Dika keluar dari kamarnya saat hari menjelang siang dan matahari sudah tinggi. Kepalanya masih berdenyut-denyut, perutnya juga masih mual, tetapi sudah jauh berkurang jika dibandingkan dengan saat bangun tidur tadi. Pria itu sudah meminum obat yang dibawakan oleh sang ibu, tetapi dia menolak untuk memakan sarapannya karena perutnya masih sangat mual dan Dika yakin akan muntah di atas tempat tidur jika ia mencoba untuk makan.
Sekarang, dia berjalan menyusuri tangga dengan perlahan. Dika menemukan sang kakak, Lana sedang berada di ruang makan. Pria itu duduk, dan mengernyit ketika merasakan tempat bekas lukanya berada berdenyut nyeri.
"Minumlah. Supaya keadaanmu lebih baik,," ujar perempuan itu sembari mengangsurkan sebuah gelas berisi jus ke arah sang adik.
Dika mengernyit. Dia sama sekali tidak berselera melihat jus campuran dari sayur dan buah di hadapannya itu. Jangankan untuk meminumnya, membayangkan rasanya saja pria itu sudah mual.
"Kopi ada nggak?" tanya pria itu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください