webnovel

Blood and Tears: Perebutan Immortality.

Terjadi pertengkaran besar antara Raja Arthur dengan Agatha, yang membuat istrinya itu pergi dari kerajaan Aqua, bersama dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak berselang lama ratusan ribu pasukan Shiners, mencoba menyerang Clan Aqua, dengan membabi buta seluruh penduduk di sana tanpa tersisa. Raja Arthur mencoba menghentikan penyerangan dengan segenap kekuatan yang ada. Namun, itu saja tidak bisa mengembalikan keadaan dan sebaliknya, Clan Shiners berhasil menduduki kerajaan Aqua secara keseluruhan. Raja Arthur dan beberapa Abdi setianya, berhasil melarikan diri menuju Bangsa Miracle, guna memulihkan kondisinya yang terluka parah, serta membangun kembali kekuatan. Sementara itu di Bumi, Alika Hester telah tumbuh menjadi remaja cantik, yang disukai oleh banyak pria. Usianya mulai menginjak delapan belas tahun, keberadaannya di Bumi, telah diketahui sejak lama oleh Bangsa Shiners, yang berasal dari planet Airraksa. Tempat yang berada jauh dari kawasan Bumi. Mereka berusaha membunuh Alika sejak usianya, menginjak tujuh belas tahun untuk mendapatkan Immortality, yang tertanam di tubuh Alika. Evander Fire adalah salah satu dari Clan Shiners, yang bertugas melenyapkan Alika. Namun, Blood berhasil menggagalkan setiap rencana tersebut. Blood adalah Ksatria yang dipercayakan Raja Arthur, untuk melindungi Alika serta Agatha dari kejaran Bangsa Shiners. Sebelum Immortality dikuasai Raja Orion, maka selama itu juga nyawa Alika akan terus dalam bahaya. Tepat di usia delapan belas tahun, Alika merasakan tubuhnya memiliki kekuatan besar yang, tidak dapat dirinya kendalikan. Immortality telah mencapai puncak kekuatannya, yang membuat Raja Orion dari Clan Shiners memerintahkan Evander untuk segera membunuh Alika, merebut Immortality dari keturunan Bangsa Aqua, seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Perang antara Bangsa Aqua dan Shiners tidak lagi dapat terelakan. Alika tidak dapat mengendalikan kekuatan Immortality, kesempatan ini digunakan Raja Orion untuk merebut Immortality secara licik. Namun, usaha itu digagalkan oleh Evander yang tidak lain adalah orang kepercayaannya. Pada akhirnya, Evander pun terbunuh dan membuat Blood menjadi marah. Keduanya dikenal sebagai Zeus dan Venus, yang membuat Zeus (Blood) harus ikut terluka, saat merebut kembali Immortality dari tangan Raja Orion. Kemarahan Alika memuncak. Dia tidak bisa melihat lebih banyak lagi orang-orang yang dicintainya pergi. Kepedulian Alika yang besar berhasil mengaktifkan Immortality. Immortality telah memilih Alika sebagai Tuan-nya yang baru. Kekuatan yang dihasilkan sungguh luar biasa, sampai akhirnya Raja Orion terbunuh Bagaimana kisah selengkapnya?

Ariezs11 · 歴史
レビュー数が足りません
315 Chs

Chapter 12

Arthur dan Orion sama-sama menarik pedang mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Keduanya tidak bertarung di atas kuda, melainkan melayang di udara.

 

Semula Arthur tidak ingin bertarung. Dia menahan emosinya untuk melakukan penyerangan, tetapi karena ucapan provokasi dari Orion, yang membuat Arthur naik pitam.

 

Keduanya berada di udara, tepat di bawah ribuan prajurit tengah bertarung satu sama lain. Tidak banyak dari mereka yang berhasil selamat, diantaranya mati mengenaskan, dengan luka sayatan pedang dan anak panah yang menancap di dada mereka.

 

Arthur dan Orion saling bertukar jurus di udara, untuk sesaat Orion mendominasi pertarungan. Jurus pedang yang Orion gunakan sungguh sulit untuk ditangkis Arthur.

 

Setiap serangan Orion, sangat mematikan, membuat Arthur mau tidak mau berada di posisi bertahan. Namun, Arthur tidak ingin menyerah begitu saja.

 

Jika Orion memiliki jurus pedang Tarian Burung Phoenix, maka Arthur pun memiliki jurusnya sendiri, yaitu Jurus Pedang Naga.

 

Gagang pedangnya berlambang kepala Naga, sedangkan mata pedangnya berhias sisik Naga.

 

Bukan hanya pedangnya saja yang berwujud Naga, tetapi baju pelindung yang Arthur kenakan juga memiliki sebutan, baju pelindung Sisik Berlian.

 

Baju Sisik Berlian adalah, benda pusaka turun-temurun yang dimiliki bangsa Aqua. Baju Sisik Berlian diberikan, pada setiap pemimpin baru kerajaan Aqua. Itu sebabnya Arthur mengenakan pakaian tersebut.

 

Melihat Baju Sisik Berlian, membuat Orion membulatkan matanya, tidak menyangka kalau benda pusaka itu benar adanya.

 

Selama ini Baju Sisik Berlian, hanya dikaitkan dalam sebuah legenda saja. Ada yang mengatakan, Baju Sisik Berlian dulunya adalah pakaian yang Dewa Jupiter miliki, sampai akhirnya Adiknya, yaitu Dewa Mars, berhasil merebut Baju Sisik Berlian itu.

 

Baju Sisik Berlian bukan hanya pakaian perang saja, tetapi Baju Sisik Berlian juga menyimpan kekuatan besar di dalamnya. Siapa pun yang memiliki Baju Sisik Berlian, maka dia akan disegani dan ditakuti di medan perang.

 

Itu sebabnya, Dewa Jupiter dijuluki sebagai Dewa Perang, di seluruh sistem Tata Surya, yang berhasil membuat Dewa Mars menjadi iri.

 

Namun, yang Orion pertanyakan sekarang, bagaimana bisa Baju Sisik Berlian jatuh ke tangan Bangsa Aqua, sedangkan selama ini Baju Sisik Berlian, hanya terdengar dalam legenda saja?

 

"Kau pasti sudah mengenali Zirah besi yang aku pakai ini bukan? Tentu kau mengenalinya dengan jelas. Biar aku yang memperkenalkannya. Ini adalah Baju Sisik Berlian yang ada di dalam legenda itu," ucap Arthur, yang terdengar sedikit mengejek.

 

Arthur sudah dapat menebak apa yang sedang Orion pikiran sekarang. Terlihat jelas dari tatapan matanya yang begitu tajam, mengarah pada Baju Sisik Berlian yang ada pada tubuhnya.

 

"Akan kurebut Baju Sisik Berlian itu darimu, Arthur. Lihat saja nanti, Baju Sisik Berlian akan jatuh ke tanganku!" gumam Orion pelan.

 

Orion terlihat menggenggam gagang pedangnya, tatapannya begitu dingin dan penuh dengan kegelapan.

 

Arthur bisa merasakan aura petarung yang Orion keluarkan. Dia tidak menutupi aura pertarungannya dari Arthur. Sedangkan Arthur meningkatkan kewaspadaannya.

 

Biarpun dia memiliki Baju Sisik Berlian, dan pedang pusaka di tangannya, tidak sedikitpun membuat Arthur bisa tenang. Apa lagi melihat jumlah pasukan yang dia bawa, nyatanya berkurang begitu cepat.

 

Namun, ada banyak juga korban yang berjatuhan dari pihak Orion juga. Arthur memiliki sedikit harapan, kalau dia dan pasukannya yang akan memenangkan perang tersebut, dan membalikkan arus pertempuran.

 

"Kenapa kau diam? Apa kau takut, kalau pasukan yang kau bawa akan kalah oleh pasukanku?"

 

Arthur tersadar dari lamunannya, lalu senyuman menghiasi di bibirnya, "Pasukanku kalah? Hahaha, kau belum melihat bagaimana kekuatan yang sesungguhnya dari Bangsa Aqua."

 

Senyuman itu perlahan memudar dari wajah Arthur, bersamaan dengan dia yang kembali menarik pedangnya.

 

"Halilintar mengoyak bumi!"

 

Arthur mengalirkan banyak tenaga dalam pada pedangnya, seketika menciptakan gelombang kejut yang tinggi. Cahaya keemasan pun terlihat dan berbentuk seperti halilintar.

 

Cahaya petir itu seketika menyambar cepat ke arah Orion, memaksa pria itu mundur beberapa meter, tetapi tidak sampai jatuh ke tanah.

 

"Sial!" Orion mengumpat kesal, sambil memegangi dadanya yang terasa sakit, ketika dihantam oleh gelombang halilintar dari pedang Arthur.

 

Orion berusaha menyeimbangkan kembali posisinya. Namun, di waktu yang bersamaan Arthur kembali, melepaskan gelombang kejut yang kedua kalinya.

 

Kini, Orion tidak membiarkan serangan itu mengenai tubuhnya. Orion berusaha menepisnya dengan pedang yang dia punya.

 

Biarpun serangannya berhasil ditepis, Arthur tidak berdiam diri begitu saja. Dia kembali mengalirkan tenaga dalamnya pada pedang pusakanya, seketika gelombang kejut yang lebih dahsyat menghampiri Orion.

 

Gelombang petir itu bisa ditepis oleh Orion. Namun, resiko yang didapatnya juga besar. Terlihat goresan sehelai benang di pedang Orion, yang sontak membuat Orion mengumpat kesal.

 

Di merapatkan giginya, "Kau telah membuat retakan pada pedangku, kali ini aku tidak akan bermain-main lagi."

 

Orion mempersempit jaraknya dengan Arthur, memaksa Arthur harus menghindar beberapa meter, ketika pedang Orion yang telah dialiri tenaga dalam itu menghantam pedangnya.

 

Kedua pedang sempat beradu, tetapi kali ini Arthur harus terlempar. Namun, tidak membuatnya jatuh dari ketinggian.

 

"Sepertinya kau sudah mulai serius. Baiklah, aku akan segera mengakhiri ini semua dan aku akan mengembalikan senyuman semua orang!"

 

Arthur berseru lantang. Dia tidak lagi membuang waktunya. Serangan kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya. Orion juga terlihat tidak mau kalah. Dia mengumpat dalam hatinya, sebelum melesat cepat sambil mengayunkan pedangnya.

 

Dua pedang saling bertemu kembali, menciptakan gelombang kejut yang sangat luar biasa, membuat mereka yang bertarung di bawah, ikut merasakan dampak dari dua kekuatan tersebut.

 

"Yang Mulia!" seru Zeus, sambil terus menghunuskan pedangnya pada lawan-lawan yang ada.

 

Sudah tidak terhitung berapa prajurit yang tewas di tangannya. Zeus terus berusaha membunuh prajurit sebanyak yang dia bisa.

 

Ketika kekuata  Arthur dan Orion bertemu, Zeus pun ikut merasakan betapa mengerikannya kemampuan Orion dan Arthur.

 

Dibandingkan dirinya, yang hanya memahami teknik bela diri dan strategi perang, serta elemen Air yang telah Zeus pelajari sejak masih kecil.

 

Pengalamannya dalam hal berperang memang tidak banyak, tetapi Zeus memahami, satu kekuatan yang besar sudah bisa mengubah arus peperangan.

 

Sekarang Zeus sadar, alasan Arthur tidak membiarkannya maju di medan perang lebih awal, adalah ini.

 

Kekuatan Orion tidak bisa dianggap remeh. Terutama pedang pusaka yang dia miliki, tidak kalah kuatnya dengan pedang pusaka milik Arthur.

 

"Awas, Zeus!"

 

Zeus tersadar dari lamunannya, ketika suara keras berteriak memperingatkan dirinya. Satu ayunan pedang Zeus arahkan pada prajurit Orion yang menyerang dirinya dari arah depan.

 

Hasilnya, satu prajurit tumbang ke tanah. Namun, belum berakhir sampai di situ saja. Ada beberapa prajurit lainnya yang mencoba menyerang Zeus, secara bersama-sama.

 

Kembali Zeus mengayunkan pedangnya. Namun, kini pedang itu telah dialiri tenaga dalam dari elemen air, yang Zeus kuasai. Tentu itu membuat lawan yang kemampuannya di bawah Zeus, tidak bisa menghindari serangan tersebut.

 

Kepala mereka terlepas dari tempatnya. Ada juga yang tubuhnya terbelah menjadi dua. Zeus tidak segan-segan memberikan mereka kematian yang teramat menakutkan.