Kapal Laut yang menjadi ekspedisi kali ini memang dirancang khusus agar tidak hancur pada saat badai yang melanda di setiap pintu pararel terbuka, tapi entahlah aku tidak tahu kekuatan alam itu tidak bisa diprediksi manusia hanya berharap tapi tuhan lah yang menentukan. Aku tidak boleh sombong karena kalau tidak akan menjadi bencana seperti kapal Titanic dahulu.
Kapal cukup lengkap, karena yang ikut tidaklah banyak 12 orang saja termasuk kru kapal dan Nahkoda. Sementara dari orang-orangku hanya 5 orang termasuk aku dan Profesor Suherman. Kapal pun mulai berangkat di iringi tatapan sinis dari semua orang menghadiri acara mungkin ini hanya kebohongan belaka dan ingin mencari sensasi saja, ditambah kejadian ini disaksikan oleh jutaan pemirsa dirumah karena ada siaran langsung keberangkatan ekpedisi ke ujung dunia.
Aku sendiri tidak perduli dengan semuanya, buat apa aku memikirkannya sudah cukup kenyang dengan semua komentar negatif dari mulau merintis perusahaan sampai sekarang ini. Sudahlah, lupakan saja ! menurut perhitungan pintu pararel akan terbuka di daerah tidak jauh dari greenland yang berdekatan dengan kutub utara.
Untuk sampai kesana di butuhkan waktu beberapa hari. Profesor Suherman sudah memperhitungkan semuanya. Di kapal ini sudah terpasang alat khusus sensor dan sinyal yang akan terhubung dengan lab pusat yang di ketuai oleh putri dari Profesor Suherman yaitu Ayu Dewi.
Aku sedang memperhatikan cetak peta yang kudapat dari telur perak aku menyebutnya seperti itu, di kantor ruangan kerjaku yang berada di kapal ini. Pintu di ketuk oleh seseorang.
"Masuk !" perintahku, termyata itu Profesor, dia sudah tahu tentang hal ini.
"Sedang apa Dre ?" tanyanya.
"Aku hanya melihat peta ini prof !" jawabku sambil menunjuk kertas cukup besar di meja.
"Oh apa yang kamu pikirkan ?" tanyanya.
"Entahlah, pasti ini perjalanan yang akan sulit bagi kita ! kalau kota mitologi ini menjadi sebuah negara nyata seperti di kehidupan kita !" ujarku, Profesor Suherman berdiri disampingku sambil bersama memperhatikan cetak peta telur perak yang dipindai oleh Airin robot AI ku.
"Betul, Dre ! tapi itu sebagian kecil saja ! wilayah kepulauan di dunia pararel ini berbeda dengan di dunia kita ! kita mengenal 5 benua di kehidupan nyata ! tapi di sini, ada 3 saja ! satu yang disebut benua Atlantis, satu benua tidak kita ketahui dan satu lagi lebih besar dan luas !" jelas Profesor sambil menunjuk peta dan aku hanya mengangguk.
"Betul prof, kalau peta ini sampai jatuh ke tangan orang lain pasti berbahaya !" ujarku, Profesor Suherman mengangguk.
"Ada beberapa tempat harta karun tersembunyi disana !" dia mengangguk.
"Maaf tuan mengganggu ! bisa ke bagian nahkoda ?" terdengar suara awak kapal berbicara pengeras suara yang tersambung ke semuanya termasuk ke ruangan kerjaku
"Ada apa ya ?" tanyaku heran.
"Pokoknya ini sangat penting !" jawabnya.
"Baiklah kami akan kesana !" aku melirik ke arah Profesor dan dia mengangguk, kami pun bergegas ke ruangan nahkoda.
-----------------
"Ada apa kapten ?" aku bertanya kepada Kapten Alberto yang menjadi pimpinan di kapal ini, ketika sudah sampai di ruangan nahkoda.
"Coba lihat ! sepertinya ini ada sesuatu yang selalu mengikuti kita ! pada awalnya kita mengira kapal lain biasa saja, tapi anehnya koordinatnya selalu mengikuti arah kapal ini walau jaraknya agak jauh !" sang Kapten pun menunjuk di layar melihat sinyal tentang adanya kapal lain.
"Apa sudah diselidiki ?" tanyaku.
"Sudah, dari logonya ternyata itu milik pengusaha Jim Huggs !" jawab Kapten, aku terkejut bukan main.
"Kurang ajar, ternyata dia diam-diam mengikuti kita !" ujarku marah.
"Hmm ... mungkin dia tahu kita akan melakukan ekspidisi ini ! lagi pula ini sudah disebar luaskan oleh media !" jawab Profesor Suherman.
"Yang membuatku marah Prof ! adalah mereka menulis komentar buruk di perusahaan media miliknya tentang hal ini !" aku pun meminta Airin memperlihatkan semua media milik perusahaan Jim Huggs di layar. semua terdiam.
"Dan ternyata mereka malah mengikuti kita seakan mereka mengakui tentang hal ini berrbeda dengan yang mereka ungkap di sana !" aku geram dan marah.
"Aku rasa sejak awal mereka hanya menginginkan harta karun saja ! aku dengar mereka mengeluarkan jutaan dolar untuk ekspolarasi team pencari harta karun kota mitologi terutama El Dorado dan Atlantis !" jelas Profesor Suherman aku tertegun.
"Jangan-jangan mereka tahu tentang te ... !" aku tak melanjutkan ucapanku, Profesor Suherman menatapku dan mengangguk.
"Jadi selama ini mereka berusaha mencuri untuk itu ?" tanyaku.
"Mungkin !" jawab Profesor Suherman.
"Sir, maaf kapal mereka hilang dari radar !" ujar seseorang kru kapal, dan memang sudah tidak ada lagi jejak mereka.
"Mungkinkah mereka mundur dan tahu ?" aku heran dengan tiba-tiba hilangnya kapal. Semua terdiam.
Diam-diam aku meminta Airin untuk melacak dan mencari apapun yang mencurigakan di kapal ini. Aku merasa ada yang berkhianat di sini. Tidak mungkin kapal lain mengetahui sedang di pantau dengan jarak yang begitu jauh.
---------------
Akhirnya Airin sudah mengetahuinya dan itu dilakukan oleh salah satu kru kapal dia dikurung di sebuah kamar khusus dan pelacakan kali ini memperlihatkan mereka kembali mengikuti koordinat kapal ini. Akhirnya kami mendapat kesimpulan dari interogasi tersangka bahwa pihak musuh sudah mengetahui titik koordinat tempat terbukanya pintu gerbang paralel jadi percuma saja bila dikecohkan koordinatnya. Akhirnya kami biarkan, karena kapal ini tidak memiliki alat persenjataan lengkap hanya ekspedisi ilmiah saja tidak lebih.
Beberapa hari kemudian kami tiba di titik koordinat yang di tentukan, aku dan profesor sedang berdiri di geladak kapal dan memperhatikan keadaan sekitar, tanda badai akan tiba sudah terlihat tanda-tandanya pintu portal akan terbuka sudah ada. Ya semua pintu portal ada di dalam badai yang selalu ada mengikutinya.
Ayu Dewi pun sudah memberitahu hal itu, entahlah aku merasa sedikit takut dengan hal ini.
"Badainya akan besar dan dasyat ! coba lihat hitam sekali awan itu, aku baru kali ini melihatnya !" Profesor Suherman menunjuk awan hitam pekat bergelombang akan mendekati kita, gelombang pun sudah mulai aku rasakan menggoyang kapal, angin mulai berhembus kencang sekali.
"Ayo kita masuk, prof !" ajakku dan dia mengangguk kami pun masuk ke dalam kapal.
"Nguing... nguing ... !" Alarm tanda bahaya di kapal berbunyi, kapal mulai memasuki pusaran utama badai.
"Perhatian-perhatian, gelombang tinggi 5 meter akan menghatam kita semua diharap waspada !" begitulah peringatan dari AI kapal.
Semua yang didalam kapal kini oleng kekiri dan ke kanan percikan gelombang air telihat menghantam badan kapal, semua berusaha untuk bertahan tapi ombak besar seakan terus datang tanpa henti, semua makin lama makin tinggi ditambah kilatan petir dan halilintar terdengar keras dan bergemuruh.
"Perhatian, pintu portal sudah terlihat !" kembali AI kapal memberitahukan sesuatu dan kini kami melihat seberkas cahaya yang menyilaukan di depan mata kami dan setelah itu menghilang, kini kami melihat didepan mata kami lautan seperti terbelah dan membetuk dua tiang raksasa yang seperti pilar ditengahnya berwarna gelap tanpa ada cahaya.
"Semua diharap hati-hati dan waspada di depan kita ada pusaran air yang besar ! aku akan menghitung mundur kapal akan memasuki gerbang portal !"
"10, 9, 8, 7, 6 ... !" semua di dalam kapal jatuh terguling-guling, semua menjerit dan berteriak ketakutan.
"5, 4, 3 ... hati-hati kita akan menabrak batu karang ! 2 ...1 ... !"
"BBBRRAAKKK ...!"
Kapal kami menghatam karang besar dan hancur ! semua terpental ke dalam pusaran air, aku berusaha berenang ! dan semua seperti tersedot ke pusaran air yang berputar cepat yang bermuara masuk ke celah dua pilar raksasa !
"Profesor .... !!" aku berteriak keras, dan berusaha menggapai tangannya yang tidak jauh dariku, tapi begitu sulit.
"Andree ...!!" Dia pun juga berusaha merentangkan tangannya, dan ... berhasil ! kami berpegangan tangan tapi sebuah ombak besar berhasil menenggelamkan kami berdua, yang kulihat hanya cahaya kecil dari atas lautan yang makin lama makin gelap jatuh kedasar lautan ...
-----------------
"Andre, bangun sayang ... !" aku mendengar seseorang memanggil namaku dan aku melihat ayahku tersenyum berdiri di sana, sudah meninggalkah aku ?
"Ayah ... Aaahhhhkkhh !" aku menjerit, kurasakan sakit dibadanku, dan Ayah yang tadi kulihat sudah tidak ada lagi menghilang !
Aku membuka mata dan langsung terbangun, sebuah cahaya yang ternyata sinar matahari menyilaukan mata dan aku terkejut di sekitarku sudah banyak orang bertubuh tinggi besar dan berbadan tegap kekar dan berotot semua berkumis dan berjenggot, memakai baju jirah besi tapi berbulu ? kepala mereka terdapat helm bertanduk ? semua memegang senjata kampak besar dan pedang besar ! siapa mereka ? dimana aku sebenarnya ? ....
Bersambung ....