webnovel

BERAKHIR CINTA

Baru lulus sekolah Bela harus menikah dengan laki-laki yang tidak dicintainya yang bernama Raka yang tidak lain adalah kakak kelasnya ketika duduk di bangku SMA yang terkenal dingin dan cuek. Bela menikah tidak atas nama cinta melainkan karena keterpaksaan. Dimana keluarga besar Raka yang berasal dari orang kaya, tidak ingin nama baik keluarganya tercoreng hanya karena skandal mereka di masa lalu ketika masih sekolah. Bela harus menerima kenyataan kalau suaminya itu masih mendambakan cinta pertamanya yang bernama Dona. Bela berusaha menjadi istri yang baik dan belajar mencintai Raka ditengah getirnya menahan rasa sakit karena harus memperjuangkan seseorang yang tidak mencintainya.

clarasix · 若者
レビュー数が足りません
430 Chs

Bab 46 Perttemuan Bela dan Raka

Hari ini Bela, merasa senang sekali. Dimana setelah mendapatkan gaji 1.000.000 membuatnya tambah semangat lagi untuk bekerja. Baru kali ini dia bekerja dalam seminggu tapi dibayar sebanyak itu. mungkin kalau buat orang lain itu biasa dan tidak terlalu besar gajinya. Tapi menurutnya itu sangat besar nilainya. Karena dia bekerja keliling belum tentu mendapatkan uang segitu banyaknya.

Jadi hari ini Bela semangat sekali bekerjanya. Apalagi kemarin dia sudah sedikit membuat Bibi dan adiknya senang sekali. Dirinya bisa memberikan jatah untuk keperluan sehari-hari mereka dengan menggunakan gajinya.

"Aku punya uang 200 ribu. Mending aku tabungin aja."batin Bela dalam hati di toilet sebelum pulang kerja. Bibi Devi yang mengontrol penggunaan gajinya Bela, dan sebagian diserahan kepada Bela.

Bela bersiap-siap untuk pulang karena jam pulangnya sudah tiba. Berhubung dia hari ini shift 1 jadi dia pulangnya jam 3 sore. Bela tengah bersiap-siap untuk pulang dengan menggunakan outer selutut untuk menutupi seragamnya yang sedikit ketat. Dia kurang nyaman bila memakai seragam kerjanya terlalu lama. Makanya kalau berangkat kerja dan pulang kerja dia akan mengenakan outer.

"Yeyyy akhirnya pulang juga."batin Bela keluar dari dalam toilet.

"Bel, aku duluan ya."Novi pamitan kepada Bela.

"Ya. Hati-hati nov."jawab Bela.

"Bela, berhenti."tiba-tiba Bela disuruh berhenti oleh Anton.

"Ya pak ada apa?"Bela kaget tahu-tahu dipanggil Anton.

"Bel, kamu mau nggak lembur hari ini? Soalnya Dela hari ini libur sift 2 nya. Dan baru ngabari mendadak."kata Anton.

Bela jelas bingung. Tapi dalam hatinya ingin sekali menolaknya tapi dia juga ingat posisinya masih junior masak dimintai tolong kayak begitu tidak mau. Bela berpikir cukup lama untuk menentukan keputusannya.

"Nanti bayaranmu akan tiga kali lipatnya kalau mau lembur hari ini. Soalnya ini pengunjungnya jauh lebih banyak ketimbang tadi."Anton sepertinya sangat berharap sekali kalau Bela menerimanya.

"Aduh gimana ya? Aku sebenarnya juga capek. Tapi lumayan juga kalu gajiku tiga kali lipatnya kalau mau lembur."batin Bela yang mulai tergiur.

"Gimana?"tanya Anton tidak sabaran.

"Ya pak. Saya mau."jawab Bela.

"Bagus. Ya udah sana kembali lagi kerja."Anton lega sekali.

Bela menerima tawaran itu. Berhubung hari ini dia semangat sekali kerjanya karena kemarin habis gajian jadi dia berusaha melupakan rasa penatnya yang telah dia rasakan selama shift 1 tadi. Dia kini kembali lagi ke pekerjaannya.

Bela lupa memberitahu ataupun mengabari bibinya kalau dirinya hari ini lembur. Dia kini melanjutkan kerjanya.

"Aduh ramai sekali. Pantasan pak Anton tadi menyuruhku lembur, lha yang datang sebanyak ini."Bela kaget ketika kembali ke pekerjaannya ternyata pengunjung restaurantnya sangat banyak sekali.

Satu persatu pengunjung dilayaninya dengan sabar dan sopan. Meskipun ada perasaan letih di badannya dia berusaha menguatkan dirinya agar tetap kuat. Meskipun dia tidak memiliki teman ketika bekerja tapi dia tetap cuek. Yang selalu ada dipikirannya adalah mendapatkan uang lembur tiga kali lipat.

Jam demi jam telah dia lewati dengan sabar. Hingga tidak terasa waktunya semakin malam saja dan sebentar lagi jam pulang tiba.

"Ini mas pesanannya sudah siap."Bela membawa nampan yang diatasnya terdapat minuman dan beberapa makanan sambil dibantu temannya yang lain.

"Mbak kok baru kelihatan. Baru ya mbak?"tanya salah satu laki-laki yang sedang nongkrong bersama teman laki-laki yang lain.

Bela melayani beberapa orang yang sedang makan bersama disana. Sebagian besar terdiri dari laki-laki. Ada yang mmbuatnya sedikit curiga lantaran ada sosok laki-laki yang sedang memainkan handponen sambil menunduk. Kalau dilihat dari ciri-cirinya dia mengenali sosok itu. Tapi dia tidak bisa melihat secara jelas karena laki-laki itu menunduk.

"Itu siapa ya? Kok kayak aku kenal."batin Bela memperhatikan salah satu laki-laki yang duduk disana sambil mengenakan kaos warna putih polos dan jaket jeans warna biru tua.

"Bro, udah disini elo ya."tiba-tiba ada Satria dan Brian iktu nimbrung disana.

Bela langsung fokus kearah dua laki-laki yang baru datang itu. Yang tidak lain adalah Satria dan Brian. Bela jelas mengenali dua laki-laki itu. Secara dua laki-laki itu adalah teman gengnya Raka.

"Kalau ada dua orang itu pasti ada kak Raka disini."batin Bela sambil melotot.

"Mbak ?"Bela kaget karena ada laki-laki yang menyadarkan lamunannya itu.

"Eh ya mas. Maaf. Permisi."disaat Bela berpamitan, laki-laki yang dicurigai Bela itu mendongak kearah Bela yang sudah pergi.

Laki-laki itu ternyata memang Raka. Raka sempat melihat sebentar dari samping wajah pelayan tadi yang tidak lain adalah Bela. Raka masih ragu-ragu sedikit kalau pelayan yang barusan dia lihat itu adalah perempuan yang sudah dia temu di café malam itu dan telah dibantu bayarin biaya rumah sakit.

"Elo kenapa bro lihatin pelayan itu sampai segitunya?"disaat Raka masih memperhatikan Bela yang sudah pergi itu tiba-tiba diganggu Satria. Alhasil Raka teralihkan pandangannya.

Bela kaget sekali kalau Raka ada disana bersama banyak laki-laki disana. Termasuk ada Satria dan Brian. Yang membuat Bela bingung adalah teman Raka segitu banyaknya.

"Syukurlah, sudah waktunya pulang."Bela melihat jam dinding menunjukkan pukul 11 malam.

Bela mengemasi barang-barangnya dan tidak lupa menutup restaurant itu. Kebetulan segerombolan geng Raka masih duduk di meja luar restaurant.

"Aduh, aku lupa memberitahu bibi kalau hari ini aku lembur."Bela kaget melihat chat dan panggilan masuk dari bibi Devi. Tapi dia tidak resepon karena sedang kerja tadi.

Bela kaget saat keluar dari restaurant bagian samping ternyata sedang mau turun hujan. Dia mendengar suara petir begitu keras sekali. Bela cepat-cepat memakai outer untuk segera pulang. Kebetulan belum turun hujan.

Bela berjalan keluar hingga melewati parkiran restaurant itu dengan buru-buru. Takutnya nanti hujan turun dengan derasnya. Untuk menghindari hujan tersebut dia langsung berlari agar cepat sampai di rumah.

"Eh itu bukannya cewek yang aku pernah bantu."batin Raka yang hendak masuk kedalam mobil.

Kebetulan disaat Bela berlari itu, Raka sedang menuju mobil karena hendak nongkrong di tempat berikutnya bersama teman-temannya yang lain. Tapi ternyata dia malah melihat wanita yang mirip sekali dengan wanita yang pernah dia bantu dan lupa berkenalan.

Bela cepat-cepat berlari. Tapi ternyata disaat dia berlari itu tidak lihat secara jelas jalannya. Lantaran dia sedikit ngantuk juga.

"Aduh."Bela kesakitan karena jatuh di trotoar.

Duorrrr

Tiba-tiba suara petir terdengar keras sekali dan hujan turun denga derasnya. Bela kaget sekali. Dirinya masih tersungkur di jalan malah hujan sudah mengguyurnya dengan deras sekali.

"Aduh mana ini perih lagi."lutut Bela terluka malah harus terkena air hujan.Jadi rasanya perih sekali.

"Aku harus berteduh. Hujannya semakin deras ini."Bela berusaha bangkit untuk berteduh.

Tapi sayang Bela sudah tidak kuat untuk berjalan. Jadinya dia kehujanan sekarang. Tubuhnya mulai basah kuyup beserta pakaian-pakaian kerjanya.