webnovel

Bertemu

"Marsya, mamah mau pergi dulu ya"

Marsya melirik pintu kamarnya kala mendengar suara dari luar sana.

"Mau kemana sih udah malam seperti ini ?"

"Mau ikut papah keacara temannya"

Marsya berdecak, kenapa sibuk sekali mereka setiap harinya, bahkan saat waktunya santai di rumah bersama keluarga pun masih saja dipakai untuk ketemuan sama teman.

"Marsya"

"Terserah ah"

Marsya kembali pada layar laptopnya, menyebalkan sekali punya orang tua sperti mereka, lebih mementingkah teman dari pada anaknya sendiri.

Tahu akan ditinggal lagi seperti sekarang, Marsya akan memilih ikut saja ke rumah Putri dan berkumpul bersama mereka semua.

Marsya menghembuskan nafasnya sekaligus, menutup laptopnya juga, Marsya berbaring seraya memainkan ponselnya.

Bagaimana sekarang, tidak ada kebersamaan di rumahnya, padahal Marsya mengaku ada urusan keluar karena memang ingin bersama keluarganya di rumah, tapi ternyata Marsya malah ditinggal sendirian.

"Mereka masih di rumah Putri gak ya, aku susul mereka saja siapa tahu mereka mau menginap disana"

Marsya mengangguk dan langsung menghubungi putri disana, semoga saja masih ada waktu untuknya menikmati kebersamaan, meski pun gagal dengan orang tuanya.

"Putri, anak-anak masih di rumah kamu ?"

Marsya terdiam mendengarkan kalimat Putri disana, perlahan senyumannya terlihat setelah mendengar penuturan Putri.

"Aku kesana ya, tunggu, aku bawakan martabak nanti tenang saja"

Marsya menutup sambungannya tanpa menunggu jawaban Putri, ternyata apa yang difikirkannya itu benar terjadi.

Mereka akan menginap di rumah Putri dan Marsya akan ikut gabung juga, Marsya bangkit dan segera bersiap untuk pergi ke rumah Putri.

Biarkan saja nanti orang tuanya mencari saat pulang, Marsya tidak ingin peduli dengan itu, mereka saja tidak peduli dengan Marsya di rumah.

----

"Kenapa Put ?"

"Marsya katanya mau kesini, mau ikut tidur disini"

"Kenapa ?"

Putri mengangkat kedua bahunya sekilas, tidak ada alasan yang Marsya katakan, jadi Putri tidak bisa menjelaskannya sekarang.

"Dia pasti kesepian di rumah, biasa kan juga kaya gitu kalau lagi sepi"

"Marsya kan orangnya gak biasa sepi, harusnya selalu banyak orang yang menemani"

Sepertinya itu memang benar, sudah menjadi ciri khas Marsya seperti itu, tapi baguslah karena mereka memang masih bersama dan bisa ada untuk Marsya sekarang.

"Coba telepon Aileen juga, siapa tahu dia mau ikut"

"Enggaklah, ini udah jam berapa, Aileen kan selalu sama orang tuanya, gak seperi Marsya yang kerap ditinggal baik siang atau pun malam"

Ucapan Nadya memang benar, orang tua Marsya memang selalu sibuk dengan urusannya diluar, dan hal itu yang kerap membuat Marsya kesal saat ditinggalkan di rumah sendirian saja.

"Eh tapi Marsya harus bawa oleh-oleh kesini, kasih tahu dia"

Ucap Indri, Nadya setuju dengan itu, Marsya memang harus membawa buah tangan untuk kedatangannya nanti.

"Udah, Marsya udah tahu itu"

"Mau bawa apa dia ?"

"Katanya martabak"

"Martabak, kaya mau sogok calon mertua saja bawa martabak"

Putri dan Nadya tersenyum bersamaan mendengat kalimat Indri, ada saja kalimat itu lagi pula martabak juga enak.

"Kenapa gak undang Rasya saja, jujur aku penasaran dengan apa yang kamu katakan tadi"

Ucap Indri, Putri mengangkat kedua alisnya, apa harus sampai seperti itu.

Mereka tahu jika Rasya punya kesibukan sendiri, jadi mana sempat Rasya datang untuk sekedar main-main, kecuali mungkin kalau ada Aileen juga.

"Ayo telepon dong"

"Gak usahlah, ngapain sih Rasya pasti sibuk sekarang"

"Ya coba dulu kan gak ada salahnya juga"

"Enggak ah, maksa banget, kenapa gak kamu yang telepon saja"

"Enggak ah, kamu saja yang telepon"

Putri menggeleng, tentu saja Putri tidak akan mengikutinya, untuk apa juga menghubungi Rasya malam-malam seperti sekarang. "Marsya lama banget sih datangnya"

"Ya sabar kan rumahnya juga lumayan jauh"

"Nadya gak sabar kali sama martabaknya"

Nadya tersenyum mendengar ucapan Indri, itu memang benar karena sekarang Nadya ingin makan sesuatu.

Apa yang disediakan Putri sudah tidak menggugah seleranya sama sekali, dan sepertinya Nadya lebih tertarik dengan martabak yang dijanjikan Marsya tadi.

----

"Makasih ya pak"

"Sama-sama"

Marsya berlalu dengan membawa martabaknya, tapi langkah Marsya terhenti saat melihat Arsenio dan Afra.

Sedikit banyak Marsya masih mengingat mereka berdua, meski pertemuan mereka hanya sekilasan saja waktu itu.

"Kalian disini ?"

Keduanya menoleh bersamaan, mereka terdiam saling memperhatikan satu sama lain.

"Kamu ?"

"Aku Marsya, kamu ingat kan ?"

Afra melirik Arsenio, tentu saja mereka mengingatnya, mereka hanya meyakinkan saja tentang apa yang ada dalam fikirannya.

"Mau kemana malam-malam ?"

"Mau ke rumah teman"

"Aileen ?"

Marsya menggeleng menjawab pertanyaan Arsenio, dan itu membuat Arsenio mengangangguk.

"Kalian ngapain disini ?"

"Lagi jalan-jalan saja, bosan di rumah"

Marsya turut mengangguk, untuk sesaat Marsya memperhatikan keduanya, sepertinya Afra sedang kesal dengan lelaki yang berdiri di sampingnya itu.

"Kalian gak ada tujuan sekarang ?"

"Gak, cuma jalan-jalan saja"

"Gimana kalau ikut aku saja"

Keduanya kembali saling lirik, bagaimana bisa Marsya bersikap baik pada mereka berdua, sedangkan Aileen tidak bisa seperti itu juga.

"Jangan banyak mikir, ayo ikut saja tapi tujuannya memang bukan ke rumah Aileen"

"Gak usah, nanti yang punya rumahnya gak mau terima, gak enak juga udah malam"

"Gak apa-apa, kan aku yang ajak juga, ayo ikut"

Keduanya terdiam, mungkin saja itu bisa jadi kesempatan untuk mereka bisa kembali dekat dengan Aileen.

Jika teman-temannya mau menerima mereka, Aileen pasti tidak akan bisa menolaknya

"Mau sampai kapan diam, malah tambah malam nantinya, ayo ikut kalian bawa mobil gak ?"

"Enggak"

"Ya udah ikut mobil aku saja, ayo masuk"

Marsya berlalu lebih dulu memasuki mobilnya, Arsenio mengangkat kedua bahunya sekilas, terserah Afra saja mau seperti apa sekarang lagi pula mereka bukan datang ke rumah Aileen.

"Hey, ayo dong kenapa masih dian saja"

Keduanya menoleh dan turut memasuki mobil Marsya, mereka akan bersama datang ke rumah Putri.

Mereka akan cari tahu seperti apa Aileen sekarang, mungkin saja mereka bisa menemukan cara untuk bisa kembali dekat dengan Aileen.

----

Karin mendatangi kamar Aileen, dan mendengar Aileen yang masih berbincang disana.

"Aileen, kamu masih belum tidur ?"

Ucap Karin seraya mengetuk pintu, Aileen menoleh dan langsung bangkit untuk membukakan pintu.

"Kenapa ?"

"Lagi apa kamu, bicara sama siapa ?"

Aileen menunjukan layar ponselnya agar Karin bisa melihat sendiri namanya, Karin tersenyum dan mengangguk melihatnya.

Jadi sekarang Aileen mulai betah berhubungan dengan Rasya, baguslah itu perkembangan yang bagus bagi Karin dan mungkin kedua orang tua Rasya juga.

"Ya sudah, jangan terlalu malam"

"Iya, sebentar lagi selesai"

Karin mengangguk, baiklah silahkan saja Karin sudah mengingatkannya dan Aileen pasti bisa mengerti.