla menoleh mendengar pertanyaan Citra, yang lain tampak melirik Mikayla dengan kompak.

"Kenapa kamu tidak fokus seperti itu?"

"Enggak apa-apa kok, aku hanya lelah saja."

"Lemah, kalau memang gak punya tenaga kenapa mau gabung?"

Mikayla melirik Niara, Mikayla kesal sekali dengan wanita itu dan juga Devan, mereka sangat menyebalkan karena telah melibatkan Mikayla dalam perdebatan mereka.

"Mika, memang sedang kurang fit, Kak." ucap Niara.

"Tidak ada alasan, untuk masuk di team ini kalian harus kuat, tidak boleh lemah, kalau kalian lemah maka kalian sendiri yang akan celaka nantinya."

"Tapi aku juga gak minat untuk ada disini, jadi silahkan saja Kakak keluarkan aku dari team ini."

Citra terdiam menatap Mikayla dengan kesal, berani sekali wanita itu berkata demikian padanya.

"Aku sudah berusaha untuk tidak ada disini, tapi kenapa harus dihalangi, kalau memang aku terlalu lemah untuk ada disini, silahkan saja Kakak keluarkan aku." tambah Mikayla.

"Mika," panggil Niara.

"Diam kamu."

Niara seketika diam mendengar ucapan Mikayla, Niara sadar jika Mikayla sedang marah padanya, tapi bagaimana lagi karena semua juga ulah Devan bukan keinginannya.

"Kakak keluarkan aku, siapa tahu dengan begitu bisa membebaskan aku dari team ini."

"Oke," ucap Citra seraya berjalan mendekati Mikayla.

"Kamu memang tidak pantas ada di team ini, jadi sekarang silahkan kamu pergi dan jangan kembali muncul di antara kita lagi."

Mikayla mengangguk, baguslah, lagi pula itu keinginan Mikayla sejak awal.

Sekarang Aljuna tidak akan bisa menahannya lagi, karena Citra sendiri yang mengeluarkan Mikayla dari teamnya.

"Ayo sana pergi," ucap Citra.

Mikayla lantas melangkah pergi meninggalkan mereka.

"Mika," panggil Niara.

Mikayla tak peduli dengan panggilan Niara, biarkan saja Niara juga sudah tahu jika Mikayla sedang marah padanya.

Di tengah langkah kaki Mikayla, tiba-tiba saja bola terlempat kearahnya, team basket yang baru melakukan kesalahan sehingga membuat bola tak terarah dengan benar.

Mereka semua melihat arah bola itu, dan sadar dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Mika, awas." teriak Devan.

Suara Devan berhasil menarik perhatian team cheerleader di sana, mereka kompak melihat Mikayla yang dengan kerasnya terbentur lemparan bola.

"Mika/Mika," ucap Gavin dan Aljuna bersamaan.

Mikayla tersungkur jauh di sana, sudah pasti sakit sekali rasanya, dua lelaki itu berlari bersamaan menghampiri Mikayla.

Citra tampak kesal melihat hal tersebut, ekspresi wajahnya berubah seketika saat melihat Gavin dan Aljuna berebut untuk membantu Mikayla.

Devan dan Niara juga turut berlari ke arah Mikayla, tentu saja mereka juga khawatir dengan terhadapa Mikayla.

"Mika, kamu gak apa-apa?"

Gavin lebih dulu meraih tubuh Mikayla, Aljuna terdiam berdiri di sampingnya, sedangkan Niara dan Devan turut jongkok bersama dengan Gavin.

"Mika, Mika kamu masih sadar kan?" tanya Gavin.

Mikayla membuka matanya, tepukan tangan Gavin di pipinya cukup mengganggunya, kepalanya terasa pusing sekali.

"Mika, kamu baik-baik saja?" tanya Niara.

Pertanyaan bodoh, setelah Niara melihat keadaan Mikayla, kenapa masih saja bertanya seperti itu.

Mikayla melihat mereka bergantian dan berhenti saat melihat Aljuna di sana, lalaki itu tampak menatapnya tanpa celah.

Mikayla segera duduk dan mendorong Gavin agar menjauh, Gavin terduduk menjauh dari Mikayla.

"Aku gak apa-apa, gak usah khawatir."

Mikayla berusaha bangkit dan melangkah dengan susah payah ditengah pusing kepalanya.

"Mika," panggil Gavin yang kemudian bangkit dan beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana kamu, biarkan saja dia pergi."

Citra datang dan menahan Gavin agar tidak mengejar Mikayla.

"Lepas, apaan sih."

"Biar saja dia pergi, kenapa kamu masih saja sibuk mengurusinya."

"Ini bukan urusan kamu."

Tiga orang di dekatnya tampak memperhatikan Gavin dan Citra, kenapa mereka malah berdebat seperti iru sekarang.

Aljuna menggeleng dan berlalu meninggalkan mereka, Mikayla begitu kesulitan dengan langkahnya, dan Aljuna tidak bisa biarkan itu.

Tanpa permisi, Aljuna menggendong Mikayla dan membawanya keluar.

Mikayla kaget dengan hal itu, tapi jujur saja Mikayla memang tidak bisa berjalan dengan normal.

Gavin mengepalkan tangannya melihat Aljuna yang menggendong Mikayla, tapi berbeda dengan Citra yang justru tersenyum melihat hal itu.

Aljuna membawa Mikayla ke ruang UKS, membaringkannya di kasur sana, dan menyelimutinya.

Mikayla Hanya diam dengan memejamkan matanya, sekarang Mikayla hanya ingin menormalkan keadaannya dulu.

Aljuna berlalu keliar meninggalkan ruangan, tak ada kalimat apa pun yang dikatakannya pada Mikayla, Aljuna pergi begitu saja.

Mikayla memijat kepalanya yang tadi terkena lemparan bola, kenapa malang sekali nasib Mikayla, setelah mendapatkan bullyan dan sekarang harus terkena lemparan bola.

Aljuna kembali memasuki ruangan dengan membawa sebotol air minum, Aljuna duduk di samping Mikayla.

"Minum dulu," ucapnya.

Mikayla menoleh dan menggeleng, nanti saja Mikayla tidak membutuhkan itu sekarang.

Aljuna menyimpan botol minumnya dan meraih tangan Mikayla yang memijat kepalanya, Aljuna mengambil alih tugas tangan itu.

Aljuna memijat kepala Mikayla tanpa sempat berkata apa pun juga.

"Kak, aku bisa sendiri." ucap Mikayla pelan.

Aljuna bangkit dan berpindah duduk di kasur itu, dengan menyingkirkan bantal di sana, Aljuna membaringkan Mikayla di pangkuannya dan kembali memijat kepalanya.

Mikayla menoleh dan terdiam saat tatapannya bertemu dengan tatapan Aljuna, ada sebersit harapan yang mengganggu fokusnya saat ini.

"Kenapa ceroboh sekali?" tanya Aljuna.

Mikayla mengerjap dan kembali memejamkan matanya.

"Aku sudah bilang, aku tidak mau gabung dengan kalian."

"Jadi kamu sengaja mencelakai diri kamu sendiri demi bisa menghindar?"

Mikayla tak menjawab, mana mungkin Mikayla sebodoh itu, lagi pula dalam kejadian ini yang salah adalah anggota team Aljuna sendiri, kenapa mereka tidak hati-hati sampai bisa mencelakai Mikayla.