webnovel

Awal Sebuah Kehilangan 1

Setelah saling memaafkan, keluarga kami kembali harmonis seperti sedia kala. Namun tidak berlangsung lama kebahagiaan kami terusik dengan kemurungan Ibuku.

Seminggu setelah mencari kayu bakar di hutan ibuku berubah menjadi sosok yang sangat pendiam, berbicara seadanya saja tak ada lagi tawa ketika kami mengajak bercanda. Ayahku juga kebingungan dengan perubahan itu.

"Kalo menurut aku sih, mama kelelahan karena sering cari kayu bakar, lagian hutan yang ditempuh itu cukup jauh lho. sebaiknya mama istrahat saja" Kak Yusran memulai pembicaraan setelah kami semua duduk diruang tamu usai makan malam.

"Iya, mama mulai saat ini di rumah nanti papa akan pergi melaut lagi. Papa sudah kuat, Ingat tanggung jawab rumah tangga itu ada dipundak papa. Mama cukup memasak sama bersih-bersih rumah". Usul ayahku.

"Iya ma, kalo gak mama gak usah masak biar semua pekerjaan rumah mona yang lakuin". Ramona tak mau kalah.

"Bisa apa kamu dek, malah kita bakalan makan nasi gosong lagi kayak dulu". Ledek kak Yusran yang teringat aku sempat masak nasi saat mama sakit kepala waktu itu.

Aku menatap wajah mama, kami semua saling pandang, candaan kami tak mampu mengusik kemurungan mama. Apa yang terjadi ?

Kemurungan mama terjawab, sebelum Ayahku pergi melaut, ayah menitipkan pesan ke kami semua, saat itu ada kak Rukiah, kak Nuriman, aku dan kak Yusran. Lengkap.

"Sering-seringlah mengajak mama bicara, jangan lupa amalan di perkuat, ibadahnya jangan dilupakan. Papa saja kalo di tengah laut tiba waktunya papa pasti sholat". Nasehat ayahku kepada kami berempat.

"Iya pa, tapi kenapa mama diam terus, ada apa ?" Tanya Kak Nuriman penasaran.

Akhirnya papa menceritakan semuanya, rupanya setelah dibujuk papa, mama akhirnya menceritakan kejadiannya. Aku saja yang masih tergolong remaja yang baru memasuki masa puber dan baru juga pertama kali mengalami menstruasi masih tetap tak mengerti ke arah mana pembicaraannya. Yang aku dengar, saat itu ibuku bersama penduduk lainnya mencari kayu bakar di hutan, tiba-tiba di tengah jalan ibuku menemukan sebuah buku kecil. ibuku bingung ini buku milik siapa ? tidak ada nama pemiliknya, ibuku sudah jauh tertinggal dengan pencari kayu bakar yang lain. akhirnya saking penasarannya ibuku duduk disebuah batu yang tak jauh dari tempatnya menemukan buku kecil itu lalu membuka pelan isinya, berharap bisa tau siapa pemilik setelah membukanya, ibuku malah ketakutan setengah mati, karena di dalam buku itu ada gambar-gambar aneh, berbagai mantera dan tulisan rajah-rajah yang tak dimengerti sama sekali oleh ibuku. Saat hendak membuang buku itu seseorang langsung merampasnya, ibuku terkejut karena laki-laki pemilik buku tersebut adalah kerabat jauhnya ayahku.