Joshua menggenggam erat serta menyandarkan kepala Zefa di pundaknya, saat di perjalan mulutnya tak henti bergeming mengutuk orang yang telah membuat Zefa tak sadarkan diri. Mata Joshua menatap lurus jalanan di depannya, meskipun laju dari taksi yang di naikinya cukup cepat tapi hal itu tidak membuat Joshua merasa puas.
"Lebih cepat lagi. Pak," kata Joshua sembari mencondongkan kepalanya ke depan lalu menjatuhkan kembali punggungnya disandaran kursi.
Joshua menghembuskan nafas berat-kesal. Kemaran serta perasaan sedih bercampur menjadi satu dan membuat perasaanya tidak nyaman, kontak mata Joshua berfokus pada Zefa yang sejak tadi masih memejamkan matanya.
'Apakah sangat sakit sekali? Jika kau ingin menangis, mengislah aku akan tetap menemanimu di sini' Joshua mengusap pipi Zefa yang basah karena salah satu netranya yang masih mengatub telah mengeluarkan air mata.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください