webnovel

Between Cat

Namanya Maydarika, seorang ailurophile yang memiliki dua ekor kucing kesayangan. Namun, hal tak terduga terjadi, ia harus merelakan kepergian salah satu kucingnya dengan berat hati. Di tengah kesedihan yang bergejolak, entah bagaimana awalnya, ayah May pun tiba-tiba menjodohkannya dengan anak lelaki yang merupakan anak teman sang ayah, bernama Galaksi Gandra Watristanto, yang ternyata seorang ailurofobia. Keduanya menolak mentah-mentah perjodohan tersebut, hingga akhirnya dipaksa untuk menjalani pernikahan kontrak. Bagaimana kehidupan May dan Galaksi setelah melakukan pernikahan kontrak tersebut? Bagaimana pula jika kakak dari Galaksi malah menyukai istri sang adik lantaran sesama Ailurophile? Mari simak ceritanya agar tak mati penasaran. *** Note: -ailurophile (pecinta kucing) -ailurofobia (takut pada kucing). (Akan ada beberap scene mengandung usur 17+. Bijaklah dalam membaca)

Jiya_Uyee · 都市
レビュー数が足りません
260 Chs

Marahnya suami

Dengan pikiran setengah kacau Galaksi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia mencemaskan May yang tadi menangis tersedu-sedu. Bagaimanapun juga May adalah tanggung jawabnya. Jika benar May diperkosa, alamat ia akan digantung hidup-hidup oleh papa dan ayahnya May karena dianggap tidak becus dalam menjaga istrinya.

Saat tiba di depan rumah, mata Galaksi membola ketika melihat mobil yang tak asing di garasi mobilnya. Ditambah saat melihat plat kendaraan tersebut Galaksi benar meyakini jika itu plat yang sama dengan kendaraan orang yang ia kenal.

Kakinya langsung berlari menuju pintu rumah, tangannya bergerak cepat membuka pintu dengan brutal. Amarah dan rasa cemas yang sejak tadi sudah berkecambuk dalam dadanya kini seketika meledak, ditambah perasaan kecewa pada sosok itu.

Alangkah terkejutnya ketika ia melihat May menangis tersedu-sedu dengan lelaki yang tengah memeluknya dari samping.

"Bang Arche!" pekik Galaksi. Tangannya sudah terkepal kuat untuk mengumpulkan segala amarahnya di sana, sorot mata tajamnya ia fokuskan pada lelaki yang ia duga sebagai dalang dari kejadian semua ini.

Arche terkejut bukan main, seketika ia melepaskan pelukan dari tubuh sang adik ipar. Keterkejutannya bertambah dua kali lipat ketika sang adik yang langsung menarik tubuhnya hingga berdiri, kemudian melayangkan tinjuan keras ke arah wajahnya.

"Woi, Gal! Lo harus ten---"

Bugh!

"Gue nggak nyangka kalau Abang gue sebr*ngsek ini!" maki Galaksi lalu memukul wajah Arche lagi dengan kalap.

May langsung berdiri dan menarik tubuh Galaksi untuk menjauh. "Galak! Udah! Jangan berantem!" lerai May.

"Lo masih mau bela laki-laki b*jingan yang udah perkosa lo? Apa lo gila?" murka Galaksi. Tangannya berusaha menggapai Arche yang langsung bergerak mundur.

"Perkosa?" tanya Arche. "Gue nggak ada ngapa-ngapain istri lo, Gal!" bantahnya.

"Tapi May sendiri bilang kalau dia diperkosa!" ucap Galaksi dengan nada tinggi. Emosinya benar-benar meluap kini. Ia mencoba membebaskan dirinya dari dekapan istrinya yang lumayan kuat.

"Bukan aku yang diperkosa, Galak," ucap May dengan nada sendu. Tangannya masih berusaha kuat memeluk lelaki yang sudah menjadi suaminya itu, mencoba meredam gejolak emosi yang terjadi.

Tubuh Galaksi seketika terdiam. Ia mencoba mencerna kembali ucapan May.

Arche yang kini tahu arah pembicaraan Galaksi langsung angkat suara. "Maksud istri lo tuh yang diperkosa itu Kimnar. Kimnar hamil duluan udah 3 bulan, gara-gara pacaran di tempat gelap-gelapan," terang Arche.

"Kok kaya lirik lagu ya," gumam May.

"Eh, maafin gue, Bang!" Galaksi langsung menghambur ke arah Arche lalu merangkulnya.

"Tanggung jawab lo!" Arche menyentuh sudut bibirnya yang berdarah.

"Hehe, gue ambilin dulu obatnya!" Galaksi langsung berlari untuk mengambil kotak obat yang ada di lemari dekat dapur.

Arche sedikit merasa lega karena hantaman di wajahnya bukan karena sang adik yang cemburu melihat istrinya ia peluk. Jika salah paham soal diperkosa, itu sudah pasti Galaksi marah karena ia akan dianggap lalai dalam menjaga istrinya. Sudah pasti ia akan di kubur hidup-hidup jika sampai May mendapat sesuatu hal yang amat buruk seperti itu.

Kejadian yang sebenarnya adalah saat orang yang mengetuk pintu adalah Arche. Lelaki itu iseng mampir untuk bertemu dengan Kimnar. May juga sempat bercerita akan perubahan yang terjadi pada Kimnar. Kimnar yang nafsu makannya menjadi banyak, perutnya agak buncit, sekaligus bulu-bulu disekitar p*ting susu yang sedikit rontok. Karena kakak ipar May sudah cukup berpengalaman dalam bab perkucingan, Arche langsung menyimpulkan jika Kimnar sedang hamil.

Perihal jumlah bulan Kimnar hamil dan alasannya yang ngawur tadi hanya akal-akalan lelaki berhidung mancung itu. Mana ada kucing hamil 3 bulan!?

Saat mengetahui Kimnar hamil, May langsung menangis dan menganggap jika Kimnar adalah korban dari kejahatan kucing hidung belang yang tak bertanggung jawab.

May langsung menghubungi Galaksi, namun sayangnya karena ia masih dalam kesedihan yang mendalam, ucapannya jadi tersendat, alhasil Galaksi menjadi salah tangkap.

"Lain kali kalau ada apa-apa jangan ngomong sambil nangis. Lihat nih, gara-gara lo, gue malah jadi ninju Abang gue," omel Galaksi pada May seraya mengobati Arche.

"Maaf, aku kan nggak tahu. Aku cuma sedih aja karena Kimnar diperkosa," lirih May

"Lagian, kucing lo belom pernah hamil? Bukannya udah tua, ya?"

May menggeleng. "Nggak pernah, soalnya Kimnar sama Sinnar dulu sering aku kurung di rumah."

"Pokoknya kalau soal si Kimnar, gue nggak mau tahu!" tukas Galaksi dengan penuh penekanan.

"Woi! Lo kalau marah sama May, jangan lo lampiasin sama luka gue!" sembur Arche karena sedari tadi Galaksi mengobatinya dengan penekanan saat ia mengomeli May.

"Sorry, Bang. Istri gue emang suka nyusahin gitu!"

"Terus lo nyakitin gue, gitu!" decak Arche kesal.

Usai mengobati Arche, May ngotot minta ditemani ke dokter hewan untuk mengecek kehamilan Kimnar. Sebenarnya Galaksi tak mau, tapi daripada May meminta tolong pada Arche, ia lebih tak mau.

Maka di sinilah Galaksi berada, di sebuah klinik hewan. Enggan masuk, lelaki berlesung pipi itu memilih untuk duduk di teras klinik sembari memainkan ponselnya. Netranya sesekali menyorot ke arah pintu klinik, siapa tahu May akan segera keluar.

Tiba-tiba ponsel yang masih dalam genggaman tangannya berdering. Ada panggilan dari Jedi. Ragu-ragu, akhirnya Galaksi mengangkatnya juga.

"Halo---"

"Kamu di mana? Kenapa May juga nggak ada di rumah?" tanya Jedi to the point.

"Aku lagi klinik. May lagi cek kehamilan---"

"Apa? Jadi kamu hamilin May?" tanya Jedi terkejut bukan main.

"Bukan---"

"Apa? Bukan? Jadi siapa yang hamilin May? Temenmu? Apa ada orang---"

"Pa! Galaksi belom selesai ngomong!" gerutunya. "Biarkan Galaksi menyelesaikan apa yang mau Galaksi bilang!" imbuhnya dengan sedikit kesal.

"Memangnya kamu mau bilang apa?"

Galaksi membuang napas dengan kasar. "Galaksi nggak ada hamilin May, dan memang nggak ada yang hamilin May, Pa. Justru yang hamil itu si Kimnar, kucing kesayangannya May," terang Galaksi setengah kesal.

Terdengar suara tawa dari Jedi cukup keras. "Kalau kamu kapan ada rencana punya momongan sama May?" goda sang ayah.

"Papa!" decak Galaksi. "Galaksi sama May tu nggak saling suka, jadi nggak mungkin bisa punya momongan. Kalau Papa mau momongan, minta sama Bang Arche aja deh. Suruh cepet nikah."

"Kamu lupa, Abangmu itu sedikit playboy. Papa nggak punya harapan sama lelaki yang suka gonta-ganti pacar kaya abangmu itu."

Galaksi merasa ada seseorang yang tengah berdiri di belakangnya. Benar saja, ketika Galaksi menoleh, ia mendapati sang istri tengah berdiri menggendong Kimnar.

"Pa, May udah selesai. Galaksi tutup teleponnya, ya?"

"Iya, jagain May baik-baik. Awas kalau kenapa-kenapa."

Galaksi hanya menjawab dengan deheman singkat lalu mematikan panggilannya. Ia berdiri, kemudian menghadap ke arah perempuan yang tengah mengusap-usap kucing dengan bulu oranye bercampur putih.

Tak ingin berlama-lama di sana. Galaksi langsung mengajak May untuk segera pulang. Melihat beberapa kucing yang mengamuk di dalam kandang tadi, membuatnya ingin segera pergi. Ia takut jika kucing-kucing yang sakit ada yang mengalami gangguan kejiwaan dan tiba-tiba mengamuk padanya. Membayangkannya saja, Galaksi sudah dibuat ngeri duluan.