webnovel

Beauty And The Beast : Kisah Cinta Dengan Suami Buruk Rupa

Seorang suami yang tampan, cerdas dan kaya raya adalah idaman semua wanita. Jadi kenapa suami Intan begitu jelek dan buruk rupa? Ada banyak desas desus dan kabar miring mengenai Irwan Wijaya, putra ketiga dari keluarga Wijaya itu. Katanya dia seorang pria tua yang buruk rupa, jahat, dan memiliki kelainan seksual. Ternyata memang benar dia buruk rupa! Karena keluarga Intan terlilit hutang besar dan terancam akan dibunuh, Intan dijual ke keluarga Wijaya oleh ayahnya sendiri. Mau tidak mau Intan harus menikahi Irwan, putra keluarga Wijaya yang satu-satunya belum menikah. Menghadapi situasi ini, Intan serasa ingin menggali lubang kuburnya sendiri. Tapi inilah kenyataannya, suami Intan adalah orang yang memiliki wajah begitu jelek, anak kecil akan menangis dan perempuan bisa-bisa pingsan saat melihat wajahnya. Apa yang harus Intan lakukan?

zoccanne · 若者
レビュー数が足りません
420 Chs

Satu Kamar

"Hah?" Intan bingung untuk sesaat, dia menatap Irwan dengan tatapan kosong. Irwan melihatnya sebentar, lalu mengangguk dengan santai dan menjawab pertanyaan ayahnya.

"Tentu saja."

Irwan tidak mengerutkan alisnya, dia menjawab pertanyaan itu dengan kebohongan tapi bisa mengatakannya dengan wajar.

Intan diam-diam memberinya acungan jempol.

Benar saja, Irwan adalah pria dewasa dengan mental yang kuat. Tidak seperti dirinya yang mendapat pertanyaan seperti itu saja sudah membuat kakinya lemah.

Orang tua itu tersenyum dan mengangguk, kilatan cahaya seperti melintas di sepasang mata yang mulai keriput tu.

Orang tua itu tersenyum, bagaimana bisa dia tidak melihat petunjuk bahwa mereka berdua sangat serasi.

Orang tua ini sangat cerdik, sebenarnya dia datang ke sini untuk maksud lain. Dia ingin mendekatkan hubungan antara pasangan muda ini.

Irwan menarik Intan masuk ke kamar tidur. Tapi setelah pintu ditutup beberapa saat, Paman Har tiba-tiba masuk dan mengambil semua selimut dan bantal yang tidak digunakan di lemari. Tapi atas perintah Pak Wijaya, dia hanya meninggalkan satu selimut tipis dan satu bantal.

Pak Wijaya memandangi pintu kamar tidur pasangan itu. Ketika dia memerintahkan Paman Har untuk hanya meninggalkan satu selimut sutra musim panas yang tipis di tempat tidur, senyuman jahilnya muncul di sudut mulutnya.

Pak Wijaya juga berkata, "Kalian berdua harus tidur lebih awal juga. Jangan sampai kedinginan di malam hari. Paman Har, cari dua orang untuk mengangkat sofa dan kursi gantung di balkon. Pindahkan semuanya."

Dengan segera, barang-barang itu dipindahkan dari kamar dan Intan hanya menatap Irwan dengan tatapan kosong.

Irwan hanya membatin kesal dengan perbuatan ayahnya. Ayah, ini jelas cara menghancurkan orang. Sekarang, Irwan tidak mungkin lagi untuk tidur di sofa.

"Sekarang… apa yang harus aku lakukan sekarang?" Intan menatap Irwan dengan sedih.

Irwan tidak mengharapkan orang tua itu melakukan pekerjaan sebaik ini, jadi dia juga tidak bisa berbuat banyak.

Irwan hanya mengangkat alisnya sedikit, lalu dia memutuskan untuk bertindak sesuatu.

Dia samar-samar berkata kepada Intan, "aku akan menjelaskan semuanya kepada ayahku."

Ketika Irwan akan pergi, Intan menghentikannya.

"Tidak perlu. Ayahmu itu sudah sangat baik. Jika dia tahu bahwa kita tidak tidur bersama, apa yang akan dia pikirkan tentang diriku?" Intan sedikit khawatir. Semua orang mengatakan bahwa keluarga kaya ini terlihat harmonis, tetapi sebenarnya keluarga ini menyembunyikan banyak hal.

Jika Intan benar-benar memasuki pintu keluarga Wijaya, Irwan akan menjadi satu-satunya orang yang mendukungnya.

Dia tidak ingin mempermalukan Irwan.

"Jangan khawatir, tidak ada yang berani mengganggumu selama kamu denganku."

Intan tahu bahwa statusnya dalam keluarga ini tidak tinggi, tetapi dia sudah sangat bahagia jika Irwan masih bisa menjanjikan hal ini padanya.

Intan ragu-ragu dan berkata, "Atau ... kamu mau tidur di sini pada malam hari?"

"Tidur bersama?" Irwan mengangkat alisnya sedikit.

Wajah Intan langsung merona ketika dia mendengar ini. Daun telinganya benar-benar berwarna merah.

Tidak ada pilihan lain sekarang, orang tua itu datang menyambutnya dengan bahagia. Jadi Intan tidak bisa melihatnya kembali dengan kecewa.

Intan tidak berani menatap Irwan. Dia hanya berkata dengan gugup, "Um ... hanya, tidur bersama saja, kamu ... kamu tidak boleh main-main."

"Apakah kamu tidak percaya bahwa aku seorang pria sejati?"

Irwan sedikit tercengang mendengar perkataan Intan, tapi dia laki-laki normal. Bagaimana mungkin dia berani menawarkan untuk berbagi ranjang?

"Tentu saja aku percaya!"

Pada awalnya, dia mengambil inisiatif untuk mengabdikan hidupnya untuk menjadi istri Irwan di masa depan. Tetapi Irwan tidak memintanya, jadi kali ini apakah bisa disebut bahwa dia menciptakan gejolak cinta?

"Aku akan menyiapkan piyama untukmu, kamu harus bersiap untuk mandi dulu."

Intan hanya mengira Irwan adalah seekor domba besar. Tapi dia tidak tahu bahwa ada serigala yang tersembunyi di dalam diri Irwan.

Irwan memandangnya dengan tidak percaya. Irwan seperti terkena serangan jantung mendadak. Bukankah seharusnya Irwan terlihat seperti orang jahat saat ini? Bagaimana Intan bisa begitu percaya pada Irwan sehingga dia dengan berani memenuhi harapan liarnya, hanya karena takut merusak citra baik Irwan.

Dia tersenyum pahit dan berkata, "Oke, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seorang pria sejati."

Intan menghela nafas lega ketika dia mendengar ini. Dia benar-benar merasa rendah diri sekarang. Rasa rendah diri ini secara psikologis dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh. Selain itu, dia juga merasa sedih mengingat kondisi Irwan.

Irwan keluar dari kamar mandi dan hanya membungkus tubuh bagian bawah dengan handuk mandi.

Muka Intan tampak langsung memerah. Matanya tidak bisa diam, dia berusaha mengalihkan pandangan matanya.

Meski hal seperti itu sudah dibahas, Intan masih merasa malu melihatnya.

"Kamu, cepat pakai pakaianmu, kalau tidak kamu akan sakit."

Suaranya bergetar sedikit, dan dia tidak berani menatap Irwan.

"Ini seharusnya menjadi preview dulu untuk mempersiapkan pernikahan kita nanti." Irwan menyeringai jahil.

"Ini masih ... Ini masih awal. Aku akan belajar perlahan di masa depan. Jika kamu tidak cepat memakai pakaian, kamu akan benar-benar masuk angin."

Intan mengobrak-abrik isi lemari. Ketika dia menemukan piyama Irwan, dia segera melemparkan piyama itu ke tubuhnya.

Irwan tahu bahwa istri kecilnya itu memiliki wajah yang kurus dan tidak suka hal yang berlebihan, jadi dia langsung memakai pakaian itu di tubuhnya.

"Aku pergi mandi."

Intan melompat dari tempat tidur dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Tapi setelah dia selesai keramas, wajahnya berubah sedih. Intan sibuk menyiapkan piyama untuk Irwan, tapi dia lupa menyiapkan pakaian dalam dan piyama untuk dirinya sendiri.

Dia mengambil satu-satunya handuk mandi lalu menutupi separuh badannya dan bergumam "apa yang harus aku lakukan?"

Dia membuka celah sedikit di pintu kaca buram. Dia mengeluarkan kepala kecilnya dari balik pintu, kulit pipinya memerah. Dia berkata dengan malu-malu: "Um ... Irwan Wijaya, bisakah kamu membantuku mengambilkan pakaianku?"

Ketika Irwan mendongak dari tempat tidur, dia melihat wajah Intan yang memerah seperti ditampar. Dia melihat siluet tubuh yang indah dan anggun terpantul di pintu kaca.

Selama pintu buram itu tidak ditutup, pemandangan indah itu akan terlihat dengan jelas.

Seperti manusia normal, jakun Irwan naik turun ketika melihat pemandangan itu. Dia bisa merasakan ada setan jahat yang bergerak di perut bagian bawahnya.

Apakah gadis ini ... dengan sengaja menyiksa dirinya sendiri?

Dia menarik napas dalam-dalam, matanya menjadi gelap sejenak, menahan nafsu yang naik dan turun.

"Apa yang kamu inginkan?"

"Pakaian dalam ... dan baju tidur."

Saat kata "pakaian dalam" dilontarkan, gigi Intan gemetar.

Intan merasa sangat malu karena dia benar-benar menyuruh Irwan, seorang pria dewasa, pergi mengambil pakaian dalamnya seperti itu!

Intan merasa tidak sabar untuk menggali lubang sekarang. Dia benar-benar ingin mengubur dirinya sendiri.

Irwan mencari dengan teliti di lemari, dan akhirnya menemukan ...

Sebuah celana dalam kecil bergambar kelinci nakal dan juga sebuah bra putih polos tanpa kawat.

Irwan pernah menyentuh tubuhnya sebelumnya, jadi dia tahu bahwa dada Intan tidak besar. Tapi baru sekarang dia menyadari bahwa dadanya memang sangat kecil!

Sepertinya dia akan berkembang dengan baik di masa depan.

Irwan mengambil pakaian itu dan berkata, "Apakah kamu masih anak-anak? Masih mengenakan pakaian dalam dengan pola yang begitu naif?"

"Mana yang naif, kelinci nakal juga sangat lucu, tahu?"

Dia sangat malu dan sangat kesal. Dia hanya memelototi Irwan yang mengucapkan kata-kata itu dan langsung mengambil pakaiannya.

Karena emosi, Intan bahkan lupa menutup pintu kamar mandi.

Dia membalikkan tubuhnya memunggungi Irwan dan segera mulai mengenakan pakaian.

"Huh, aku tidak tahu bagaimana harus berkata dengan baik. Apakah dia harus mengejekku karena punya selera yang buruk?"

Setelah selesai memakai pakaiannya dengan marah, dia berbalik dan hendak keluar. Tiba-tiba Intan terperanjat kaget. Dia baru mengetahui bahwa pintu itu tidak ditutup dengan benar. Sedangkan Irwan berada di luar melihatnya dari tadi.

Intan memiliki tubuh yang sangat ramping dan tidak ada lemak berlebih di tubuhnya.

Kulitnya halus dan putih. Punggungnya yang indah terlihat seperti kain satin.

Meskipun pinggulnya belum terlalu terbentuk, pinggul itu terlihat lembut. Jika disentuh dengan tangan seharusnya tidak terlalu buruk.

Selain itu, kakinya yang jenjang terlihat sangat menarik perhatian.

Istri mudanya bukan bocah kecil, tetapi dia belum sepenuhnya dewasa dan untuk itu Intan membutuhkan bantuan Irwan.

"Kamu ... bagaimana kamu bisa mengintip?"

"Pintunya terbuka. Kupikir kamu berinisiatif untung mengundang nafsuku. Kamu seharusnya bersikap sopan. Kamu juga menatapku sekarang. Aku tidak melihat lama. Seharusnya tidak apa-apa"

Senyuman tipis tergantung di sudut mulut Irwan, seperti melunakkan keangkuhan kata-katanya. Sekarang senyuman itu membuatnya tampak sedikit hangat.

Tapi dia jelas-jelas berkata seperti orang yang mesum. Sekarang Intan harus serius, tidak boleh ada pelanggaran seperti ini lagi!